KKP dan Polri Gagalkan Perdagangan 671 Butir Telur Penyu di Kepulauan Anambas

By Indonesia Maritime News 14 Agu 2025, 17:25:56 WIB Hukum
KKP dan Polri Gagalkan Perdagangan 671 Butir Telur Penyu di Kepulauan Anambas

Keterangan Gambar : Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Polres Kabupaten Kepulauan Anambas (Satpol Airud) menggagalkan perdagangan ilegal 671 butir telur penyu di Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri. Foto: KKP



Indonesiamaritimenews.com (IMN), KEPULAUAN RIAU:  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Polres Kabupaten Kepulauan Anambas (Satpol Airud) berhasil menggagalkan perdagangan ilegal 671 butir telur penyu. Tim juga mengembalikan penyu ke habitat aslinya.

Tindakan tersebut hasil dari operasi bersama selama tiga hari di wilayah Kelurahan Tarempa, Kepulauan Riau dan sekitarnya. Pengungkapan kasus ini berawal dari operasi yang digelar tim gabungan di Pulau Durai, yaitu lokasi penting peneluran penyu di Anambas.

Operasi ini bertujuan memetakan titik rawan pencurian dan mengumpulkan informasi penanganan. Dalam keterangan resmi KKP disebutkan, selain menyita barang bukti, tim telah menyerahkan pelaku ke pihak kepolisian untuk pendalaman dan proses hukum.

Baca Lainnya :

Tim Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru juga  menerima informasi adanya empat ekor penyu yang dipelihara di area resort dalam kawasan konservasi. Melalui koordinasi dan edukasi kepada pihak pengelola, seluruh penyu akhirnya dilepasliarkan ke laut. Hal ini sebagai bagian dari penyelamatan satwa dilindungi dan wujud komitmen kolaborasi triple helix di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.

Direktur Konservasi Spesies dan Genetik, Sarmintohadi menegaskan penyu adalah satwa yang dilindungi oleh hukum nasional dan konvensi internasional CITES.

“Penyu memiliki peran penting menjaga keseimbangan ekosistem laut. Penegakan hukum atas pelanggaran perdagangan satwa dilindungi merupakan bukti komitmen KKP melindungi penyu di wilayah perairan Indonesia,” ujarnya dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Perlu Koordinasi Intensif

Pada kesempatan yang sama, Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmad Hidayat, menambahkan bahwa perlindungan penyu memerlukan koordinasi erat antara aparat penegak hukum, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lokal.

"Dengan dukungan masyarakat, kepolisian, dan instansi terkait, kami optimis Anambas bisa menjadi percontohan kawasan wisata bahari berkelanjutan sekaligus ramah satwa dilindungi,” ujarnya.

Hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk memastikan perlindungan keanekaragaman hayati laut, penegakan hukum yang tegas, dan pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan demi keberlanjutan sumber daya kelautan Indonesia. (Arry/Oryza) 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook