- Genjot Ekspor Perikanan, KKP Gandeng Pemda dan BUMN
- KKP: Perempuan Berperan Penting dalam Pembangunan Pesisir & Pulau-Pulau Kecil
- Ketahuan Maling Ikan di Perairan Sebatik, Kapal Malaysia Dibekuk KKP
- Digitalisasi dan Efisiensi Sumber Daya Alam Dinilai Signifikan, TTL Raih ISO 14001:2015
- Pasca Macet Parah, Lalin di Priok Sudah Pulih, Dirut Pelindo: Solusinya, Bangun Jalan Baru
- Nelayan Tolak VMS, KKP: Banyak Manfaat, Pemilik Bisa Pantau Kapalnya Sendiri di Laut
- Kapal KM Lombok Tabrak Karang di Pulau Deli Banten, 11 ABK Diselamatkan Satgas Marinir
- Kebakaran Melumat Permukiman Warga, Prajurit TNI AL dan Tim SAR Gabungan Padamkan Api
- Kaos Kesehatan Relive Wear Inovasi Jepang, Lancarkan Peredaran Darah dan Cegah Penyakit
- Rute Bengkulu-Enggano Kembali Dibuka, ASDP: Dukung Mobilitas dan Koneksitas antar Pulau
Optimisme Trenggono, Perikanan Modern dan Mandiri Terwujud Tahun 2024

Keterangan Gambar : Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono (kiri). Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan, perikanan budi daya yang modern, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2024 terwujud. Peningkatan hasil produksi komoditas unggulan ekspor hingga ketersediaan pakan menjadi concern KKP untuk mencapai target tersebut.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Sakti Trenggono mengatakan di negara-negara maju standar budi daya sangatlah ketat dan teliti.
"Di negara-negara maju, standar budi daya sangat ketat, standar budi daya yang baik itu seperti apa. Komoditi yang dibudidayakan seperti apa, mereka seteliti itu. Kita belum sampai sana," ungkap Trenggono dalam Pertemuan Nasional Pembangunan Perikanan Budi Daya Berbasis Ekonomi Biru di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Untuk itu, KKP terus menggalang sinergi dengan pemerintah daerah, asosiasi budidaya perikanan, hingga perguruan tinggi dalam membangun perikanan budi daya modern berasaskan prinsip ekonomi biru. Dengan prinsip tersebut, kegiatan budi daya tidak hanya mengutamakan hasil panen, tapi juga memastikan proses produksi tidak mengancam keberlanjutan ekosistem sekitarnya.
Baca Lainnya :
- Irjen Rudy Heriyanto Jabat Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ini Pesan Menteri Trenggono0
- Gelar Pasar Ikan Hias Digital, KKP Fasilitasi Pehobi dan Pedagang0
- Lawan Korupsi, Ini Strategi KKP Optimalkan Tindakan Preventif0
- Wariskan Sumber Daya Kelautan ke Generasi Penerus, Ini Imbauan KKP ke Daerah0
- Kolaborasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan, Menteri Trenggono: Tidak Ada Superman, Tapi Superteam0
Di tahun 2024, sambung Trenggono, KKP masih fokus meningkatkan produksi lima komoditas perikanan unggulan ekspor, yakni udang, lobster, kepiting, rumput laut, serta nila salin. Peningkatan produksi ini dilakukan melalui strategi pembangunan modeling budi daya berbasis kawasan di sejumlah daerah sebagai percontohan budi daya modern yang berkelanjutan di Indonesia.
BANGUN 3 MODELING
Sepanjang tahun 2023, KKP telah membangun tiga modeling budi daya berbasis kawasan, yakni di Kebumen untuk komoditas udang, di Karawang (nila salin), serta di Wakatobi (rumput laut). Pembangunan pun masih akan dilanjutkan di tahun depan.
Melalui program modeling, proses produksi mengedepankan sentuhan teknologi dan keilmuan, sehingga hasil panen yang dicapai optimal. Untuk budidaya udang berbasis kawasan di Kebumen misalnya, hasil panen per hektarenya sudah di angka 40 ton per siklus sesuai dengan best practice.
"Metode budidaya kita sebagian besar tradisional, itulah kita buat modeling seperti contohnya di Kebumen. Tetapi perkembangan budidaya itu negara-negara maju itu sudah lebih advance lagi. Ada model budidaya terbarukan, kemudian third water. Teknologi-teknologi ini hasil sinergi antara industri dengan riset. Kita masih jauh, tapi ini akan terus kita kejar," bebernya.
Trenggono menambahkan, pakan juga menjadi persoalan tersendiri dalam mewujudkan pembangunan perikanan budidaya yang modern dan mandiri secara nasional. Salah satu upaya yang dilakukan KKP untuk menjawab persoalan tersebut adalah dengan mengupayakan substitusi bahan baku pakan sehingga tidak lagi bergantung pada tepung ikan.
Kerja sama dengan perguruan tinggi hingga negara lain terbuka dilakukan pihaknya untuk mencapai kemandirian pakan tersebut.
"Kita sedang pacu terus untuk kita kerja sama dengan perguruan tinggi melakukan riset, lalu kita kerja sama dengan luar untuk kemudian melakukan solusi, kira-kira substitusi pakan yang berasal dari tepung ikan itu bisa diganti dengan tanaman," pungkasnya.
PERKUAT SINERGI
Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP TB Haeru Rahayu menjelaskan, pertemuan nasional yang berlangsung hingga Rabu 20 Desember 2023, diikuti lebih dari 500 peserta. Mereka terdiri dari bupati dan walikota, kepala dinas kelautan perikanan provinsi, kabupaten, dan kota, perwakilan asosiasi, hingga penyuluh perikanan.
Selain memperkuat sinergi, pertemuan ini untuk menampung masukan dari para stakeholders untuk pembangunan perikanan budi daya yang modern, mandiri dan berkelanjutan.
"Kita mengumpulkan perwakilan pemda, asosiasi, penyuluh semuanya di sini agar semua sinergitas yang kita bangun bisa terealisasi optimal di tahun depan," ujar Tebe. (Arry/Oryza)
