TKN Prabowo-Gibran Nilai Film Dirty Vote Bernada Fitnah, Masyarakat Jangan Terprovokasi

By Indonesia Maritime News 12 Feb 2024, 19:31:31 WIB Politik
TKN Prabowo-Gibran Nilai Film Dirty Vote Bernada Fitnah, Masyarakat Jangan Terprovokasi

Keterangan Gambar : Habiburokhman (kedua dari kiri) Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran memberi keterangan pers. Foto: ist



Indonesiamaritimenewa.com (IMN), JAKARTA: Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Rakabuming Raka, menilai film Dirty Vote sebagai fitnah dan tidak ilmiah. Film tersebut dinilai sengaja diluncurkan di masa tenang Pemilu 2024.

Keterangan tiga pakar hukum tata negara dalam film tersebut, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari dinilai tidak ilmiah dan lemah secara argumen.

Baca Lainnya :

Wakil Ketua TKN, Habiburokhman dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (11/2/2024)  mengatakan film itu diluncurkan karena cara-cara yang fair untuk bertarung secara elektoral sudah tidak mampu dilakukan.

"Kami hari ini konferensi pers beredarnya soal yang disebut film judulnya Dirty Vote yang sejak kemarin ringkasannya beredar. Tapi baru tadi jam 11-an ada versi utuh kita bisa tonton dan lihat ya," kata Habiburokhman.

"TKN menanggapi sebagai berikut, bahwa di negara demokrasi semua orang memang bebas menyampaikan pendapat. Namun perlu kami sampaikan bahwa sebagian besar yang disampaikan dalam film tersebut adalah sesuatu bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif dan sangat tidak ilmiah," urai politisi Gerindra ini.

TKN mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut,  sepertinya ada tendensi keinginan untuk mendegradasi Pemilu ini. Habiburokhman mengatakan, rakyat pasti bisa menilai bahwa tokoh yang sering disebut di film tersebut, yakni Presiden Jokowi, sangat berkomitmen dalam menegakkan demokrasi.

"Kami menyarankan kepada rakyat untyk tetap tenang, tidak terhasut dan tidak terprovokasi dengan narasi kebohongan dalam film tersebut serta tidak melakukan pelanggaran hukum. Kita harus pastikan Pemilu 2024 berlangsung damai, luber dan jurdil," urai Habiburokhman.

Ia mengatakan, ada tiga hal disoroti secara khusus. Pertama pernyataan dari Feri Amsari yang mengatakan ada penunjukan 20 kepala daerah dari 20 provinsi dikaitkan dengan DPT 140 juta suara dikaitkan dengan ekuivalen lebih dari setengah jumlah pemilih di seluruh Indonesia.

'Ini sangat tidak ilmiah dan tidak masuk akal. Susah sekali kita mencernanya," kata Habiburokhman.

KEDUA

Hal kedua yang disoroti adalah keterangan Bivitri Susanti, yang menyebutkan ia mau terlibat dalam film tersebut karena banyak orang yang akan makin paham bahwabtelahbterjadi kecurangan luar biasa.

"Pernyataan tersebut benar-benar tidak mendasar karena tidak disebut kecurangan yang mana, apa buktinya dan bagaimana status pelaporannya," tanya Habiburokhman. "Kalau kita bicara kecurangan maka harus faktual," sambung anggota Komisi III DPR RI ini.

Yang ketiga, pernyataan Zainal Abidin Mochtar yang menyebutkan kepala desa lewat forum ABDESI digunakan untyk memenangkan paslon tertentu. TKN menilai pernyataan tersebut tidak mendasar. Karena tidak disebut di kasus mana kepala desa itu sudah kerja, lalu memastikan warga desanya memilih paslon tertentu.

"Kalau kita bicara hukum maka kota bicara sesuatu yang faktual," tegas Habiburokhman.

"Jadi saya pikir, memang film ini sengaja didesain, diluncurkan di masa tenang ini, karena cara-cara yang fair untuk bertarung secara elektoral sudah tidak mampu mereka lakukan. Kalau tidak suka dengan salah satu paslon, kan ini event pemilu, ya kita dukung paslon yg lain kita lakukan dengan cara-cara yang sesuai koridor elektoral,” kata Habiburokhman.

"Kami yakin ini pasti nggak laku di hati rakyat. Rakyat sudah tahu, apa yang harus mereka lakukan tanggal 14 Februari mendatang,” tandasnya.

Catatan indonesiamaritimenews.com film Dirty Vote, sebuah film dokumenter dari tiga pakar hukum tata negara mengungkap dugaan kecurangan Pemilu 2024. Film ini berisi tiga pandangan dari ahli hukum tata negara antara lain, Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar yang tayang pada Minggu (11/2/2024). (Bow/Oryza)





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook