- KKP Stop Reklamasi Pantai di Konawe Selatan
- 2 Kapal Tenggelam di Perairan Jember, 3 elayan Diselamatkan Marinir
- Menhub: Inovasi Teknologi Tingkatkan Keselamatan Pelayaran
- Prajurit Jalasena Bakti Sosial Jelang HUT TNI, Bersih-bersih Pantai Madura dan Berbagi Sembako
- Nah! Program Kampung Nelayan Merah Putih Diawasi Kejagung, Lokasi Dipasang CCTV
- PTP Nonpetikemas Dukung SMTP Tanam 11.000 Mangrove di Medan
- Dukung MHT Award 2025, Pelindo Dapat Apresiasi Ketua PWI Jaya Kesit Budi Handoyo
- Cosco Percayakan Rute Baru ke Nava Sheva Lewat Terminal Teluk Lamong
- Contack Center PELNI Raih The Best People Development di ICCA 2025
- Cek Sistem Keamanan Objek Vital, Dirpamobvit Baharkam Polri Tinjau Pertamina CPP Senoro
Genjot Ekspor Perikanan, KKP Layani Sertifikasi Mutu 24 Jam Nonstop

Keterangan Gambar : Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen memberikan kemudahan dalam pelayanan ekspor komoditas perikanan. Digitalisasi layanan dibuka selama 24 jam agar lebih efisien dan proses lebih cepat.Humas: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen memberikan kemudahan dalam pelayanan ekspor komoditas perikanan. Digitalisasi layanan dibuka selama 24 jam agar lebih efisien dan proses lebih cepat.
Melalui fasilitas pelayanan digital, Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu KKP) memastikan layanan sertifikasi mutu atau Sertifikat Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SMKHP) yang dipersyaratkan negara tujuan bisa diakses 24 jam dan setiap hari.
Baca Lainnya :
- Perkuat Hilirisasi Perikanan, KKP Siapkan Sistem Informasi Cold Storage0
- KKP Dorong Penggunaan Hidrolisat Protein Ikan, Ini Manfaatnya0
- Tekan Laju Perubahan Iklim, Indonesia-Inggris Kelola Kawasan Konservasi Laut 0
- Diolah Jadi Makanan Kuncing dan Anjing, 453 Ton Pakan Ikan Impor Disegel KKP0
- Bangun Dermaga Apung, KKP Ingin Permudah Akses Masyarakat Pesisir0
"Kami menyadari pentingnya ekspor, karenanya layanan kami tetap buka walaupun tanggal merah alias tidak mengenal hari libur," ujar Kepala Badan Mutu, Ishartini di Jakarta, Senin (27/1).
Lebih lanjut, Ishartini menyebut jajarannya telah memiliki sistem pengurusan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) sebagai bagian dari sistem jaminan mutu hasil kelautan dan perikanan (SJMKHP) secara digital melalui HONEST atau HACCP Online System.
Dikatakannya, sistem yang dibuat untuk mengubah metode pengurusan offline menjadi online agar penerbitan sertifikat HACCP yang dipersyaratkan Negara tujuan ekspor lebih cepat dan mudah.
Setidaknya ada 9 keuntungan dan kemudahan yang akan didapatkan masyarakat melalui digitalisasi layanan ini, yaitu:
- meningkatkan kecepatan proses
- meningkatkan efisiensi
- meningkatkan akurasi data dan informasi
- meningkatkan transparansi,
- mengurangi waktu pengajuan
- mengurangi biaya
- meningkatkan kemudahan monitoring
- meningkatkan kemudahan evaluasi
- mempermudah integrasi dengan sistem lain.
"Ini komitmen kami untuk mewujudkan pelayanan prima dan memudahkan pelaku usaha," kata Ishartini.
Melalui layanan prima, Ishartini berharap produk kelautan dan perikanan tetap terjaga keberterimaannya di negara tujuan ekspor. Tercatat, pada tahun 2024 sebanyak 140 dari 195 negara di dunia telah menjadi pangsa pasar produk kelautan dan perikanan Indonesia.
Selain itu, selama tahun 2024, sebanyak 4.424 sertifikat HACCP diterbitkan dan 1.201 unit pengolah ikan (UPI) di Indonesia telah disertifikasi HACCP. "Tahun lalu produk perikanan Indonesia telah diterima di 140 negara, tentu ini tugas kami untuk menjaga, termasuk meyakinkan negara lain untuk tak ragu menerima produk Indonesia," tegasnya.
Selain memberikan akses kemudahan melalui fasilitas pelayanan digital, Ishartini juga mengintruksikan jajarannya yang berada di unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh Indonesia untuk jemput bola ke pelaku usaha. Termasuk memberikan pendampingan yang diperlukan agar mereka bisa menerapkan SMKHP.
"Saya mengintruksikan ke semua jajaran di UPT untuk senantiasa mendampingi pelaku usaha dan berikan layanan terbaik kepada mereka," tutupnya.
Seiring dengan tuntutan pelayanan public yang prima guna mendorong perkembangan sektor kelautan dan perikanan melalui fasilitasi perdagangan komoditas perikanan, maka dalam rangka meningkatkan pelayanan sertifikasi mutu hulu - hilir, Badan Mutu saat ini sedang mengembangkan sistem informasi berbasis digital SiapMutu.
Sistem ini mengintegrasikan layanan sertifikasi penjaminan mutu hulu (primer) yang meliputi pembenihan yang baik (CPIB), Pembesaran yang baik (CBIB), Pembuatan Pakan (CPPIB), Pembuatan Obat (CPOIB), Distribusi Obat Ikan (CDOIB), Penanganan Ikan diatas Kapal (CPIB), Penjaminan mutu perikanan pasca panen (SKP dan HACCP yang teritegrasi dengan Sistem OSS BKPM.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya kualitas atau penjaminan mutu produk perikanan. Menurutnya, kegiatan ini harus dilakukan dari hulu ke hilir, dimulai dari produksi hingga sampai ke tangan konsumen untuk melindungi sumber daya hayati ikan tetap sehat dan bermutu. (Arry/Oryza)
