- Kasal Meletakkan Batu Pertama, Pembangunan ke-3 Yasbhum Bagi Anak Keluarga TNI AL yang Gugur
- KSOP Kelas IV Kalianget Bagi-bagi Life Jacket ke Nelayan
- Kemenhub Bentuk Maritime Coordination Center, Ini Fungsinya
- KKP Menggadang-gadang Susu Ikan Minuman Protein Tinggi, Bisa Dibikin Cilok
- PON XXI Aceh-Sumut 2024, KM Kelud Jadi Hotel Terapung Gratis
- 10 Negara Menimba Ilmu Budidaya Nila dan Lele dari Indonesia
- Kekuatan Kapal Selam Kunci Amankan Perairan RI, Kasal: Wujudkan TNI AL Modern dan Berdaya Gentar
- HUT ke 79 TNI AL di Atas Kapal Perang Dipimpin Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto
- Tanjung Priok Bikin Presiden Zanzibar Kesengsem, Kerja Sama Maritim dengan Pelindo
- Pelindo Mengajar Menyasar SMAN 13 Jakarta, Drajat Sulistyo: SDM Bagus, Perusahaan Maju
Cegah Penyelundupan Benih Lobster Jalur Udara, KKP Perketat Pengawasan di 3 Bandara
Keterangan Gambar : Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Laksda TNI Dr. Adin Nurawaluddin. Foto: Ditjen PSDKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperketat pengawasan terhadap penyelundupan Benih Bening Lobster (BBL) di sektor udara. Operasi bersama pengawasan dan penindakan BBL dilakukan di 3 bandar udara internasional.
Ketiga bandara yang diawasi yakni Bandara Udara Soekarno Hatta, Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai (Bali), dan Bandara Udara Internasional Juanda (Jawa Timur) selama bulan Desember 2023.
Baca Lainnya :
- Optimisme Trenggono, Perikanan Modern dan Mandiri Terwujud Tahun 20240
- Irjen Rudy Heriyanto Jabat Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ini Pesan Menteri Trenggono0
- Gelar Pasar Ikan Hias Digital, KKP Fasilitasi Pehobi dan Pedagang0
- Lawan Korupsi, Ini Strategi KKP Optimalkan Tindakan Preventif0
- Wariskan Sumber Daya Kelautan ke Generasi Penerus, Ini Imbauan KKP ke Daerah0
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Laksda TNI Dr. Adin Nurawaluddin, M.Han, mengatakan operasi bersama ini dilakukan karena penanganan dan penindakan terhadap pelaku penyelundupan BBL selama ini masih dilakukan secara parsial.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong pelaksanaan operasi bersama secara terbuka untuk meningkatkan sinergitas antar instansi untuk menekan maraknya aktivitas penyelundupan BBL.
Apel Gelar Petugas Pengawasan dan Penindakan BBL digelar di Bandara Internasional Juanda. "Apel bertujuan untuk mengecek kekuatan riil kita yang siap dalam melaksanakan tugas di Sektor operasi pengawasan penyelundupan BBL khususnya di Bandara Internasional Juanda”, ungkap Adin dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (21/12/2023).
Adin menerangkan, modus operandi yang sering dilakukan para penyelundup BBL melalui jalur udara biasanya dilakukan oleh seorang koperman. Koperman bertugas membawa BBL di dalam koper.
Agar tidak dicurigai oleh petugas bandara, koperman akan membaur dengan penumpang pesawat pada umumnya dengan memanipulasi dokumen invoice ekspor di Terminal Cargo atau Regulated Agent untuk Cargo.
“Berdasarkan data, di Bandara Internasional Juanda sendiri, pada periode tahun 2023 ini telah dilakukan penggagalan penyelundupan BBL sebanyak 4 kali oleh Lanud-AL, PT. AP1, BKIPM Juanda, dan Bea Cukai dengan barang bukti BBL sebanyak 399.074 ekor," ungkap Adin.
NEGARA TUJUAN
Negara tujuan penyelundupan BBL terbesar saat ini adalah Vietnam. Sebab Vietnam membutuhkan BBL sebagai komoditas budidaya di negaranya sebanyak 600 juta ekor dengan nilai mencapai 3 milyar dolar yang sumber benih bening lobsternya berasal dari Indonesia.
“Titik atau lokasi pengawasan yang kami lakukan di Bandara Internasional Juanda ini meliputi Terminal 2 Keberangkatan Internasional dan Regulated Agent (RA) yang merepresentasikan lokasi Cargo”, papar Adin.
Adapun kementerian atau lembaga yang terlibat dalam operasi terkoordinasi pengawasan dan penindakan penyelundupan antara lain Ditjen PSDKP (KKP), Lanud-AL Juanda, Ditjen Bea dan Cukai (KEMENKEU), Ditjen Imigrasi (Kemenkumham), Karantina Ikan (BARANTIN) dan Aviation Security – Avsec (PT. Angkasa Pura 1 Persero Bandara Internasional Juanda).
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan industri perikanan budidaya komoditas lobster yang berkelanjutan, melalui kebijakan Ekonomi Biru.
Untuk itu, pihaknya meminta jajaran Ditjen PSDKP untuk terus memperketat pengawasan, khsususnya pengawasan terhadap ekspor BBL di setiap sektor operasi, baik yang ada di sektor penangkapan atau pengepul, sektor penyeberangan Ferry, sektor bandar udara sampai sektor operasi laut. (Riz/Oryza)