- PON XXI Aceh-Sumut 2024, KM Kelud Jadi Hotel Terapung Gratis
- 10 Negara Menimba Ilmu Budidaya Nila dan Lele dari Indonesia
- Kekuatan Kapal Selam Kunci Amankan Perairan RI, Kasal: Wujudkan TNI AL Modern dan Berdaya Gentar
- HUT ke 79 TNI AL di Atas Kapal Perang Dipimpin Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto
- Tanjung Priok Bikin Presiden Zanzibar Kesengsem, Kerja Sama Maritim dengan Pelindo
- Pelindo Mengajar Menyasar SMAN 13 Jakarta, Drajat Sulistyo: SDM Bagus, Perusahaan Maju
- Kapal Nelayan Dimangsa Api, 4 Korban Dievakuasi KRI Layang 345, Seorang Tewas
- KRI Bima Suci Memukau Masyarakat di Shanghai Cina
- PON XXI 2024 di Aceh dan Sumut, Pelindo Pastikan Pelabuhan Malahayati Beri Layanan Penuh
- Pelindo Mengajar 2024, Dirut Arif Suhartono: Pendidikan Bukan Hanya Soal Akademis
Dorong Jadi Pelaku Usaha Kelautan, Istri Nelayan Lampung Diberi Edukasi
Keterangan Gambar : Istri para nelayan di Lampung didorong menjadi pelaku usaha kelautan. Mereka diberi edukasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.(Foto: Ist))
Indonesiamaritimenews.com ( IMN),LAMPUNG: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfasilitasi istri-istri nelayan di Lampung untuk menjadi pengolah ikan. Hal ini sebagai upaya mendorong kemandirian produksi dan meningkatkan perekonomian. Mereka diberi edukasi soal teknis pengolahan ikan serta bagaimana mengurus izin usaha.
"Ketika kita melihat hasil tangkapan bapak-bapak nelayan bisa diolah, ini menjadi tugas kami agar istri nelayan mendapatkan kesempatan tambahan (penghasilan) menjadi pengolah," terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS), Budi Sulistiyo saat memberikan sambutan acara Sosialisasi Mutu dan Nilai Tambah Produk Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Kamis (18/5/2023).
Budi mengatakan, Ditjen PDS untuk pertama kalinya turun dengan tim yang lengkap. Tim tersebut tidak hanya memfasilitasi bimbingan teknis pengolahan ikan, tetapi juga membuka gerai untuk melayani proses perizinan berusaha, pendataan KUSUKA (Kartu Pelaku Usaha), dan sertifikasi pengolahan hasil perikanan.
Baca Lainnya :
- Menhub dan Walikota Medan Tinjau Pembangunan Kereta Api Layang Medan - Binjai0
- Produktivitas Pelabuhan Kuala Tanjung, 10 Pabrik Bakal Dibangun di KEK Sei Mangkei0
- Terminal Amplas Direvitalisasi Mirip Bandara Internasional0
- Gerai Maritim, Kapal Tol Laut Angkut Minyak Goreng ke Indonesia Timur 0
- Menhub: Alhamdulillah Pelaksanaan Mudik Berjalan Baik0
Dia pun mengapreasiasi Bupati Tanggamus, Dewi Handajani yang telah mendukung penuh pelaku usaha untuk memperoleh kemudahan perizinan. Hal ini sangat penting dalam mendukung peningkatan daya saing produk.
"Pertemuan ini sangat penting, selain melakukan sosialisasi dan bimbingan mutu, kami juga melakukan pendataan para pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan," sambung Budi.
Dikatakannya, pendataan ini diperlukan untuk perlindungan dan pemberdayaan pelaku usaha kelautan dan perikanan, percepatan pelayanan, peningkatan kesejahteraan, serta menciptakan efektivitas dan efisiensi program KKP agar tepat sasaran.
"Intinya ada gerai disini supaya bapak-ibu sekalian terdaftar," jelas Budi.
RUMAH TANGGA NELAYAN
Sementara Bupati Tanggamus, Dewi Handajani menyebut daerahnya memiliki panjang pantai 202 km, sehingga wajar jika umumnya masyarakat pesisir bekerja sebagai nelayan.
"Data BPS, ada 5.000 rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai nelayan," ujar Dewi.
Adapun bimbingan teknis ini sangat tepat agar para nelayan bisa memiliki produk bernilai tambah dan nilai ekonomi yang lebih baik. Dewi mengajak agar para peserta memperhatikan materi Bimtek dengan seksama karena tidak semuanya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Bimtek seperti ini.
"Semoga dengan mengolah ikan lebih bervariasi bisa membawa nama Tanggamus lebih terkenal dan masyarakatnya akan lebih sejahtera," harap Dewi.
PENINGKATAN MUTU
Senada, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menekankan pentingnya peningkatan mutu. Menurutnya, dengan mutu yang terjaga, produk yang diproduksi di Tanggamus bisa dijual hingga ke kota lain. Dia juga berharap para nelayan memanfaatkan akses pendidikan yang sudah diberikan oleh KKP.
"Apabila bapaknya nelayan, ibunya jadi pengolah ikan, anaknya harus sekolah tinggi. Sekolahnya itu tidak bayar, gratis, inilah kebaikannya KKP," kata Sudin.
Sebagai informasi, KKP bersama Komisi IV DPR RI melaksanakan Sosialisasi Mutu dan Nilai Tambah Produk Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Tanggamus yang diikuti 200 peserta. Sosialisasi dikemas dalam bentuk bimtek tentang Cara Penanganan dan Pengolahan Ikan yang Baik menuju Sertifikasi Good Manufacturing Practice/GMP, sosialisasi diversifikasi produk olahan bernilai tambah dan pengemasan, serta praktik membuat nugget ikan blue marlin.
Di akhir acara, dilakukan penyerahan SKP kepada 5 UMKM yang telah memiliki E-KUSUKA dan NIB serta yang telah memenuhi persyaratan kelayakan dasar pengolahan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pelaku usaha memang harus tanggap akan kemajuan teknologi dan trend pasar. Untuk itu, pengelola sentra perikanan agar lebih gencar lagi dalam mempromosikan dagangannya (produknya) melalui market place ataupun sosial media.(Arry/Oryza)