Satelit SATRIA-1 Sukses Mengorbit, Internetan di 50 Ribu Titik Bakal Super Cepat

By Indonesia Maritime News 19 Jun 2023, 19:09:12 WIB Hankam
Satelit SATRIA-1 Sukses Mengorbit, Internetan di 50 Ribu Titik Bakal Super Cepat

Keterangan Gambar : Satelit SATRIA-1 diluncurkan. Foto: Kemenkominfo



Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) sukses mengangkasa setelah diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Senin 19 Juni 2023 pagi. Satelit terbesar di Asia Tenggara ini baru bisa digunakan pada Januari 2024 di 50 ribu titik di Indonesia.

SATRIA-1 diluncurkan oleh Roket Falcon 9 milik Space X langsung dari Cape Canaveral Space Force Station, Orlando Amerika Serikat pukul 18.21 waktu Florida atau pukul 05.21 WIB. Peluncuran ini sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sebelumnya.

Baca Lainnya :

Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar acara nonton bareng (Nobar) Peluncuran SATRIA-1 di 11 wilayah stasiun bumi. 

Ke-11 stasiun bumi tersebut antara lain Jakarta, Manado, Kupang, Kota Jayapura, Kabupaten Timika, Manokwari, Banjarmasin, Ambon, Tarakan , Pontianak dan Batam. Sedangkan di Jakarta, acara nobar dipusatkan di anjungan Skyworld, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). 

Sejumlah pejabat Kementerian Kominfo, Direksi BAKTI Kominfo, dan puluhan siswa dari SMA 64, SMA 48 dan SMP-SMA Matahari mengikuti acara tersebut yang.diawali dengan Salat Subuh berjemaah.

Tepuk tangan menggema di lokasi saat roket Falcon 9 yang membawa satelit terbesar di Asia Tenggara itu saat lepas landas dengan lancar. 

Tepuk tangan hadirin menggema ketika melihat Roket setinggi 70 meter berkapasitas 150 Gpbs itu mulai mengeluarkan api lalu terbang melesat menuju luar angkasa.

SATRIA-1 dibawa roket Falcon 9 milik SpaceX. Falcon 9 adalah roket yang mendarat vertikal dan bisa dipakai ulang untuk misi selanjutnya. Peluncuran berjalan lancar hingga roket Falcon 9 melepaskan diri dan mendarat sempurna di Bumi.

Acara nobar ditutup setelah menit ke 37 ketika satelit itu telah sampai ke target garis orbit dan melaju menuju titik orbit 146 Bujur Timur selama 145 hari ke depan. SATRIA-1 baru dapat dioperasikan pada Januari 2024 setelah proses orbit dan masa uji coba yang membutuhkan waktu 145 hari.

PEMERATAAN AKSES INTERNET

Seperti diketahui, pemerintah  memberikan pemerataan akses internet dan infrastruktur digital di desa-desa terpencil. SATRIA-1 akan meratakan akses internet di area tertinggal, terdepan, terluar (3T). Rencananya satelit ini bisa memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps.

SATRIA-1 dibangun oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit Thales Alenia Space (TAS) di Prancis memakai platform SpaceBus NEO.

Biaya investasi pembuatan SATRIA-1 membengkak, yang awalnya US$ 450 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun melonjak menjadi US$ 540 juta atau sekitar Rp 8 triliun.

Melonjaknya biaya tersebut karena adanya biaya tambahan. Penyebabnya, semula SATRIA-1 akan diangkut menggunakan pesawat Antonov, namun karena kondisi perang Rusia dan Ukraina rencana otu tifak bisa dilakukan.

SATRIA-1 akhirnya diangkut menggunakan kapal kargo Nordic dari Prancis menuju Cape Canaveral. Perjalanan laut ini membutuhkan waktu 17 hari.

LAYANAN INTERNET

Menurut studi terbaru BAKTI Kemenkominfo pada tahun 2023, SATRIA-1 akan memberikan layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik.

Kecepatan internet di setiap titik fasilitas publik tersebut diperkirakan mencapai 4 Mbps. Hal meningkat dari perhitungan awal pada tahun 2018 saat proyek SATRIA-1 dimulai. Ketika itu direncanakan kecepatannya hanya 1 Mbps.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD mengatakan peluncuran SATRIA-1 adalah upaya pemerintah memeratakan pembangunan, dan menginklusikan masyarakat dalam ekonomi digital dengan menyediakan internet di setiap wilayah di Indonesia.

Mahfud mengatakan, teknologi satelit ini akan mempercepat penyediaan internet di desa-desa yang sulit dijangkau oleh teknologi fiber optik dalam 10 tahun mendatang.

"Prioritas utama penerima akses internet dari strata 1 adalah sektor pendidikan, fasilitas layanan kesehatan, kantor pemerintah daerah, serta TNI dan Polri," jelas Mahfud.

Mahfud MD juga menyatakan bahwa akses internet yang disediakan oleh SATRIA-1 akan memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat di lokasi layanan publik. (Riz/Oryza)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook