- BUMN Learning Festival Roadshow Perdana di Medan, Sukses Digelar Pelindo
- Program Eduwisata Pelindo Regional 2 Dukung Kemandirian Produktifitas Pondok Pesantren Ruhama
- Tiga Tahun Merger, Aset Pelindo Naik 6 % Tembus Rp 123 T Semester I Tahun 2024
- Pelindo Hadirkan Marina Kelas Dunia di Pelabuhan Benoa, Menyediakan 180 Dermaga
- Ratusan Butir Peluru dan Magazen Ditemukan Satgas Lantamal X Mengapung di Laut
- Kurir Narkoba Diringkus, 600 Gram Ganja Disita Prajurit Yonmarhanlan X Jayapura
- Ini Pengurus Pusat Corps Alumsi AMC Hasil Munas III Palangkaraya
- Perdana, 50 Yachters 11 Negara Sandar di BMTH Pelindo
- Presiden Jokowi Dianugerahi Brevet Hiu Kencana di Kapal Perang KRI RJW-992
- Juara Tenis Meja Empat Purnawirawan TNI AL, Tekuk Tim Pemuda, Pantas Dapat Reward Ketum PPAL
Kepulauan Meranti Kampung Perikanan Budidaya Berbasis Kearifan Lokal
Keterangan Gambar : Foto:dok. KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Pengembangan kawasan perikanan budidaya dengan nilai ekonomi yang tinggi menjadi sasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), terutama pada komoditas berbasis kearifan lokal.
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP, menjadi salah satu garda terdepan guna mewujudkan target kampung perikanan budidaya yang berbasis pada kearifan lokal di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.
Salah satunya dengan pengembangan kampung perikanan budidaya kakap putih yang berada di Desa Sialang Pasung, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. KKP di tahun 2022 menargetkan ada 130 kampung. Salah satunya Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai kampung perikanan budidaya kakap putih.
Baca Lainnya :
- Ekspor Produk Perikanan Lampung Semakin Mendunia0
- Transisi Pandemi COVID-19Menuju Endemi, Aturan Semakin Longgar0
- Upaya Penuhi Muatan Balik Tol Laut, Pelni Bina Petani dan UKM Merauke0
- Wakil Presiden K.H. Ma ruf Amin Tegaskan, Spekulan dan Penimbun Komoditas Harus Dihukum0
- 37 Nama Nakes DKI Jakarta Korban COVID-29, Diabadikan di Prasasti JPO Pinisi0
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menyampaikan akselerasi program terobosan yang telah dicanangkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono terus berjalan. Seperti program kampung perikanan budidaya kakap putih di Kabupaten Kepulauan Meranti yang menjadi salah satu wilayah yang berpotensi untuk membudidayakan ikan laut.
Dengan luas laut untuk budidaya sebesar 1.350 hektar, menjadi potensi yang besar untuk mengembangkan budidaya perikanan laut. Sealin itu, kualitas air yang cocok untuk budidaya komoditas kakap putih. "Di Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki salinitas atau kadar garam yang terlarut dalam air berada di angka 24 sampai 25 ppt, dan itu merupakan perairan yang cocok untuk habitat kakap putih,” ujar Tb Haeru.
Selain perairan yang baik, pembudidaya juga didukung dengan pakan yang murah. Di Kepulauan Meranti, ikan rucah untuk pakan kakap putih hanya dibandrol Rp
1.500 sampai Rp2.000 per kilogram, sehingga menurutnya, jika FCR nya 7 – 8, untuk kebutuhan pakan tidak sampai Rp 20.000 dan itu artinya sangat murah sekali.
“Dengan harga jual mencapai Rp60 ribu sampai Rp70 ribu per kilo, saya kira margin yang akan didapat para pembudidaya sangat besar, dan saya kira ini sangat layak sekali untuk dikembangkan,” urainya. Terbukti, dengan keberhasilan pembudidaya ikan kakap putih binaan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam yang telah melakukan panen ikan kakap putih sebanyak 20 ton pada awal Maret lalu.
Satu hal lagi yang membuat Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi kawasan yang tepat untuk mengembangkan kakap putih adalah lokasinya yang strategis. Karena Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi daerah persinggahan dari Riau daratan ke Riau lautan (kepulauan), sehingga kawasan tersebut menjadi lokasi transit bagi masyarakat.
Selain itu, Kabupaten ini dekat dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura sehingga menjadi nilai tambah, karena kedua negara tersebut merupakan negara tujuan ekspor ikan dari Indonesia. Hal tersebut tentu tidak lepas dari program BPBL Batam dalam melakukan pendampingan dan pembinaan, serta kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha.
JADI SOLUSI
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam telah membangun kerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau sejak tahun 2019.
Melalui program Sekawan Logik yang dikembangkan BPBL Batam, bisa menjadi solusi guna memenuhi ketersediaan benih bermutu bagi masyarakat pembudidaya ikan di sentra-sentra produksi dengan harga yang terjangkau. Selain itu dapat mengatasi mahalnya transaction cost atau ongkos kirim karena jauhnya lokasi sentra pembenihan dengan lokasi produksi pembesaran.
“Inovasi Sekawan Logik yang telah dikembangkan oleh teman-teman di BPBL Batam menjadi solusi dalam menekan rantai pasok ketersediaan benih ikan, harga benih ikan yang lebih terjangkau serta terciptanya segmen usaha baru. Saya berharap melalui Sekawan Logik, BPBL Batam mampu mendorong tercipta sistem logistik benih yang efektif dan efisien,” tandas Tb Haeru.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan program kampung perikanan budidaya efektif untuk menggerakkan perekonomian di daerah. Kampung Perikanan Budidaya, harus memerhatikan berbagai aspek agar hasil panen lebih maksimal, seperti pakan dan proses pembenihan. Ia juga menekankan bahwa kegiatan produksi tidak boleh mengancam kelestarian lingkungan. ( Arry/Oriz)