- Lanal Banten Kawal Tim Jetski Anggota Dewan Seberangi Selat Sunda Pakai Jetski
- Jelang Libur Nataru 2025-2026, Danantara Tinjau Fasilitas KM Kelud, Apresiasi PELNI
- Sambut Kunjungan PWI Pusat, Jaksa Agung: Kami Butuh Peran Media
- Prajurit KRI Selar-879 Evakuasi Jasad Mengapung di Perairan Balikpapan
- Libur Panjang Nataru 2025-2026, ASDP Sipkan 67 Kapal Lintasan Merak-Bakauheni
- Laut Mediterania Jadi Saksi Uji Ketangguhan KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan LAF Air Force
- KRI Spica-934 dan Kapal Australia HMAS Leeuwin A-245 Gelar Ship Visit Exchange di Kupang
- Tiga Hari Kunjungi Indonesia, Kapal AL Singapura MV Mentor Dilepas Kodaeral III: Selamat Jalan..
- KRI Bung Hatta-370 dan Pesawat Udara Casa U-6206 Kerja Sama Taktis di Perbatasan Indonesia-Malaysia
- Kemenhub Fasilitasi Penyerahan Asuransi dan Pemulangan Jenazah Pelaut Indonesia
Bisnis Obat Palsu Dibongkar Polda Metro Jaya, 11 Tersangka Diringkus

Keterangan Gambar : Para tersangka kasus peredaran obat palsu.Foto: Ist
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Polda Metro Jaya membongkar kasus peredaran obat palsu. Sebanyak 11 tersangka ditangkap, sedangkan barang bukti yang disita yaitu 430 ribu butir obat-obatan palsu dan kadaluarsa.
Obat-obatan tersebut dinyatakan palsu setelah diteliti di laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ratusan ribu butir obat ilegal itu disita dari 8 pengedar dan 2 produsen.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis mengungkapkan 11 tersangka yang ditangkap berinisial RA, W, M, AAR, RI, CS, J, A, M, MD, dan AZ.
Baca Lainnya :
- Waduh! Eks Walikota Blitar Ditahan Dituduh Otaki Perampokan di Rumah Walikota Baru0
- Menkeu Sri Mulyani: Pelabuhan Dulu Mengerikan, Kini Harus Jadi Etalase Indonesia0
- Patroli KRI dan Patroli Udara Maritim Ditingkatkan, Situasi di Natuna Utara Terkendali0
- Polri-Bea Cukai Sinergi Tanggulangi Kejahatan Transnasional Lintas Negara0
- Menteri Transportasi Guinea Naksir Pesawat Buatan Indonesia0
Dua produsen yang ditangkap masing-masing ditangkap di Pulogadung (Jakarta Timur), Tapos (Kota Depok), Matraman (Jakarta Timur), Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Cirebon (Jawa Barat).
"Hsil penindakan kami sudah mengamankan sebelas orang," ungkap Auliansyah di Polda Metro Jaya, Jumat, (27/1/2023)."
Dari para tersangka polisi menyita 430 ribu butir obat dari berbagai jenis di antaranya Ponstan, Itsida, Supertetra, Amoxilin, dan lainnya.
Menurut Auliansyah, dari peredaran obat palsu dan obat ilegal ini polisi menemukan dua tempat produski. Produsen obat terlarang itu berada di Jakarta dan Cirebon, Jawa Barat.
Setelah penyitaan obat-obatan palsu tersebut, Dirkrimsus Polda Metro Jaya langsung melakukan penelitian di laboratorium BPOM. Hasil pemeriksaan ilmiah menunjukkan obat tersebut palsu dan ilegal.
Obat tersebut diedarkan tanpa izin produksi maupun tanpa izin BPOM. Ada juga rekayasa yang dilakukan tersangka dengan mengganti bungkusan obat-obatan tersebut. "Ada obat yang seharusnya sudah kedaluwarsa, bungkusnya diganti sehingga obat itu seolah-seolah masih baik dan belum kedaluwarsa," ungkap Auliansyah.
TOKO DIGEREBEK
Terbongkarnya kasus ini bermula dari tindak lanjut Polda Metro Jaya atas laporan masyarakat. Dalam proses penyelidikan terungkap adanya penjual obat palsu dari pemilik akun online shop berinisial RA, RI, dan CS.
"Kemudian kami melakukan pengembangan kembali dari hasil penindakan awal, yang hasilnya kami temukan ada dua produsen, satu di jakarta dan satunya lagi di Cirebon, Jawa Barat," ucap Auliansyah.
Komplotan ini ternyata membuat obat dengan cara menirukan obat yang asli menggunakan alat-alat seadanya. Obat-obatan palsu itu lalu dipasarkan ke masyarakat.
Diungkapkan Auliansyah, anggotanya juga menggerebek enam toko di Pasar Pramuka, Jakarta Pusat pada Kamis (26/1/2023). Penyidik Subdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya datang ke Pasar Pramuka sekitar pukul 10.30 WIB.
Tim penyidik yang dipimpin oleh Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Supriyanto naik ke lantai dua pasar tersebut dan langsung menuju ke satu toko yang berada di sudut pasar.
Melalui jalan sempit yang dikelilingi sejumlah toko obat lain, penyidik menuju toko yang diduga menjual obat palsu tersebut. Di toko itu polisi mengamankan obat palsu, ilegal, dan obat kadaluarsa yang akan diganti boksnya sehingga seolah-olah masih bisa dikonsumsi sebanyak 430.000 butir.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 60 angka 10 juncto angka 4 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tentang Cipta Kerja, atas perubahan Pasal 197 juncto Pasal 106 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan 15 tahun penjara dan denda Rp 1,5 miliar. (Arry/Oryza)











