- Omah Sinau, Desa Energi Berdikari Binaan PTK Kelola 31,5 Ton Sampah, Jadi Pusat Edukasi
- Kerahkan Kapal Perang, TNI AL Himpun Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Erick Thohir Angkat Heru Widodo Jadi Dirut ASDP, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi Baru
- Ikan Paus Sperma 17 Meter Mati Terdampar di Pantai Sumba Timur NTT Dimusnahkan
- Food Safety Jadi Isu Global, KKP Gandeng Norwegia Tingkatkan Mutu Produk Perikanan
- Bantu Pengungsi Letusan Gunung Lewotobi, KKP Kirim 1,8 Ton Ikan, Makanan dan Pakaian
- Bangun Depot Ketiga di Surabaya, CMA CGM Perluas Jangkauan di Indonesia
- Pelindo Gandeng Jamdatun Kejaksaan Agung, Bisnis Integritas Tinggi
- Jelang Penghujung Tahun 2024, Terminal Petikemas Surabaya Kembali Sabet Penghargaan
- Dipimpin Kasal, Athan Negara Sahabat Olahraga Menembak Eksekutif
Lebih Dekat Dengan Koordinator Staf Khusus Presiden Dr.AAGN Ari Dwipayana, S.IP.,M.SI.
“ASN Setneg untuk mendukung pemerintah kerja keras namun jangan kehilangan kebahagiaan”
Keterangan Gambar : Koordinator Staf Khusus Presiden Dr. AAGN Ari Dwipayana, S.IP.,M.SI.Foto: Seknet.go.id.
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Koordinator Staf Khusus Presiden, Dr..AAGN Ari Dwipayana, S.IP.,M.SI. ini sudah pasti sibuk dan penuh dengan jadual kegiatan tugas. Di Istana, Ia bertugas menyinergikan lingkup Sekretariat Negara, Sekretariat Wakil Presiden dan Sekretariat Kabinet serta Kantor Staf Presiden dengan melakukan konsolidasi menjadi satu sinergi yang kuat untuk mendukung Presiden RI.
Sebagai Staf Khusus Presiden RI, ia merumuskan hal-hal
terkait substansi yang akan dibaca oleh Presiden. Tugas tersebut memiliki
persamaan dengan apa yang Ari kerjakan ketika masih di kampus yaitu
mengonsolidasikan pemikiran dan gagasan kemudian menuangkan ke policy paper
akademik. Kalau di pemerintahan, Ari menjelaskan policy paper akan
dibaca oleh pemimpin tertinggi yang kemudian menjadi satu informasi dan bahan
kajian yang kuat atau bahan bacaan bagi Presiden.
Dengan
intensitas kegiatan presiden yang sangat tinggi, Staf Khusus Presiden
menyiapkan substansi yang akan digunakan Presiden untuk bahan pidato maupun
arahan presiden pada banyak acara seperti rapat terbatas kabinet, kunjungan
kerja, penerimaan tamu, dan arahan kepada para menteri, kepala lembaga, juga
masyarakat umum.
Sejak
periode kedua pemerintahan Joko Widodo, pria yang juga aktif menulis buku ini
menerima penugasan baru sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden yang bertugas
mengoordinasikan kerja sebelas Staf Khusus Presiden yang menjalankan
tugas-tugas khusus dari presiden seperti gagasan baru, inovatif, dan penuh
terobosan dari para Staf Khusus milenial sehingga tim menjadi kuat dalam
mendukung kerja Presiden Joko Widodo.
Berbagi
tentang tugas, Ari yang juga menulis pidato presiden menyampaikan beberapa hal
penting yang harus diperhatikan antara lain penyampaian pesan presiden yang strict
to the point (langsung ke inti), singkat, menggunakan bahasa yang lugas,
tegas, dan dimengerti audiens sehingga komunikasi presiden berjalan efektif.
Pada saat daring melalui Zoom Meeting dan YouTube
PPKASN, Selasa (22/3), Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara
(PPKASN), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menggelar Program Setneg
TOP (Talk with Outstanding People) Episode 5 bertema “Pengabdian Staf
Khusus Presiden dalam Pemerintahan dan Masyarakat”, Ari Dwipayana hadir sebagai
narasumber..Acara ini diselenggarakan untuk meningkatkan wawasan dan
pengetahuan serta motivasi dan inspirasi kepada pejabat/pegawai di lingkungan
Kemensetneg.
