- Pertemuan Akrab Presiden Prabowo dan Presiden Putin di Rusia, Ini yang Dibahas
- Kapal Filipina Maling Ikan Diciduk KKP, Modus Tebar 21 Rumpon, Bahayakan Pelayaran
- Gandeng Itera, ASDP Bangun Kolam Retensi di Pelabuhan Bakauheni, Ini Fungsinya
- Ya Ampun.. Pulau Cantik di Kepri Nyaris Plontos Gegara Ditambang, Begini Langkah KKP
- Jempol, Penyelam Konvensional PSDKP Potong Tali Rumpon Ilegal Asing Kedasar Laut
- Tiba di Federasi Rusia, Presiden Prabowo Akan Bertemu Presiden Vladimir Putin
- Program Kampung Nelayan Merah Putih, KKP Kerahkan Ribuan Penyuluh Perikanan
- KKP Rampungkan Penyidikan 6 Kasus Kapal Ikan Vietnam dan Filipina, Siap Disidangkan
- Presiden Prabowo Turun Tangan, 4 Pulau Diputuskan Milik Provinsi Aceh
- Terima Pembekalan dari Kasal, Ini 3 Calon Athan RI di India, Australia dan Jepang
NTT Dipilih Jadi Lokasi Modeling Garam, Ini Alasan KKP

Keterangan Gambar : Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, bersama tim teknis dari KKP dan perwakilan PT Garam meninjau sejumlah lokasi di NTT untuk menjadi lokasi pembangunan modeling garam. Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Kementerian Kelautan dan Perikanan segera membangun modeling pergaraman di wilayah Nusa Tenggara Timur. Lokasi tersebut dipilih karena kondisi air yang baik, juga musim panas yang cukup panjang.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, bersama tim teknis dari KKP dan perwakilan PT Garam meninjau sejumlah lokasi di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang, yang direncanakan menjadi lokasi pembangunan modeling garam.
Baca Lainnya :
- Genjot Ekspor Perikanan, KKP Gandeng Pemda dan BUMN0
- PT Terminal Teluk Lamong Catatkan Rekor Ship to Ship 34 Menit0
- Libur Lebaran 2025 Ekspor Perikanan RI Tembus Rp1 Triliun, Sumut Paling Rajin0
- Indonesia-Inggris Kuatkan Kerja Sama Kelautan dan Perikanan0
- Seminar Nasional dan Rakernas Dewan Komisaris BPD Se-Indonesia, Ini yang Dibahas0
Di Kabupaten Sabu Raijua, ada tiga lokasi yang dikunjungi, yaitu Desa Menia (Kecamatan Sabu Barat), Desa Bodae (Sabu Timur), dan Desa Deme (Sabu Liae). Sementara di Kabupaten Kupang, peninjauan difokuskan di Desa Bipoli dan Oetata, Kecamatan Camplong, yang telah dikelola oleh PT Garam.
“NTT memiliki iklim panas yang stabil dan cocok untuk produksi garam. Kondisinya mirip dengan kawasan Dampier di Australia Barat. Ini membuat NTT sangat potensial untuk menjadi lokasi modelling tambak garam dengan target produktivitas 200 ton per hektare,” ujar Koswara dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Kamis (24/4).
Selain potensi alam, aspek sosial-budaya, kejelasan status lahan dan kesiapan infrastruktur, juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan kelayakan pengembangan lahan garam terintegrasi di Nusa Tenggara Timur.
Peninjauan ini merupakan awal dari langkah konkret KKP dalam membangun model ekstensifikasi tambak garam di wilayah-wilayah strategis agar mampu memenuhi target kebutuhan nasional. Hasil peninjauan ini akan melengkapi analisis dan evaluasi KKP dalam menentukan lokasi pembangunan modeling garam dengan skema ekstensifikasi.
Pembangunan modeling ekstensifikasi bertujuan untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam lokal dalam mewujudkan swasembada garam di tahun 2027. Kebutuhan garam nasional per tahunnya mencapai 4,9 juta - 5 juta ton untuk konsumsi, industri, peternakan dan perkebunan, water treatment, hingga pengeboran minyak. Pengelolaan model ini akan melibatkan pemerintah pusat, pemda dan pelaku usaha melalui skema ekonomi yang disepakati.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya lompatan nyata untuk memajukan industri garam nasional agar semakin mandiri dan berdaya saing tinggi. Selain pembangunan modeling ekstensifikasi, produktivitas garam nasional juga akan didongkrak oleh strategi intensifikasi yakni memaksimalkan tambak garam rakyat yang sudah ada. (Arry/Oryza)
