2 Jenazah Aremania Korban Tragedi Kanjuruhan Diotopsi, Ayah Histeris Pingsan

By Indonesia Maritime News 05 Nov 2022, 17:59:03 WIB Olahraga
2 Jenazah Aremania Korban Tragedi Kanjuruhan Diotopsi, Ayah Histeris Pingsan

Keterangan Gambar : Proses otopsi 2 jenazah suporter Arema FC di Malang, Jatim. Foto: ist


Indonesiamaritimenews.com ( IMN), MALANG :  Setelah sebelumnya terjadi tarik ulur, jenazah suporter Arema FC korban tragedi Kanjuruhan akhirnya diotopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian korban. Otopsi dilakukan secara tertutup oleh tim dokter forensik, Sabtu (5/11/2022).

Otopsi dilakukan terhadap 2 jenazah ramaja kakak beradik, NDR (16) dan NDB (13). Ayah kedua almarhum, DAY (46) ikut menyaksikan jalannya otopsi. Ia datang bersama sejumlah Aremania (suporter Arema FC) dan kuasa hukumnya, Imam Hidayat. 

Menyaksikantim gorensik melakukan otopsi terhadap 2 jenazah anaknya, DAY tak kuasa menahan pilu. Ia menangis histeris lalu terduduk lunglai dipapah oleh beberapa orang Aremania (suporter Arema). 

Baca Lainnya :

"Anakku mati Pak. Anakku mati," teriak DAY berulang-ulang. Pria ini pingsan lalu dibopong menjauhi area pemakaman tempat dilakukan otopsi di Desa Sukolelo, Kecamatan Maja. Malang, Jawa Timur.

Autopsi 2 jenazah korban tragedi Kanjuruhan dilakukan dengan pendampingan perwakilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TPIGF) dan polisi. Tak sedikit masyarakat yang datang ke lokasi tempat otopsi.

POLDA HANYA MEMFASILITASI            Kabid Dokkes Polda Jawa Timur, Kombes dr Erwin Zainul Hakim mengatakan otopsi dilakukan oleh tim Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI). Sedangkan Biddokkes Polda Jatim hanya memfasilitasi.

Dijelaskan dr Erwin, otopsi dilakukan dengan cara ekshumasi. Prosesnya yakni dengan penggalian makam korban, dan pemeriksaan langsung dilakukan di tempat. Hasil otopsi kemungkinan baru bisa diumumkan sebulan  mendatang. 

Sementara itu anggota TPIGF, Laode Syarif mengakui sebelumnya orang tua kedua korban menolak dilakukan otopsi. Dia merasa ditekan oleh petugas hingga menolak proses otopsi. Belakangan akhirnya orang tua korban setuju jenazah anaknya diotopsi demi kepentingan penyelidikan.

Diberitakan  indonesiamarimenews.com sebelumnya, kisruh terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu. Laga yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, berakhir dengan kekalahan Aremania. 

Kecewa dengan kekalahan itu, ribuan Aremania di tribun turun ke lapangan.  Polisi pun menembakkan gas air mata. Akibatnya fatal, ribuan penonton panik berebut keluar dari stadion  berdesak-desakan. Tragedi ini menewaskan 135 orang dan membuat lebih dari 400 lainnya luka-luka.

Hasil investigasi yang dilakukan oleh Komnas HAM, disimpulkan bahwa gas air mata yang ditembakkan aparat polisi sebagai pemicu jatuhnya ratusan korban jiwa. Guna mengusut tuntas penyebab kematian korban, dilakukan otopsi terhadap dua jenazah. (Arry/Oryza)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook