- Satgas MTF Konga XXVIII-P UNIFIL 2024 Tunaikan Tugas PBB Ke Lebanon, Ini Pesan Kasal
- PTP Nonpetikemas Peduli Masyarakat, 200 Bocah Sunatan Massal, Pulang Bawa Santunan
- Nataru 2024-2025, Pelindo Siaga Kondisi Darurat di Pelabuhan Makassar
- Lestarikan Ekosistem, IPC TPK Lepas 5.150 Benih Ikan Patin di Sungai Musi
- Pelindo Regional 2 Gelar Sunatan Massal, Peserta Dibukakan Rekening Menabung
- Aktif Perangi Narkoba, Lantamal XIII Tarakan Raih Penghargaan dari BNN
- KRI Hampala 880 dan KRI Lumba Lumba 881, Kasal: Gesit dan Tangguh Jaga Perbatasan
- Ini Potret Kinerja TPK Koja 2024, Trend Keuangan dan Operasional Tumbuh Positif
- Kasal Resmiksan KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881, Ini Spesifikasinya
- FTF Sabotase Jalur Perdagangan Dabo Singkep, Diserbu 3 Satuan Pasukan Elit TNI AL
Top! TNI AL Kini Punya Kapal Penyapu Ranjau Canggih
Keterangan Gambar : Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali memimpin acara Delivery dua unit Mine Counter Meassure Vessel (MCMV) KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 bertempat di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder - Bremen, Jerman. Foto: Dispenal
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: TNI Angkatan Laut (TNI AL) kini resmi miliki dan mengoperasikan kapal perang penyapu ranjau canggih. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali memimpin acara Delivery dua unit Mine Counter Meassure Vessel (MCMV) KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 bertempat di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder - Bremen, Jerman, Jumat, (26/5/2023).
Dalam acara tersebut, dilaksanakan upacara pengibaran bendera Indonesia diiringi lagu Indonesia Raya di atas kapal. Hal ini sebagai identitas bahwa Kapal Perang tersebut adalah berbendera dan milik negara Indonesia.
Setelah Kasal secara resmi menyatakan masuknya kedua KRI ini ke jajaran TNI AL, selanjutnya Ny. Fera Muhammad Ali memotong kedua tali sebagai tanda resminya kedua kapal tersebut siap berlayar dan dioperasikan ke berbagai medan penugasan.
Baca Lainnya :
- 60 Hari KRI Spica-934 Arungi Samudera, Ekspedisi Jala Citra 3-2023 Flores Sukses0
- TNI AL dan TNI AU Kolaborasi Latihan Counter Sea Tactic 20230
- TNI AL Gandeng Pelindo Kerjasama Tingkatkan Pelayanan Masyarakat0
- LIMA Exhibition 2023 Malaysia, Kasal Bahas Kerja Sama dengan Pemimpin Angkatan Laut Dunia0
- Begini Kegiatan Jam Komandan di Satlinlamil 2 Surabaya0
Kapal penyapu ranjau berjenis MCMV yang dinamakan dengan nama-nama pulau di Provinsi Papua ini mampu bekerja baik di laut dangkal maupun laut dalam dan pelaksanaan pemotongan baja pertama (first steel cutting) dilakukan pada tanggal 26 November 2020 lalu.
Tujuan dari pengadaan kedua KRI tersebut tak lepas karena masih banyaknya ranjau laut peninggalan perang dunia ke dua di laut Indonesia. Di samping itu juga karena dinamisnya perkembangan teknologi persenjataan ranjau saat ini
Diharapkan dua KRI penyapu ranjau milik TNI AL ini dapat dioperasikan untuk menjaga perairan Indonesia agar tetap aman, bebas dari gangguan serta ancaman senjata bawah air terutama ranjau. Kedua kapal itu juga akan dioperasikan untuk membersihkan perairan Indonesia yang masih memiliki potensi bahaya ranjau.
TEKNOLOGI CANGGIH
Kapal perang terbaru TNI AL ini mempunyai beberapa kecanggihan karena dilengkapi dengan teknologi peperangan ranjau modern dibandingkan kapal buru ranjau yang telah dioperasionalkan TNI AL saat ini.
Kedua kapal ini menggunakan bahan baja non-magnetik serta memiliki degaussing system yaitu sistem untuk mengurangi kemagnetan kapal serta dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 memiliki dimensi yang lebih besar dengan panjang 61,4 meter dan lebar 11,1 meter. Kedua kapal tersebut juga didukung dengan peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air serta memiliki Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk mengidentifikasi dan menetralisir ranjau.
Keduanya juga dilengkapi AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air dan USV (Unmanned Surface Vessel) yakni kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.
Untuk kesiapan pengawak kedua KRI ini, TNI AL bahkan juga telah melaksanakan seleksi sebelumnya. Hal ini merupakan langkah nyata TNI AL dalam membangun organisasi yang professional dan accountable yakni secara berkelanjutan menyiapkan sumber daya manusia yang berkompeten dibidangnya, salah satunya menyiapkan personel melalui pendidikan dan pelatihan sebagai pengawak KRI untuk mengikuti pelatihan selama 39 hari bertempat di Jerman. (Ary/Oryza,)