- Program Kampung Nelayan Merah Putih, KKP Pastikan Aspek Keberlanjutan
- Pelindo, INSA dan Perusahaan Pelayaran Sepakati Tarif Handling Peti Kemas Pelabuhan Manokwari
- Disinggahi KRI Tatihu-853, Masyarakat Pulau Bacan Antusias Naik Kapal Perang dan Mengenal Prajurit
- Presiden Prabowo Memulai Lawatan Ke Singapura dan Rusia
- 45,7 Ton Pasir Timah Diduga Mau Diselundupkan, Kapal Kandas Ditangkap TNI AL
- Terminal Petikemas Surabaya Dirikan Bank Sampah, Warga Peduli Lingkungan Sekaligus Tambahan Ekonomi
- Menteri Trenggono Disebut Champion Ocean Account, Indonesia Diakui Terdepan Kelola Laut
- Wow, PELNI Pangkas 50 Persen Harga Tiket Penumpang Kapal Melonjak 138 Persen
- Indonesia Promosikan Potensi Budidaya Rumput Laut di UNOC Prancis
- Tinggal Bawa Tumbler, KAI Sediakan 102 Water Station Gratis di 39 Stasiun, Cek Lokasinya
Insiden Robohnya Crane RTG TPK Bitung, Pelindo Petikemas Tegaskan: Bukan Alat Bekas

Keterangan Gambar : Dua unit rubber tyred gantry crane/RTG (derek peti kemas di lapangan penumpukan) di Terminal Petikemas Bitung. Foto: TPK Bitung
Indonesiamaritimenews.com (IMN), SURABAYA: Insiden robohnya alat jenis rubber tyred gantry crane/RTG (derek peti kemas di lapangan penumpukan) di Terminal Petikemas Bitung menjadi sorotan. Pengelola TPK Bitung menegaskan, alat tersebut dibeli dalam kondisi baru dan layak operasi.
RTG dengan nomor 13 tersebut tiba di TPK Bitung pada tahun 2020. Sebelum insiden terjadi, RTG 13 sempat melayani kegiatan operasional di lapangan penumpukan peti kemas. Alat itu juga dipastikan menjalani perawatan rutin setiap 250 jam kerja.
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra mengatakan, perseroan memiliki prosedur terhadap perawatan alat yang dilakukan secara rutin. Bahkan, setiap kali akan mengoperasikan alat, operator wajib melakukan pengecekan dan memastikan seluruh fungsi dapat beroperasi dengan baik.
Baca Lainnya :
- Tekan Risiko Kecelakaan Kerja, Terminal Teluk Lamong Gelar Fatigue Test0
- Crane Roboh di Terminal Petikemas Bitung, Pelindo Pastikan Operasional Tak Terganggu0
- Kinerja IPC TPK Moncer, April 2025 Melonjak 19 %0
- Terminal Petikemas Surabaya Luncurkan ADDS, Sistem Cerdas Deteksi Kerusakan Kontainer0
- Libur Long Weekend Waisak Lancar, ASDP Layani 429 Ribu Penumpang dan 111 Ribu Kendaraan0
“Bukan alat bekas, dibeli dalam kondisi baru dan dilakukan pemeliharaan secara rutin,” tegas Widyaswendra, Kamis (22/5/2025).
TPK Bitung juga disebut telah memiliki sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dengan SMK3 dapat dipastikan alat yang ada juga memiliki sertifikat layak operasi sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain kesiapan alat, TPK Bitung juga memastikan bahwa operator yang bertugas pada saat insiden terjadi memenuhi persyaratan untuk bekerja. Sebelum memulai aktivitas, setiap pekerja di TPK Bitung diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tim medis. Hasil pemeriksaan tersebut menjadi dasar rekomendasi bahwa pekerja tersebut dinyatakan layak atau tidak untuk bekerja.
“Operator alat juga memiliki lisensi sesuai yang dipersyaratkan oleh aturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk juga memperoleh pembinaan dan pelatihan sesuai dengan keahliannya,” lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa telah terjadi insiden RTG roboh di TPK Bitung pada Rabu (21/5/2025) sekitar pukul 10.00 WITA. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pelindo Petikemas saat ini tengah melakukan upaya evakuasi alat RTG dan investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab insiden tersebut. (Arry/Oryza)