Ari Lahir di Ubud pada Februari 1972.. Ia besar dalam
suasana daerah yang kental akar tradisi berpadu dengan modernitas dimana
warisan heritage yang luar biasa memiliki seni sastra yang hidup sampai
sekarang. Ari juga banyak berinteraksi dengan Ekspatriat yang datang dari luar
Ubud yang justru membawa knowledge bagi masyarakat Ubud. Selain
Ekspatriat, Ari juga bergaul dengan Antropolog yang melakukan riset dan
menghayati kehidupan masyarakat Ubud. Hal itu membuat lelaki ini hidup dalam
sebuah desa dengan tradisi tapi kosmopolitan.
Baca Lainnya :
- Bali Dibuka Lagi, Kemenhub Gandeng Korea Selatan Buka Penerbangan0
- Risman Kini Viral, Gegara Mieguel Oliveira Dedikasikan Kemenangannya di MotoGP 2022 Mandalika 0
- Pesawat Boeing 737 Cina Airlines Bawa 133 Penumpang Jatuh di Pegunungan0
- Viral Aleix Espargaro Lempar Helm, Ini Dia Penonton MotoGP yang Beruntung0
- Bersinar di Laut Manjakan Anda di Labuan Bajo 2 Kapal Menhub Menanti0
Lingkungan sosial ini. “Akhirnya banyak sekali membentuk diri saya sendiri dengan mengapresiasi tradisi, tapi pada saat yang bersamaan juga kita berinteraksi dengan cakrawala pengetahuan dunia luar dari para turis dan peneliti yang datang. Menurut saya itu satu pengalaman yang sangat menarik pada saat saya kecil,” ungkap Ari.
Perjalanan masa remajanya di Gianyar, menambah spektrum pergaulan yang lebih luas.
Ari melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di luar Bali dan memilih
Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta mulai S1 jurusan Ilmu Pemerintahan,
S2 Ilmu Politik, hingga mencapai puncak akademik dengan gelar Doktor Ilmu
Politik. Yogyakarta yang terbuka dengan ragam kebudayaan, Ari bersama banyak
teman dari beragam etnis dan agama tidak menghalanginya untuk bekerja sama dan
membuat proyek.
Perjalanan
waktu, membuat Ari semakin memiliki pengalaman kerja sebagai seorang Akademisi.
Ia terjun ke dunia birokrasi menjadi Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara pada
Desember 2014. Setahun kemudian, ia diangkat sebagai Staf Khusus Presiden RI.
“Masuk ke dalam pemerintahan itu kita punya visi transformasi. Tidak
semata-mata bergabung saja tapi transformasi apa yang ingin kita bangun. Itu
satu hal yang penting ketika bergabung di pemerintahan. Kemudian visi itu
memang menjadi visi Pak Jokowi karena beliau awalnya ingin mengembangkan
transformasi bangsa dan itu sesuai dengan visi saya,” ujar Ari.
Ari berpesan kepada
ASN Kemensetneg terutama para milenial, agar
Lebih smart, adaptif terhadap perubahan, energy knowledge, energi skills,
memberikan kontribusi kepada masyarakat dan untuk transformasi bagi bangsa...
Gunakan
kesempatan Anda sebagai ASN milenial yang terus belajar, lanjut Ari, “Gunakan untuk mengerjakan hal bermanfaat
bagi transformasi bangsa sehingga kehadiran ASN dapat memberikan solusi yang
solutif dan warna bagi transformasi bangsa. Terakhir, jangan lupa menjadi ASN
yang bahagia. Jadi ASN itu tidak identik dengan kaku, rutin, sekat-sekat, cubical,
tidak bahagia, banyak kredit, tapi menjadikan kegiatan kita untuk mendukung
pemerintah yang tidak hanya bekerja keras tapi jangan sampai kehilangan
kebahagiaan.” (Sekneg/M.Arifin Mukendar)