- Omah Sinau, Desa Energi Berdikari Binaan PTK Kelola 31,5 Ton Sampah, Jadi Pusat Edukasi
- Kerahkan Kapal Perang, TNI AL Himpun Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Erick Thohir Angkat Heru Widodo Jadi Dirut ASDP, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi Baru
- Ikan Paus Sperma 17 Meter Mati Terdampar di Pantai Sumba Timur NTT Dimusnahkan
- Food Safety Jadi Isu Global, KKP Gandeng Norwegia Tingkatkan Mutu Produk Perikanan
- Bantu Pengungsi Letusan Gunung Lewotobi, KKP Kirim 1,8 Ton Ikan, Makanan dan Pakaian
- Bangun Depot Ketiga di Surabaya, CMA CGM Perluas Jangkauan di Indonesia
- Pelindo Gandeng Jamdatun Kejaksaan Agung, Bisnis Integritas Tinggi
- Jelang Penghujung Tahun 2024, Terminal Petikemas Surabaya Kembali Sabet Penghargaan
- Dipimpin Kasal, Athan Negara Sahabat Olahraga Menembak Eksekutif
Astagfirullah, Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Capai 46 Ribu Jiwa, 2 Warga Indonesia
Keterangan Gambar : Tim Polri yang tergabung dalam Tim EMT melakukan aksi sosial di Turki. Foto: Humas Polri
Indonesiamaritimenews.com (IMN)?JAKARTA: Gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 yang mengguncang Turki dan Suriah menelan korban jiwa mencapai 46 ribu lebih. Dua WNI yang juga menjadi korban sudah teridentifikasi dan dalam waktu dekat jasadnya akan dibawa ke Indonesia.
Seperti diketahui, gempa berkekuatan M 7,7 mengguncang Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 yang lalu.
Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat. Karena sekitar 345 ribu apartemen di Turki hancur dan masih banyak warga yang hilang. Gempa di Turki disebut masuk dalam 100 gempa paling mematikan di dunia dalam 100 tahun terakhir.
Baca Lainnya :
- Diringkus KPK di Jayapura, Bupati Ricky Ham Pagawak Diterbangkan ke Jakarta0
- Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Indonesia, Cek Lokasinya0
- Nelayan Hanyut di Pulau Bunyu: Saya Bersyukur ada Angkatan Laut Menolong0
- Libas Mafia Bola, Ketum PSSI Erick Thohir Gandeng Polri0
- Heli Kapolda Jambi Mendarat di Hutan, Kapolri: Pecinta Alam dan Masyarakat Bantu Evakuasi 0
Kepala Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD), Yunus Sezer, mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan sebagian besar akan dihentikan Minggu malam.
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley mengatakan pemerintah Suriah dan Turki telah bekerja sama dengan sangat baik, tetapi operasinya terhambat di barat laut Suriah.
Badan itu pekan lalu mengatakan kehabisan stok di sana dan menyerukan lebih banyak penyeberangan perbatasan dibuka dari Turki.
"Masalah yang kami hadapi [adalah] operasi lintas garis ke Suriah barat laut dimana otoritas Suriah barat laut tidak memberi kami akses yang kami butuhkan," kata Beasley.
"Waktu hampir habis dan kami kehabisan uang. Operasi kami menghabiskan sekitar $50 juta per bulan untuk tanggap gempa saja, jadi kecuali Eropa menginginkan gelombang baru pengungsi, kami perlu mendapatkan dukungan yang kami butuhkan," sambung Beasley.
BANTUAN INDONESIA
Sementara itu tim bantuan kemanusiaan dari Indonesia sudah mulai melakukan aksi sosial di Turki. Di antaranya membantu pengobatan bagi korban gempa.
TIM DVI Polri juga berhasil mengidentifikasi 2 WNI yang menjadi korban gempa, yakni Irma Lestari asal Lombok (NTB) dan Ni Wayan Supini asal Bali. Jadad keduanya ditemukan ditemukan di reruntuhan Apartemen Galeria di Kota Dyarbakir tempat mereka tinggal.
Seperti diketahui Indonesia mengirimkan bantuan kemanuasiaan Tim Emergency Medical Team (EMT) ke Turki. Tim gabungan ini yang terdiri dari TNI-Polri, Kemenkes, BNPB dan tim relawan lainnya tiba di Bandara Udara Adana, Turki pada Senin malam, 13 Februari 2023.
Kasatgas Polri Misi Kemanusiaan Turki 2023 Brigjen Gatot Tri Suryanta mengatakan, pihak AFAD, otoritas penanganan gempa Turki, telah menentukan titik penempatan tempat personel Tim SAR Indonesia dan 4 personel Polri, beserta 2 ekor K9 (anjing pelacak), telah bergeser ke lokasi pencarian korban gempa.
”SAR K9 yang tergabung dengan Basarnas melaksanakan pencarian korban bencana gempa bumi di wilayah kota Hatay,” jelas Gatot.
Dalam tim EMT, sebanyak 22 personel Polri diberangkatkan ke Turki dalam misi kemanusiaan pada tahap II ini. Pada tahap I Polri telah melepaskan 4 orang personel yakni dari tim K9 terdiri dari AKP Mohammad Amali, Bripka Stefanus Anto Mulyono, Bripka Triyo Arbianto, dan Briptu I Ketut Mertayasa. Tim ini rencananya berada di Turki selama sebulan. (Teddy/Oryza)