- Serbuan Maritim di Muara Angke: Prajurit, Masyarakat dan Mahasiswa Bersih-bersih Pantai
- KKP Gandeng Polda Sulsel Sukseskan Program Kampung Nelayan Merah Putih
- Penyeberangan Ketapang - Gilimanuk Kembali Normal, ASDP Pastikan Antrean dan Bongkar Muat Lancar
- 15,8 Kg Sarang Burung Walet Buat Oleh-oleh ke Hongkong, Disita Satgaspam TNI AL
- Sepiring Harmoni di Perbatasan, Kehangatan TNI AL dan Siswa SF YPK Emaus Papua Makan Bersama
- KSOP Waingapu-Pelindo Teken Kerja Sama Pelayanan Pemanduan dan Pelayanan Kapal
- KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991, Mantap Menuju Predikat KRI Teladan 2025
- Komisi VI DPR RI Dukung Percepatan Pengembangan Pelabuhan Merak
- Pendangkalan Kolam Pelabuhan, KKP Pastikan Kapal Nelayan Bisa Sandar di Untia
- KKP Dukung Pengembangan Benih Nila Banjarnegara, Bisa Buat Program Budidaya di Pantura
Insiden Robohnya Crane RTG TPK Bitung, Pelindo Petikemas Tegaskan: Bukan Alat Bekas

Keterangan Gambar : Dua unit rubber tyred gantry crane/RTG (derek peti kemas di lapangan penumpukan) di Terminal Petikemas Bitung. Foto: TPK Bitung
Indonesiamaritimenews.com (IMN), SURABAYA: Insiden robohnya alat jenis rubber tyred gantry crane/RTG (derek peti kemas di lapangan penumpukan) di Terminal Petikemas Bitung menjadi sorotan. Pengelola TPK Bitung menegaskan, alat tersebut dibeli dalam kondisi baru dan layak operasi.
RTG dengan nomor 13 tersebut tiba di TPK Bitung pada tahun 2020. Sebelum insiden terjadi, RTG 13 sempat melayani kegiatan operasional di lapangan penumpukan peti kemas. Alat itu juga dipastikan menjalani perawatan rutin setiap 250 jam kerja.
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra mengatakan, perseroan memiliki prosedur terhadap perawatan alat yang dilakukan secara rutin. Bahkan, setiap kali akan mengoperasikan alat, operator wajib melakukan pengecekan dan memastikan seluruh fungsi dapat beroperasi dengan baik.
Baca Lainnya :
- Tekan Risiko Kecelakaan Kerja, Terminal Teluk Lamong Gelar Fatigue Test0
- Crane Roboh di Terminal Petikemas Bitung, Pelindo Pastikan Operasional Tak Terganggu0
- Kinerja IPC TPK Moncer, April 2025 Melonjak 19 %0
- Terminal Petikemas Surabaya Luncurkan ADDS, Sistem Cerdas Deteksi Kerusakan Kontainer0
- Libur Long Weekend Waisak Lancar, ASDP Layani 429 Ribu Penumpang dan 111 Ribu Kendaraan0
“Bukan alat bekas, dibeli dalam kondisi baru dan dilakukan pemeliharaan secara rutin,” tegas Widyaswendra, Kamis (22/5/2025).
TPK Bitung juga disebut telah memiliki sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dengan SMK3 dapat dipastikan alat yang ada juga memiliki sertifikat layak operasi sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain kesiapan alat, TPK Bitung juga memastikan bahwa operator yang bertugas pada saat insiden terjadi memenuhi persyaratan untuk bekerja. Sebelum memulai aktivitas, setiap pekerja di TPK Bitung diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tim medis. Hasil pemeriksaan tersebut menjadi dasar rekomendasi bahwa pekerja tersebut dinyatakan layak atau tidak untuk bekerja.
“Operator alat juga memiliki lisensi sesuai yang dipersyaratkan oleh aturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk juga memperoleh pembinaan dan pelatihan sesuai dengan keahliannya,” lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa telah terjadi insiden RTG roboh di TPK Bitung pada Rabu (21/5/2025) sekitar pukul 10.00 WITA. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pelindo Petikemas saat ini tengah melakukan upaya evakuasi alat RTG dan investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab insiden tersebut. (Arry/Oryza)
