Bakar Semangat Nasionalisme, Tunanetra Dilatih Menyelam dan Jiwa Maritim

By Indonesia Maritime News 25 Apr 2025, 11:44:15 WIB Edukasi
Bakar Semangat Nasionalisme, Tunanetra Dilatih Menyelam dan Jiwa Maritim

Keterangan Gambar : Prajurit TNI AL memberi pelatihan menyelam bagi penyandang tunanetra, menanamkan jiwa nasionalisme dan berwawasan maritim. Foto: Dispenal



Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Salah satu peran yang dijalankan TNI AL adalah menguatkan nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial dengan membangun karakter bangsa yang berwawasan kemaritiman. Kaum disablitas pun perlu ditanamkan jiwa nasionalisme.

Melalui Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal), TNI AL menggelar kegiatan Naval Historical Diver (NHD) yaitu pelatihan selam bagi penyandang disabilitas tunanetra yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/4/2025). 

Baca Lainnya :

Bekerja sama dengan Komunitas Mata Hati, kegiatan yang mengangkat tema "TNI AL menyelam dengan Mata Hati" ini terbagi dalam dua rangkaian kegiatan. Pertama, para peserta diajak menelusuri jejak sejarah perjuangan TNI AL di Museum Pusat TNI AL (Muspusal) Surabaya Jawa Timur dengan pendekatan khusus bagi tunanetra melalui media audio, pemandu pribadi, dan pengalaman sentuh langsung terhadap artefak militer seperti torpedo, ranjau, meriam, dan peluru kendali.

Selain itu, peserta juga diajak merasakan suasana pertempuran laut melalui narasi audio dan wahana imersif yang dimiliki Muspusal, menjadikan museum sebagai sarana edukatif yang membangkitkan rasa nasionalisme. 

Rangkaian kegiatan kedua yaitu pelatihan selam yang dilaksanakan di Kolam Renang Jala Krida Tirta Akademi TNI AL (AAL) Surabaya Jawa Timur. Para penyandang disabilitas tunanetra ini dapat merasakan langsung penugasan para penyelam TNI AL melalui kegiatan Historical Diving dengan didampingi dan dilatih oleh para penyelam dari Naval Historical Diver (NHD) Disjarahal yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) Yudho Ponco.

Para peserta dikenalkan pada teknik dasar selam, mulai dari bubble maker atau bernafas dalam air hingga metode komunikasi suara bawah air dimana penggunaan isyarat tangan diubah dengan isyarat suara.

Sebelumnya para peserta juga diajarkan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan permukaan dan bawah air melalui kepekaan indra mereka. Pendekatan ini dirancang khusus agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta tunanetra, tanpa mengurangi esensi latihan militer dasar.

Kegiatan ini melibatkan empat orang peserta disabilitas serta relawan pendamping dari Komunitas Mata Hati. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung aman, tertib, dan penuh antusiasme yang mencerminkan keberhasilan TNI AL dalam menyampaikan pesan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk mencintai sejarah dan laut.

Kegiatan yang dibuka oleh Kadisjarahal Laksamana Pertama TNI Dr. Hariyo Poernomo ini bertujuan menumbuhkan kesadaran sejarah, meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian, serta memberikan pengalaman menjelajahi dunia bawah air bagi penyandang disabilitas tunanetra. Selain itu, kegiatan ini juga menunjukkan kepada publik bahwa mereka mampu melakukan aktivitas selayaknya orang pada umumnya.

Terlaksananya kegiatan ini tentu selaras dengan tugas pokok TNI AL yang tidak hanya berfungsi sebagai kekuatan pertahanan laut, tetapi juga sebagai kekuatan sosial yang memuliakan kemanusiaan dan hadir untuk semua lapisan masyarakat.

Hal ini sejalan dengan program prioritas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, yang menekankan pentingnya peran TNI AL dalam mendukung pembangunan sosial dan memberikan kontribusi positif bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk saudara-saudara penyandang disabilitas agar dapat merasakan kebanggaan terhadap sejarah serta potensi laut Indonesia. (Arry/Oryza)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook