- Asah Naluri Tempur, Prajurit KRI Kapak-625 Latihan Penembakan Meriam di Laut Maluku
- KKP Kembangkan Sistem Pelacakan Hasil Perikanan Berstandar Global
- Masyarakat Berperan Aktif Berantas Illegal Fishing di Natuna Utara
- 126 Liter Miras Cap Tikus Disita TNI AL di Pelabuhan Nusantara Tahuna
- Lulusan Satuan Pendidikan Kelautan dan Perikanan Jangan Takut Nganggur, Ini Strategi KKP
- KKP Percepat Perizinan Industri Hulu Migas, Ini Tujuannya
- Indonesian Cultural Day, Satgas MTF TNI Konga Kenalkan Budaya dan Kuliner Nusantara ke Pelajar Leban
- Pidato di SPIEF 2025 Rusia, Presiden Prabowo Suarakan Kolaborasi Hadapi Geopolitik Global
- Layani Rute Singapura, IPC TPK Tambah Armada Baru Perkuat Layanan Logistik
- ASEAN Ports and Logistics 2025, Pelindo Dorong Sinergi Maritim Asia Tenggara
Menteri Perdagangan Katakan Ongkos Logistik Indonesia Bisa Turun Jadi 16 persen

Keterangan Gambar : Foto: Acara diskusi virtual Gambir Trade Talk 2022
Indonesiamaritimenews.com ( IMN),JAKARTA: Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi mengatakan ongkos logistik Indonesia bisa turun menjadi 16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2024 mendatang. Ia optimistis hal tersebut bisa terwujud seiring dengan pembangunan infrastruktur yang masif di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Hal ini dinyatakan Mendag Lutfi dalam acara Gambir Trade Talk dengan tema ‘Retrospeksi Kinerja Perdagangan 2021 dan Resolusi 2022’, Rabu (23/2/2022) yang berlangsung secara secara virtual.
Mendag mengatakan, ketika Jokowi pertama kali menjabat sebagai presiden pada 2014, ongkos logistik RI masih di level 26 persen dari PDB. Lalu saat memasuki periode kedua dari 2019 hingga 2022, ongkos logistik turun menjadi 23 persen dari PDB.
Baca Lainnya :
- Polda Sumut Sebut Temuan 1,1 Juta Kg Minyak Goreng di 3 Gudang, Bukan Kasus Penimbunan0
- Pipa Bocor, Pabrik Kimia di Cilegon Meledak0
- Akhirnya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Akuisisi PT Jembatan Nusantara0
- Investasi bodong Viral Blast Global Rp540 Miliar Dibongkar Bareskrim Polri0
- 2 Nenek Cantik Gantian Gendong Bayi Aurel-Atta Halilintar0
"Tetapi nanti menjelang akhir dari pada jabatan beliau di masa jabatan 2024, itu akan turun menjadi 17 persen hingga 16 persen," kata Lutfi. Mendag percaya, selain pembangunan infrastruktur, perkembangan teknologi digital juga dapat menjadi faktor penekan ongkos distribusi dan logistik di Indonesia.
Dalam beberapa kesempatan, Mendag mengatakan biaya logistik sering dikeluhkan oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Menurut Lutfi, biaya logistik di Indonesia masih tinggi karena beberapa faktor. Antara lain proses pembelian atau pengiriman barang dilakukan secara ‘end to end’ atau dari ujung ke ujung antara penjual dan pembeli, terutama di wilayah timur Indonesia. Hal ini menyebabkan tidak adanya subsidi dalam pembiayaan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga kerap mengatakan ongkos logistik Indonesia masih mahal jika dibanding rata-rata dunia yang sebesar 13 persen dari PDB. Akibatnya, biaya logistik Indonesia kurang bersaing dengan negara lain. Salah satu penyebabnya, fasilitas infrastruktur di dalam negeri masih minim.( Fat/Oriz)
