- Keselamatan Pelayaran Jadi Prioritas, Kemenhub Bagikan E-Pas Kecil dan Life Jacket ke Nelayan
- KKP: Hingga Oktober 2024, Produksi Perikanan dan Rumput Laut 18,26 Ton, Penerimaan Meningkat
- Omah Sinau, Desa Energi Berdikari Binaan PTK Kelola 31,5 Ton Sampah, Jadi Pusat Edukasi
- Kerahkan Kapal Perang, TNI AL Himpun Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Erick Thohir Angkat Heru Widodo Jadi Dirut ASDP, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi Baru
- Ikan Paus Sperma 17 Meter Mati Terdampar di Pantai Sumba Timur NTT Dimusnahkan
- Food Safety Jadi Isu Global, KKP Gandeng Norwegia Tingkatkan Mutu Produk Perikanan
- Bantu Pengungsi Letusan Gunung Lewotobi, KKP Kirim 1,8 Ton Ikan, Makanan dan Pakaian
- Bangun Depot Ketiga di Surabaya, CMA CGM Perluas Jangkauan di Indonesia
- Pelindo Gandeng Jamdatun Kejaksaan Agung, Bisnis Integritas Tinggi
Menteri Perdagangan Katakan Ongkos Logistik Indonesia Bisa Turun Jadi 16 persen
Keterangan Gambar : Foto: Acara diskusi virtual Gambir Trade Talk 2022
Indonesiamaritimenews.com ( IMN),JAKARTA: Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi mengatakan ongkos logistik Indonesia bisa turun menjadi 16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2024 mendatang. Ia optimistis hal tersebut bisa terwujud seiring dengan pembangunan infrastruktur yang masif di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Hal ini dinyatakan Mendag Lutfi dalam acara Gambir Trade Talk dengan tema ‘Retrospeksi Kinerja Perdagangan 2021 dan Resolusi 2022’, Rabu (23/2/2022) yang berlangsung secara secara virtual.
Mendag mengatakan, ketika Jokowi pertama kali menjabat sebagai presiden pada 2014, ongkos logistik RI masih di level 26 persen dari PDB. Lalu saat memasuki periode kedua dari 2019 hingga 2022, ongkos logistik turun menjadi 23 persen dari PDB.
Baca Lainnya :
- Polda Sumut Sebut Temuan 1,1 Juta Kg Minyak Goreng di 3 Gudang, Bukan Kasus Penimbunan0
- Pipa Bocor, Pabrik Kimia di Cilegon Meledak0
- Akhirnya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Akuisisi PT Jembatan Nusantara0
- Investasi bodong Viral Blast Global Rp540 Miliar Dibongkar Bareskrim Polri0
- 2 Nenek Cantik Gantian Gendong Bayi Aurel-Atta Halilintar0
"Tetapi nanti menjelang akhir dari pada jabatan beliau di masa jabatan 2024, itu akan turun menjadi 17 persen hingga 16 persen," kata Lutfi. Mendag percaya, selain pembangunan infrastruktur, perkembangan teknologi digital juga dapat menjadi faktor penekan ongkos distribusi dan logistik di Indonesia.
Dalam beberapa kesempatan, Mendag mengatakan biaya logistik sering dikeluhkan oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Menurut Lutfi, biaya logistik di Indonesia masih tinggi karena beberapa faktor. Antara lain proses pembelian atau pengiriman barang dilakukan secara ‘end to end’ atau dari ujung ke ujung antara penjual dan pembeli, terutama di wilayah timur Indonesia. Hal ini menyebabkan tidak adanya subsidi dalam pembiayaan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga kerap mengatakan ongkos logistik Indonesia masih mahal jika dibanding rata-rata dunia yang sebesar 13 persen dari PDB. Akibatnya, biaya logistik Indonesia kurang bersaing dengan negara lain. Salah satu penyebabnya, fasilitas infrastruktur di dalam negeri masih minim.( Fat/Oriz)