- Keselamatan Pelayaran Jadi Prioritas, Kemenhub Bagikan E-Pas Kecil dan Life Jacket ke Nelayan
- KKP: Hingga Oktober 2024, Produksi Perikanan dan Rumput Laut 18,26 Ton, Penerimaan Meningkat
- Omah Sinau, Desa Energi Berdikari Binaan PTK Kelola 31,5 Ton Sampah, Jadi Pusat Edukasi
- Kerahkan Kapal Perang, TNI AL Himpun Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Erick Thohir Angkat Heru Widodo Jadi Dirut ASDP, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi Baru
- Ikan Paus Sperma 17 Meter Mati Terdampar di Pantai Sumba Timur NTT Dimusnahkan
- Food Safety Jadi Isu Global, KKP Gandeng Norwegia Tingkatkan Mutu Produk Perikanan
- Bantu Pengungsi Letusan Gunung Lewotobi, KKP Kirim 1,8 Ton Ikan, Makanan dan Pakaian
- Bangun Depot Ketiga di Surabaya, CMA CGM Perluas Jangkauan di Indonesia
- Pelindo Gandeng Jamdatun Kejaksaan Agung, Bisnis Integritas Tinggi
Pengrajin Stop Produksi, Tempe dan Tahu Menghilang di Pasaran 3 Hari
Keterangan Gambar : Foto: indonesiamaritimenews.com
Indonesiamaritimenews.com ( IMN),JAKARTA: Ibu-ibu harus siap-siap kehilangan tahu tempe selama 3 hari kedepan mulai Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022). Pasalnya, semua pedagang tahu tempe tidak menjual bahan makanan tersebut karena produsen mogok produksi.
Tinggi harga kedelai membuat pengrajin tahu tempe kelimpungan. Naiknya harga bahan baku tentu saja membuat ongkos produksi juga melonjak. Sebagai bentuk protes terhadap pemerintah, produsen tahu tempe di Jabodetabek mogok produksi selama 3 hari.
Rencana mogok pengrajin tahu tempe sudah diantisipasi ibu rumah tangga serta pemilik warteg. Mereka memborong tahu tempe untuknstok selama tiga hari.
Baca Lainnya :
- Gubernur Sumut Edy Rahmayadi: Jangan Coba-coba Bermain Di Atas Penderitaan Rakyat Saya0
- Temuan 2 Sonar Bawah Laut, TNI AL Tingkatkan Kewaspadaan 0
- Geger Temuan Sonar Bawah Laut Mirip Rudal ‘Made in USA’ di Kepulauan Selayar0
- Polisi Akan Panggil Pemilik 3 Gudang Penimbun 1,1 Juta Kg Migor di Deli Serdang, Sumut0
- Edan! 1,1 Juta Kg Minyak Goreng Ditimbun di Deli Derang, Sumut0
Desi, pemilik di kawasan Grogol, Jakarta Barat, salah satunya. Ia mengaku sudah menyimpan 20 balok tempe, dan tiga kantong plastik untuk stok masakan di warungnya selama tiga hari. "Warung nasi primadonanya kan tahu tempe. Kalau sampai nggak ada kan kasian pelanggan saya," ucap Desi, Minggu (20/2/2022).
Kalangan ibu-ibu, juga sudah mengantisipasi dengan membeli tahu tempe dalam jumlah lebih banyak. "Kan bisa disimpan di kulkas, dari pada besok di pasaran nggak ada," kata Watik, ibubrumah tangga yang memborong tempe bersama ibu-ibu lainnya.
Sementara itu Narti, pedagang tahu tempe di Pasar Grogol mengatakan para pedagang selama 3 hari terpaksa tidak jualan. "Nggak ada barang. Mhngkin kalau sudah produksi lagi harganya naik," ungkap Narti.
Data yang dihimpun indonesiamaritimenews.com pengrajin tahu tempe melakukan aksi mogok produksi selama 3 hari. Aksi ini sebagai protes dilakukan agar pemerintah turun tangan melakukan intervensi terhadap mahalnya kedelai impor.
Harga kedelai bahan baku tempe dan tahu kini mencapai Rp12.000 per kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp 9.500 sampai Rp10.000 per kilogram. Kondisi ini membuat produsen dihadapkan pada dilema. Mau menjual sesuai dengan biaya produksi, konsumen belum tentu mau membeli.( Fat/Oriz)