- BUMN Learning Festival Roadshow Perdana di Medan, Sukses Digelar Pelindo
- Program Eduwisata Pelindo Regional 2 Dukung Kemandirian Produktifitas Pondok Pesantren Ruhama
- Tiga Tahun Merger, Aset Pelindo Naik 6 % Tembus Rp 123 T Semester I Tahun 2024
- Pelindo Hadirkan Marina Kelas Dunia di Pelabuhan Benoa, Menyediakan 180 Dermaga
- Ratusan Butir Peluru dan Magazen Ditemukan Satgas Lantamal X Mengapung di Laut
- Kurir Narkoba Diringkus, 600 Gram Ganja Disita Prajurit Yonmarhanlan X Jayapura
- Ini Pengurus Pusat Corps Alumsi AMC Hasil Munas III Palangkaraya
- Perdana, 50 Yachters 11 Negara Sandar di BMTH Pelindo
- Presiden Jokowi Dianugerahi Brevet Hiu Kencana di Kapal Perang KRI RJW-992
- Juara Tenis Meja Empat Purnawirawan TNI AL, Tekuk Tim Pemuda, Pantas Dapat Reward Ketum PPAL
84,75 Kg Kokain Dilempar Mafia ke Laut, Tim F1QR TNI AL Sigap Bergerak
Keterangan Gambar : Panglima Komando Armada RI (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengungkapkan, Keberhasilan penggagalan penyelundupan 84,75 kilogram kokain di Perairan Pulau Berhala merupakan hasil kerja sama informasi yang didapatkan oleh TNI AL bersama stakeholder terkait seperti Polri, BIN, BAIS, dan BNN.Foto: Dispenal.
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Jajaran TNI AL tegas berkomitmen menyelamatkan masa depan anak bangsa dari ancaman narkoba. Salah satu operasi yang baru saja dilakukan adalah menggagalkan penyelundupan 84,75 kilogram kokain di Perairan Pulau Berhala.
Panglima Komando Armada RI (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengungkapkan, Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama informasi yang didapatkan oleh TNI AL bersama stakeholder terkait seperti Polri, BIN, BAIS, dan BNN.
Baca Lainnya :
- 30 Koli Kosmetik Ilegal Diangkut Speed Boat Aerox, Gagal Diselundupkan, Diciduk Tim SFQR TNI AL0
- Sabu Dikendalikan Jaringan Internasional, Gagal Masuk Mandar Terendus TIM Gabungan TNI AL0
- Mau Naik Kapal Bawa Ganja, Mahasiswa Diciduk Prajurit TNI AL0
- Nekat Beraksi, Komplotan Maling Sparepart Kapal Diringkus Tim F1QR TNI AL0
- Disergap Tim F1QR Lantamal Padang dan Bengkulu, Penyelundupan Baby Lobster Rp850 Juta Gagal0
Pangkoarmada RI mengatakan, TNI AL berkomitmen mencegah masuknya narkoba ke Indonesia. Dalam penjelasannya di Mako Koarmada RI, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada Kamis (19/9/2024) Laksdya TNI Denih Hendrata didampingi oleh sejumlah pejabat.
Para pejabat yang hadir antara lain Asintel Kasal Laksda TNI Akmal, Pangkoarmada I Laksda TNI Yoos Suryono, Pangkoarmada II Laksda TNI Ariantyo Condrowibowo, Asintel Koarmada RI Laksma TNI Iwan serta Deputi Pemberantasan Narkoba BNN RI Irjen Pol I. W. Sugiri.
Keberhasilan mengungkap kasus besar ini ditorehkan para prajurit dari Satuan Fleet 1 Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Asahan (TBA) dan Lantamal I Belawan. Tim yang berhasil mengamankan 2 paket besar narkoba jenis kokain di sekitar Perairan Pulau Berhala.
KOKAIN TERAPUNG
Kronologis kejadian beraeal pada Senin 16 September 2024 Pukul 09.30 WIB saqt Kapal Angkatan Laut (KAL) Pandang I-1-72 melaksanakan Patroli di sekitar Perairan Pulau Berhala. Salah satu anggota Divisi Jaga Laut melihat benda terapung secara visual dengan menggunakan teropong dengan jarak sekitar 1.5 Mil selanjutnya melaporkan ke Komandan KAL Pandang.
Selanjutnya Pukul 09.45 WIB, Komandan KAL Pandang memerintahkan tim pemeriksa menurunkan sekoci untuk memeriksa barang tersebut, kemudian diangkut menuju kapal. Setelah diperiksa, ditemukan di dalam bungkusan tas hitam tersebut ada bungkusan kecil. Bungkusan ini tertutup plastik kedap dilapisi plastik kondom karet bewarna hitam. Di dalamnya ternyata berisi paket-paket benda padat berwarna putih.
Barang bukti temuan tersebut lalu diverifikasi di hadapan Danlantamal I Belawan Brigjen TNI Mar Jasiman Purba di Mako Lantamal I Belawan, Sumatera Utara. Kuat dugaan barang tersebut adalah kokain yang saat ditimbang berat totalnya mencapai 84,75 Kg.
Secara rinci benda tersebut terdiri dari 74 bungkus, setiap bungkus rata-rata berisi diatas 1 kg yakni; 1,05 sebanyak 1 bungkus, 1,10 sebanyak 10 bungkus, 1,15 Kg sebanyak 59 bungkus, 1,20 kg sebanyak 3 bungkus dan 1,25 kg sebanyak 1 bungkus.
SABU MALAYSIA
Selain penemuan narkoba diduga jenis kokain di sekitar Perairan Pulau Berhala, jajaran TNI AL pada Selasa 17 September 2024 pukul 10.00 WITA juga mengamankan narkoba jenis sabu di Nunukan. Sabu dari Malaysia tersebut diamankan di Posal Sei Pancang Lanal Nunukan.
Barang bukti yang disita jumlahnya 1.065 gram dengan rincian; paket ukuran besar berat bruto 516 gram dan 11 paket ukuran sedang 50 gram total 548 gram.
Kasus ini terungkap berawal saat prajurit Posal Sei Pancang Lanal Nunukan mendapat informasi dari tim Second Fleet Quick Response (SFQR) Lanal Nunukan tentang akan ada penyelundupan narkoba jenis sabu dari Malaysia tujuan Tarakan.
Berdasarkan informasi tersebut, prajurit Posal Sei Pancang Lanal Nunukan melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap setiap speedboat penumpang tujuan Tarakan.
Pada saat pemeriksaan barang, salah satu penumpang speedboat Bunyu Expres terlihat mencurigakan. Penumpang tersebut lalu izin untuk naik ke Dermaga Posal dan tidak jadi ikut naik speedboat. Ketika dihampiri, ia langsung kabur lalu terjun ke laut pada saat pengejaran. Setelah diselamatkan, kemudian tas miliknya yang ditinggal di speedboat diperiksa dan ditemukan satu bungkus teh warna hijau yang diduga berisi sabu.
Barang bukti yang diamankan antara lain satu bungkus plastik ukuran besar warna hijau berisi narkoba jenis sabu-sabu 1.065 gram, KTP, tas pinggang warna hitam, satu HP Android merk Samsung A15 beserta carger. Barang lainnya yaitu satu buah Air Phone, handset, dompet berwarna cokelat, sebotol parfum J Rosee, korek api dan uang Rp 2.533.000 dan uang Malaysia sebesar RM 100.
Pangkoarmada RI menyebutkan, kegiatan ini menggambarkan bahwa TNI AL konsisten dengan tugas pokoknya. Kasus ini juga menunjukkan betapa rentannya penyelundupan narkoba ke wilayah NKRI. Kewaspadaan harus ditingkatkan karena kita dihadapkan kepada konstelasi geografi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Tanpa kerjasama informasi, tanpa kerjasama operasi tentu tidak akan bisa dilaksanakan.
“Kita akan pertebal bergantung dari bagaimana kemampuan kita bisa mengembangkan dari sisi teknologi, untuk bisa memantau setiap spot yang ada di laut. Karena kita punya banyak kapal perang dan kita juga punya teknologi yang di bawah puskodal masing-masing wilayah. Untuk itu harus ditingkatkan juga dengan kerjasama puskodal dari masing-masing institusi termasuk dari BNN sendiri,” tandasnya. (Arry/Oryza)