- Pelayaran Baru ke Vietnam, IPC TPK Sambut Layanan Perdana FESCO Lines
- Pelindo Multi Terminal Mencatat Pelayanan Angkutan Lebaran Tahun 2025 Meningkat 6 %
- Moncer, Arus Petikemas Triwulan I Tahun 2025 PTP Naik 6,57 %
- Penyelundupan 360 Ribu Ekor BBL Digagalkan Tim F1QR, Negara Nyaris Rugi Rp54 Milyar
- Bakar Semangat Nasionalisme, Tunanetra Dilatih Menyelam dan Jiwa Maritim
- Hari Bumi 2025, Yuk... Bersih-bersih Pantai dan Tanam Mangrove Bersama TNI AL
- Menhub di Depan DPR: Angkutan Lebaran 2025 Lancar, Total Pergerakan 54,89% dari Penduduk
- Penyelundupan Sarang Burung Walet Senilai Rp216 Juta ke Singapura Digagalkan
- Jangan Saling Tunjuk, Kolaborasi Stakeholders Kunci Pelabuhan Tanjung Priok Kondusif
- NTT Dipilih Jadi Lokasi Modeling Garam, Ini Alasan KKP
Spesies Laut Terancam Punah, ini Hasil Komitmen Indonesia dan Sejumlah Negara

Keterangan Gambar : KKP melakukan pertemuan dengan delegasi beberapa negara dalam event TSWG membahas spesies laut yang terancam punah. Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA : Pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menginisiasi identifikasi regional jalur migrasi spesies terancam punah 2024.
Hal tersebut diputuskan dalam 4th Threatened Species Working Group (TSWG) Meeting Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) yang berlangsung Senin 12 Juni 2023 lalu di Jakarta.
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL), Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) selaku Chair of TSWG CTI-CFF, Firdaus A9gung K. Kurniawan menyambut hangat pertemuan tatap muka pertama setelah empat tahun bertatap muka secara online.
Baca Lainnya :
- 9 Hari Berlayar, Kapal ORCA 05 Hibah dari Jepang Tiba di Indonesia0
- Ingin Anak Bangsa Cerdas, Ayo Sukseskan Gerakan Gemar Makan Ikan0
- Paus dan Lumba-lumba Ditemukan Mati, Diduga Korban Pemburu0
- Sistem Jaminan Mutu Produk Perikanan, Kamboja Belajar dari Indonesia0
- Penas Tani dan Nelayan 2023, Penyuluh Perikanan Komitmen Sukseskan Ekonomi Biru0
Firdaus mengatakan, pertemuan ini bertujuan untuk meninjau kemajuan rencana kerja 2023, memperbarui kemajuan pengelolaan spesies terancam dari masing-masing negara, menyepakati rekomendasi Senior Officials Meeting (SOM) 18 berikutnya.
"Yang tak kalah pentingnya adalah memperkuat komitmen dan kerja sama di CTI- CFF khususnya di kelompok kerja ini,” ujar Firdaus.
Dia juga menjelaskan pada CoP 19 CITES lalu di Panama, terdapat beberapa spesies perairan yang terancam punah yang berada di bawah kelompok kerja ini dan telah dimasukkan dalam Apendiks II CITES. Spesies tersebut yakni hiu (Charcarinidae dan Sphyrnidae) dan pari (Potaromotrygonidae dan Rhinobatidae).
“Isu global penting lainnya yang terkait erat dengan kerja kelompok kerja adalah tentang komitmen yang disebut Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework di CoP 15 CBD yang menggarisbawahi komitmen global untuk melindungi 30 persen lautan kita, memulihkan 30 persen ekosistem yang terdegradasi, juga berjanji untuk mengendalikan spesies alien invasif,” urainya.
Firdaus juga berharap dalam pertemuan ini dapat saling mendengar pemikiran, pandangan dan pendapat dari anggota CT6 untuk meningkatkan kolaborasi sehingga kelompok kerja regional di bawah CTI-CFF ini dapat memainkan peran yang lebih signifikan dan strategis di forum global.
KOLABORASI
Senada dengan Firdaus, NCCs/Partners/Private Sectors Officer, Michael Tampongangoy menyampaikan bahwa upaya kolaboratif yang menjadikan langkah yang sistematis dalam melindungi spesies terancam dan mengamankan masa depan warisan alam bersama-sama.
Menurut Michael pertemuan kelompok kerja ini merupakan kesempatan untuk terlibat dalam diskusi produktif, berbagi pengalaman dan menjalin kemitraan yang akan mendorong penerapan strategi secara efektif untuk melindungi spesies yang terancam punah.
“Mari kita manfaatkan ini untuk memperkuat hubungan kita dan memperbaharui komitmen untuk mencapai tujuan yang telah kita tetapkan untuk diri kita sendiri di bawah kerangka kerja CTI-CFF,” pungkasnya.
Sejalan dengan kebijakan KKP yang ditegaskan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di berbagai forum global, konservasi di wilayah laut menjadi salah satu strategi andalan Indonesia dalam memulihkan kelautan dan ekosistem perairan.
Melalui strategi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pusat ekonomi baru berbasis pengelolaan kawasan konservasi perairan untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan. (Ari/ORYZA)
