- Kasal Meletakkan Batu Pertama, Pembangunan ke-3 Yasbhum Bagi Anak Keluarga TNI AL yang Gugur
- KSOP Kelas IV Kalianget Bagi-bagi Life Jacket ke Nelayan
- Kemenhub Bentuk Maritime Coordination Center, Ini Fungsinya
- KKP Menggadang-gadang Susu Ikan Minuman Protein Tinggi, Bisa Dibikin Cilok
- PON XXI Aceh-Sumut 2024, KM Kelud Jadi Hotel Terapung Gratis
- 10 Negara Menimba Ilmu Budidaya Nila dan Lele dari Indonesia
- Kekuatan Kapal Selam Kunci Amankan Perairan RI, Kasal: Wujudkan TNI AL Modern dan Berdaya Gentar
- HUT ke 79 TNI AL di Atas Kapal Perang Dipimpin Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto
- Tanjung Priok Bikin Presiden Zanzibar Kesengsem, Kerja Sama Maritim dengan Pelindo
- Pelindo Mengajar Menyasar SMAN 13 Jakarta, Drajat Sulistyo: SDM Bagus, Perusahaan Maju
Layani Logistik Impor Gula, SPSL Dukung Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan
Keterangan Gambar : PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) melayani kegiatan impor gula guna mendukung stabilisasi pasokan dan harga pangan. Foto: Humas SPSL
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) sebagai Subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo telah melayani kegiatan logistik gula impor. Layanan diberikan kepada PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebanyak lebih dari 20.000 M/T sejak Januari 2024 hingga saat ini.
Senior Vice President Sekretariat Perusahaan SPSL, Kiki M Hikmat mengatakan, SPSL melalui anak
perusahaannya, PT Multi Terminal Indonesia dan PT Prima Indonesia Logistik sedang melayani kegiatan
logistik berupa Handling petikemas impor Gula Kristal Putih (GKP), warehousing, dan delivery di Jakarta
dan Belawan.
Mengutip ungkapan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, pengadaan gula impor
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang biasanya permintaan
(demand) meningkat pada momentum HBKN, sementara musim giling tebu baru akan mulai sekitar bulan Mei.
Sehingga ketersediaan gula masih harus ditopang dari luar untuk menjaga harga di pasaran bisa tetap berjalan sesuai dengan Perbadan 11 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian Di Tingkat Produsen Dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen (HAP) untuk Komoditas Gula Konsumsi sebesar Rp 13.500/kg.
Berdasarkan perhitungan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2023 dari kebutuhan nasional 3,4 juta ton, diperkirakan produksi nasional mencapai 2,6 juta ton, sementara masih terdapat carry over dari tahun 2022 sebesar 1,1 juta ton. Sehingga masih diperlukan pengadaan 900 ribu ton agar di akhir tahun masih terdapat stok 1,2 juta ton, dan kebutuhan gula pada momentum HBKN dapat terpenuhi dengan cukup.
Lebih lanjut Kiki menjelaskan, sejak Januari 2024 SPSL Group telah melayani kegiatan logistik untuk impor Gula Kristal Putih (GKP) yang berasal dari Thailand, Malaysia, India, dan Brazil. Di Jakarta, SPSL Group melayani kegiatan handling petikemas dan warehousing di Halal Logistics & Cold storage (HLC)
sekitar 13.340 M/T (516x20ft).
Baca Lainnya :
- Tingkatkan Kapasitas Curah Kering di Dumai, Pelindo Tambah 2 Unit Mini Bulldozer0
- SPSL Berbagi Ribuan Sembako, Warga: Semoga Berkah bagi Pelindo Group0
- Ini Pemandu Kapal Pesiar MS Coral Geographer Sandar di Pelabuhan Makassar0
- SPSL Siap Layani Arus Mudik Lebaran 2024, Jalan Tol Cibitung-Cilincing Diskon Tarif0
- Pelindo Multi Terminal Santuni Anak Yatim, Bagi-bagi Takjil dan Sembako0
Sedangkan di Belawan, SPSL Group melayani kegiatan handling petikemas
dan delivery sekitar 9.900M/T (380x20ft). Dalam proses bongkar muat, SPSL akan terus berupaya untuk memberikan service excellence dan selalu mengedepankan aspek HSSE (Health, Safety, Security & Environment) atau K3 serta menerapkan Sistem
Manajemen Terintegrasi.
Kiki menambahkan, dukungan perusahaan terhadap impor gula ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi layanan bidang logistik SPSL Group, dengan competitive advantage yang dihadirkan melalui konektivitas ke pelabuhan sehingga dapat menghadirkan jaringan ekosistem logistik nasional secara endto-end dan terintegrasi guna memberikan layanan yang lebih efektif dan efisien.
“SPSL optimis kinerja perusahaan dapat terus tumbuh seiring dengan optimisme Pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ini diharapkan dapat mendorong proyek pembangunan di berbagai industri kembali menggeliat sehingga berdampak pada peluang pendapatan perusahaan,” tutup
Kiki. (Riz/Oryza)