- Kasal Resmiksan KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881, Ini Spesifikasinya
- FTF Sabotase Jalur Perdagangan Dabo Singkep, Diserbu 3 Satuan Pasukan Elit TNI AL
- Pencuri di Kapal KM Nggapulu Dibekuk Prajurit Petarung Yonmarhanlan Ambon
- Real Business Solution, TPS Gandeng Universitas Ciputra Kenalkan Industri Maritim
- Sehat dan Bersih, 8 Pelabuhan Perikanan KKP Raih Penghargaan PBUS 2024 Kemenkes
- Nataru 2024-2025, ASDP Gencarkan Layanan Liburan Happy Bareng Ferizy
- Libur Nataru 2024 -2025 Penumpang Kapal Diprediksi Naik 12,5 %, Begini Persiapan Pelindo Regional 4
- Seru, Karyawan Pelindo Regional 4 Lomba Orasi Anti Korupsi
- Nataru 2024-2025 Arus Kendaraan naik 2,8 %, ASDP Pastikan Kesiapan Pelabuhan Merak-Bakauheni
- Stop Terima Gratifikasi, Kualitas SDM Kemenhub Ditingkatkan
Keren! Ribuan Ibu-ibu Parade Kebaya Nusantara, CFD Jalan Thamrin Meriah Ibarat Catwalk Terbuka
Keterangan Gambar : Ibu-ibu dari kelompok Limpapeh mengenakan baju kurung adat Sumatera Barat di CFD Jl. Thamrin, Jakarta Pusat. Foto: property of indonesiamaritimenews.com
Indonesiamaritimenees.com ( IMN),JAKARTA: Suasana Car Free Day (CFD) di Jalan Thamrin Jakarta Pusat, Minggu (6/11/2022) kemarin lebih semarak dari biasanya. CFD kali ini meriah lantaran ribuan ibu-ibu parade Kebaya Nusantara. Mereka berpawai jalan kaki dari Sarinah menuju Bundaran HI, lalu kembali ke Sarinah.
Penampilan keren para perempuan berkebaya dengan aneka gaya, menarik perhatian warga penikmat CFD baik pejalan kaki maupun pesepeda. Jalan Thamrin pun berubah menjadi ‘catwalk fashion show’ terbuka. Suasana CFD yang tak biasa ini menjadi semarak.
Ada sekitar 6.500 perempuan tumpah ruah di jalan ikut berpartisipasi memeriahkan acara yang dinisiasi oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) tersebut, serta RKLA (Rumah Komunikasi Lintas Agama). Peserta berasal dari 115 kelompok baik organisasi, kelembagaan, komunitas serta juga perorangan.
Baca Lainnya :
- Ketua BNPT Boy Rafli: Keberagaman Adalah Anugerah Kekayaan Bangsa 0
- Menhub Bilang, Masyarakat Transportasi Jadi Mata Pemerintah di Lapangan0
- 2 Jenazah Aremania Korban Tragedi Kanjuruhan Diotopsi, Ayah Histeris Pingsan0
- Hujan Deras Sebagian Wilayah Jakarta Banjir, Pohon Tumbang0
- Kapal Kargo Tenggelam di Taiwan, 12 ABK Masih Dicari0
Pantauan indonesiamaritimenews.com, komunitas perempuan yang berpartisipasi seperti IWAPI, Bunda Milenal, komunitas Pecinta Sanggul Nusantara, dan organisasi lainnya. Mereka tampil cantik mengenakan kebaya beraneka model dengan sanggul khas, maupun kebaya adat dari daerah.
Para peserta pun jadi sasaran ‘jeprat jepret’ fotografer serta warga yang sedang menikmati CFD. Tak sedikit pula kalangan pesepada berhenti lalu memotret pemandangan langka ini. Bahkan pesepeda malah ikut potret bareng ibu-ibu berkebaya. “Bu, yuk kita potret dulu dong. Jarang nih acara kayak gini,” ucap satu pesepeda sambil memarkirkan sepedanya.
GOES TO UNESCO
Di antara komunitas yang mengikuti parade adalah kelompok Limpapeh, Sumatera Barat. Puluhan ibu-ibu mengenakan kebaya aneka model, 7 di antaranya kebaya panjang mewah khas Padang. Kehadiran mereka menarik perhatian pengujung FGD, bahkan tak sedikit yang minta foto bareng.
‘Kami dari Limpapeh ini memang punya program melestarikan pakaian daerah Sumatera Barat. jadi baju kebaya dan baju kurung,” kata Yanti Rozalina, Ketua Limpapeh. “Jadi target kita ingin memperkenalkan kebaya Sumatera Barat, juga mendukung pemerintah dalam hal ini BNPT untuk melestarikan budaya bangsa. Harapannya tentu budaya kita diakui Unesco.
Harapan senada juga diuangkapkan ibu-ibu dari Pecinta Sanggul Nusantara. Komunitas Pecinta Sanggul Nusantara juga tampil menawan di arena CFD Thamrin. Mengenakan kebaya tradisional dengan sanggul aneka mode, penampilan ibu-ibu ini membawa kita bernastalgia di masa lalu.
Kaum perempuan dari komunitas Pecinta Sanggul Nusantara ikut memeriahkan Parade Kebaya Nusantara. Foto: property of indonesiamaritimenews.com
“Kami ingin mengajak masyarakat ikut melestarikan budaya Nusantara, salah satunya kebaya dan sanggul. Kami berharap dengan terus menerus kita melakukan sosialisasi, dunia akan mengakui kekayaan budaya kita,” ucap Retno, pengurus Pecinta Sanggul Nusantara. Dia berharap sanggul dan juga kebaya diakui oleh Unesco. “Kebaya goes to Unesco, sanggul goes to Unesco,” seru ibu-ibu ini sambil mengepalkan tangan. (Riz/Oryza)