Desember-Januari Cuaca Ekstrem, Pengguna Kapal Laut Diingatkan Tetap Waspada

By Indonesia Maritime News 08 Des 2024, 13:28:49 WIB News
Desember-Januari Cuaca Ekstrem,  Pengguna Kapal Laut Diingatkan Tetap Waspada

Keterangan Gambar : Cuaca kurang bersahabat di Selat Sunda. Foto: property of indonesiamaritimenews.com



Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Setiap tahun pada periode Desember hingga Januari adalah masa-masa kerap terjadi cuaca ekstrem. Bagi pengguna transportasi laut, angin kencang dan gelombang tinggi menjadi kendala dan ancaman sehingga harus diwaspadai. 

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengimbau seluruh pengguna jasa kapal feri untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). 

Baca Lainnya :

Bulan Desember hingga Januari diprediksi sebagai puncak musim hujan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Jawa, Lampung, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan, berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin mengingatkan agar pengguna jasa feri di lintasan utama seperti Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk agar mempersiapkan perjalanan dengan matang.

“Kami menyarankan pengguna jasa untuk merencanakan keberangkatan lebih awal sebelum puncak arus libur Natal dan Tahun Baru, serta tetap waspada dengan risiko yang muncul dengan terjadinya cuaca ekstrem yang berdampak pada terganggunya layanan penyeberangan,” ungkap Shelvy dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (8/12/2024).

ASDP telah menyiapkan langkah mitigasi, termasuk bersama dengan KSOP dan BPTD selaku regulator dan mitra kerja terkait dalam pengoperasian kapal-kapal berukuran besar untuk menjamin kelancaran dan keamanan perjalanan. Semua armada yang dioperasikan pada layanan Natal dan Tahun Baru 2024/2024 ini telah menjalani pemeriksaan alat keselamatan yang sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP).

Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa cuaca ekstrem pada akhir tahun ini dipengaruhi oleh lebih dari satu faktor, sehingga mitigasi bencana hidrometeorologi sangat mendesak. 

"Saat ini bahkan sudah bukan waspada lagi, tapi siaga bencana hidrometeorologi yang disebabkan peningkatan curah hujan yang sangat tinggi," ujar Dwikorita. Ia mengingatkan masyarakat, termasuk pengguna transportasi laut, untuk lebih berhati-hati dan mengantisipasi risiko perjalanan selama periode ini.

Pantauan indonesiamaritimenews.com cuaca ekstrem dan gelombang tinggi melanda Selat Sunda pada Selasa (3/12/2024). Pelabuhan Merak dan Bakauheni sempat ditutup dan kapal ferry menghentikan pelayanan. Akibatnya antrean kendaraan yang antre mau masuk kapal, mengular panjanh baik di Pelabuhan Merak maupun Pelabuhan Bakauheni.

Pada Rabu sore pelayanan dibuka kembali. Namun gelombang tinggi masih melanda Selat Sunda. Dampaknya, perjalanan dari Pulau Jawa ke Sumatera mauoun sebaliknya menjadi terganggu. Sebagai contoh, Bus Damri rute Jakarta-Lampung berangkat pukul 22.00 WIB, baruntiba di Lampung sekitar pukul 15:00. Padahal biasanya pukul 05.00 ssh masuk Bandar Lampung.

KESELAMATAN JADI PRIORITAS

Shelvy menegaskan, aspek keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa selalu menjadi prioritas utama. Selain itu, seluruh layanan operasional tetap berjalan dengan mengutamakan aspek keamanan.

"Terkait kondisi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi hingga awal tahun depan, ASDP terus berkoordinasi dengan BMKG dan stakeholder lain, dan terus memantau kondisi cuaca dan memberikan pembaruan terkini kepada masyarakat guna memastikan layanan berjalan optimal," tuturnya.

Untuk mendukung kelancaran perjalanan selama Nataru, ASDP juga mewajibkan pengguna jasa melakukan pembelian tiket ferry menggunakan aplikasi Ferizy ataupun melalui mitra kerja resmi. Melalui sistem pembelian tiket yang transparan dan bebas penipuan, Ferizy memungkinkan pengguna memesan tiket hingga 60 hari sebelum jadwal keberangkatan.

“Kami terus mengingatkan masyarakat agar memesan tiket lebih awal melalui Ferizy. Selain memastikan ketersediaan tiket, ini juga menghindarkan pengguna jasa dari antrian panjang. Saat ini, ASDP juga sudah tidak lagi menjual tiket di pelabuhan, sehingga pastikan pengguna jasa telah bertiket sebelum berangkat dari rumah," tambah Shelvy.

Dalam kondisi force majeur, seperti cuaca ekstrem yang berdampak pada terlambatnya jadwal pelayanan penyeberangan, manajemen memberlakukan perpanjangan expired tiket ferry selama 24 jam, sehingga penumpang tetap dapat menyeberang sesuai jadwal yang telah disesuaikan.

Adapun penggunaan Ferizy memberikan banyak keuntungan, seperti proses pemesanan yang cepat, aman, dan nyaman. Hal ini mendukung kenyamanan perjalanan pengguna jasa selama periode Nataru, sekaligus mempermudah pengaturan jadwal perjalanan secara lebih terkendali.
“Dengan memanfaatkan Ferizy, pengguna jasa dapat menikmati liburan akhir tahun yang lebih lancar, tanpa harus khawatir tidak terlayani,” tandas Shelvy. (Fat/Oryza)





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook