Crane Roboh di Terminal Petikemas Bitung, Pelindo Pastikan Operasional Tak Terganggu

By Indonesia Maritime News 21 Mei 2025, 21:33:49 WIB Pelabuhan
Crane Roboh di Terminal Petikemas Bitung, Pelindo Pastikan Operasional Tak Terganggu

Keterangan Gambar : Rubber tyred gantry crane/RTG atau alat memintahkan kontainer. Foto: TPK



Indonesiamaritimenews.com (IMN), SURABAYA: Insiden robohnya rubber tyred gantry crane/RTG terjadi di dalam kawasan Terminal Petikemas Bitung (TPB), Sulawesi Utata, Rabu (21/5/2025) pagi sekira pukul 09:30 WITA. Tidak ada korban jiwa, namun operator dilaporkan dilarikan ke rumah sakit.

PT Pelindo Terminal Petikemas memastikan operasional TPK Bitung, Sulawesi Utara tetap berjalan paska insiden robohnya rubber tyred gantry crane/RTG (derek peti kemas di lapangan penumpukan).

Baca Lainnya :

Insiden tersebut terjadi pada RTG 13 yang disiapkan untuk melayani kegiatan receiving/delivery (proses menerima peti kemas dari luar terminal atau sebaliknya) yang berada di block D lapangan penumpukan TPK Bitung. Perseroan memastikan tidak ada korban jiwa atas insiden tersebut.

“Ketika RTG 13 roboh, operator berada di dalam kabin, kami pastikan operator tersebut selamat dan saat ini sedang menjalani observasi lebih lanjut di Rumah Sakit Angkatan Laut Bitung,” kata Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, dalam keterangan tertulis, Rabu (21/5).

Lebih lanjut dijelaskannya, langkah awal yang dilakukan Pelindo Petikemas adalah melakukan sterilisasi dan pembersihan lokasi jatuhnya RTG. Pengaturan jalur lalu lintas truk di dalam terminal juga dilakukan untuk memastikan kegiatan operasional TPK Bitung tetap berjalan. Pada saat insiden terjadi, TPK Bitung tengah melayani kegiatan bongkar muat kapal Oriental Gold dan Tanto Jaya.

Widyaswendra memastikan pelayanan terhadap kapal yang tengah berkegiatan di TPK Bitung tetap berlangsung sesuai dengan yang telah direncanakan. Saat ini pihaknya juga tengah mendata kerusakan yang terjadi akibat insiden tersebut untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.

“Kami lakukan pembersihan tumpahan oli dari mesin RTG agar tidak memicu terjadinya kebakaran dan juga  tidak mencemari lingkungan, termasuk perbaikan terhadap fasilitas dan peralatan yang terdampak,” lanjut Widyaswendra.

Ia mebambahkan, pihaknya bersama pihak-pihak terkait akan melakukan investigasi secara menyeluruh guna mengetahui penyebab robohnya RTG 13. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui penyebab sehingga bisa dijadikan pelajaran agar insiden tersebut tidak terjadi lagi baik di TPK Bitung maupun di lokasi terminal peti kemas lainnya.

Pemeriksaan terhadap seluruh peralatan yang ada memastikan alat tersebut aman serta dapat digunakan untuk melakukan pelayanan kegiatan bongkar muat peti kemas.

“Kami memohon maaf kepada para pengguna jasa dan semua pihak jika insiden ini mempengaruhi kinerja bongkar muat terminal, kami akan mengupayakan yang terbaik agar pelayanan TPK Bitung kembali normal dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak,” pungkasnya.

Informasi yang dihimpun indonesiamaritimenews.com satu unit Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane roboh di dalam kawasan Terminal Petikemas Bitung (TPB). Operator alat berat tersebut dikabarkan memgalami luka dan dilarikan di RSAL dr. Wahyu Slamet. 

RTG adalah jenis derek yang menggunakan roda karet untuk bergerak. Alat ini berfunhsi memindahkan kontainer di terminal peti kemas, baik untuk penumpukan, pemindahan ke area penyimpanan, maupun untuk pemuatan atau pembongkaran dari truk. (Arry/Oryza)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook