- Pemprov Kalimantan Tengah, Tawarkan Alumni AMC bangun Kampus.
- Sah! 16 BUMN Dapat Suntikan Dana PMN, Ini Daftarnya
- Aset 109, 51 T Terminal Petikemas Berkapasitas 3 Juta TEUs Kolaborasi DP World Dubai dan Maspion
- Sarasehan TNI AL, Kasal: Indonesia Emas Maju,Berdaulat Kekuatan Maritim dan Pertahanan Modal Utama
- Bangkai Hiu Paus 1 Ton Terdampar di Bali, Dikubur Pakai Alat Berat
- Resmikan Kereta Cepat WHOOSH Jakarta-Bandung, Presiden Jokowi Sebut Bukan Soal Untung Rugi
- Hari Pelindo 2023, Donor Darah di Pelabuhan Terbanyak Raih Rekor MURI
- Upacara Kenaikan Pangkat di Kapal, Prajurit Kontingen Garuda TNI AL di Lebanon Terjun ke Laut
- Istana Berbatik, Presiden Jokowi Tertawa Melihat Pejabat dan Dubes Beraksi di Catwalk
- Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2023, Presiden Jokowi Pimpin Mengheningkan Cipta
Temuan 2 Sonar Bawah Laut, TNI AL Tingkatkan Kewaspadaan

Keterangan Gambar : Komandan Guskamla Koarmada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya menyerahkan 2 sonar yang ditemukan di Kepulauan Selayar kepada Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari di atas KRI Fatahillah-361. (Foto: dok. Dispen Lantamal VI)
Indonesiamaritimenews.com ( IMN), MAKASSAR: Temuan 2 Side Scan Sonar (SSS) atau sonar bawah laut di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, membuat jajaran TNI khususnya TNI AL lebih waspada.
Sebab fungsi SSS tersebut adalah untuk meneliti Sea Bottom Profile, yaitu keadaan di bawah permukaan laut, termasuk aktivitas, biodata dan segala kehidupan di bawah permukaan laut.
Komandan Gugus Keamanan Laut, Laksamana Pertama TNI I Gung Alit Jaya mengatakan pihaknya menerima dua alat sensor tersebut pada Jumat (18/2) dari TNI-Polri dan Camat Pasimasunggu. Dua alat sensor tersebut ditemukan pada waktu berbeda.
Baca Lainnya :
- Geger Temuan Sonar Bawah Laut Mirip Rudal ‘Made in USA’ di Kepulauan Selayar0
- Polisi Akan Panggil Pemilik 3 Gudang Penimbun 1,1 Juta Kg Migor di Deli Serdang, Sumut0
- Edan! 1,1 Juta Kg Minyak Goreng Ditimbun di Deli Derang, Sumut0
- Terapkan Inaportnet, TUKS Bukit Asam Pelabuhan Tarahan Lampung Harus Patuhi Standar Operasional0
- Pelabuhan Lembar dan Gili Mas Bersolek Mempercantik diri Menyambut Penonton MotoGP Mandalika0
"Yang hijau ditemukan pada 9 Februari 2022 oleh nelayan bernama Bapak Arifin. Sedangkan yang merah ini ditemukan diperkirakan 10 tahun lalu juga oleh warga Selayar," ungkapnya di atas KRI Fatahillah – 361, Sabtu (19/2/2022).
Laksamana Pertama TNI I Gung Alit Jaya menjelaskan, kedua alat tersebut masih dalam kondisi aktif. "Kemampuan benda ini adalah untuk mendeteksi dan mengambil data yang dibutuhkan di bawah laut," jelasnya.
Kedua alat tersebut merupakan alat survey bawah air yang dilepaskan ke bawah air dan dikontrol oleh kapal induknya. Data yang direkam oleh alat tersebut akan ditransfer melalui kabel data ke kapal induknya.
Belum bisa dipastikan alat tersebut apakah digunakan untuk militer atau kepentingan pelayaran umum. Meski demikian, penemuan alat tersebut membuat TNI AL meningkatkan kewaspadaan. Sebab wilayah tersebut bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, jalur laut yang ramai dilewati kapal militer maupun sipil.
"Sehingga kemungkinan ke depannya harus lebih waspada, karena perairan Sulawesi ini menjadi penting bagi Internasional, karena kedalaman cukup tinggi. Di samping itu juga ada potensi ekonomi juga," ucapnya.
Diberitakan indonesiamaritimenews.com sebelumnya, dua benda mirip rudal bertuliskan ‘Made in USA’ ditemukan nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Kedua benda itu diserahterimakan dari Kapolsek Jampea Iptu Daniel, kepada Komandan Guskamla Koarmada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya, S.H, M.S, disaksikan Danramil 1415 Jampea dan Camat Jampea di lounge room KRI Fatahillah – 361.
Di tempat yang sama, Danlantamal VI, Laksamana Pertama TNI Dr. Benny Sukandar mengatakan, benda seperti ini memang sering kali ditemukan di Kabupaten Kepulauan Selayar. Sebab wilayah tersebut, bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, jalur laut yang ramai dilewati kapal militer maupun sipil yang mempunyai misi-misi tersendiri. Kapal-kapal tersebut memanfaatkan situasi lengang luasnya perairan Indonesia khususnya di ALKI II. ( Arry/Oriz)
