- Malam Nisfu Syaban 2025, Ini Doa dan Amalan Pembuka Pintu Ampunan
- Bulan K3, Terminal Teluk Lamong Bantu Alat Medis Puskesmas
- Pelindo Solusi Logistik Dukung Penyediaan Alat Pemindai Kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak
- Akhirnya, Pagar Laut di Bekasi Dibongkar Pemiliknya
- Pencurian 29,44 Ton Avtur Pertamina dari Kapal Tanker Digagalkan Tim F1QR TNI AL, Ini Modusnya
- Pangkoarmada I Sambut Kunjungan Pimpinan AL Pakistan, Admiral Naveed Ashraf di Atas KRI TOM-357
- Presiden Prabowo Sambut Presiden Erdogan di Istana Bogor, Dimeriahkan 75 Personel Pasukan Berkuda
- Genjot Produktivitas Nelayan Terdampak Pagar Laut Tangerang, Ini Langkah KKP
- 5 Hari Terkendala Cuaca Buruk, Prajurit TNI AL dan Nelayan Kembali Bongkar Pagar Laut di Tangerang
- Disergap Personel TNI AL, 19 Karung Balpres dari Timor Leste Gagal Diselundupkan
Setahun, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik

Keterangan Gambar : PT ASDP Indonesia Ferry menggelar kegiatan mengumpulkan sampah plastik di laut. Foto: ASDP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bekerja sama dengan Plastic Pay berhasil mengumpulkan 1,72 ton sampah plastik selama periode 2023-2024 melalui program Reverse Vending Machine (RVM). ASDP akan terus memperkuat kontribusi mendukung program pemerintah menuju Indonesia bebas sampah plastik pada 2030.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menjelaskan pengelolaan sampah plastik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk dunia usaha.
Baca Lainnya :
- Hilirisasi Rajungan di Jepara, KKP Dorong Ekonomi Masyarakat Pesisir Naik Kelas0
- Patok Pagar Bambu 30 Km di Laut Tangerang Disegel KKP, Tak Sesuai UNCLOS dan Ancam Ekologi0
- Revitalisasi Tambak Idle di Karawang, Menteri Trenggono: Tidak Merusak Ekosistem Mangrove0
- Penumpang Angkutan Laut Nataru 2024-2025 Naik 5,33 %, Ditjen Hubla Apresiasi Kolaborasi Stakeholder0
- SPMT Parepare Terapkan X-ray dan Barrier Gate di Terminal Penumpang0
“Sebagai BUMN yang bergerak di sektor transportasi, ASDP berkomitmen untuk menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah plastik. Program RVM ini adalah salah satu langkah nyata kami untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan,” ujar Shelvy dalam keterangan tertulis, Senin (12/1/2025).
Hingga akhir 2024, ASDP telah mengumpulkan 1,72 ton sampah plastik, setara dengan 92.334 botol plastik, dari partisipasi 571 masyarakat. Jumlah tersebut telah menyelamatkan 1.458 meter persegi ruang lingkungan dan mengurangi jejak karbon hingga 9 ribu kilogram.
RVM ditempatkan di lokasi strategis seperti Kantor Pusat ASDP, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian BUMN, dengan rencana perluasan ke pelabuhan dan area operasional lainnya.
Selain teknologi RVM, ASDP mendorong gaya hidup ramah lingkungan di kalangan karyawan. Perusahaan mensosialisasikan kebiasaan sederhana namun berdampak besar, seperti membawa botol minum pribadi, menggunakan tas belanja daur ulang, dan memilah sampah di tempat kerja maupun di rumah.
"Kami percaya perubahan dimulai dari diri sendiri, dan karyawan kami adalah agen perubahan yang akan membawa dampak besar bagi lingkungan," kata Shelvy.
DUKUNG SDGs
Gerakan pengelolaan sampah plastik yang dilakukan ASDP memiliki relevansi kuat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Inisiatif ini mendukung SDGs Nomor 12 tentang produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, di mana ASDP mendorong pengelolaan limbah berbasis teknologi dan mengedukasi masyarakat untuk mengubah kebiasaan konsumsi yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, upaya ini juga selaras dengan SDGs Nomor 13 tentang aksi iklim, mengingat pengurangan sampah plastik secara langsung berdampak pada penurunan jejak karbon dan mitigasi perubahan iklim. Di sisi lain, pengelolaan limbah ini mendukung SDGs Nomor 14 tentang konservasi kehidupan bawah air, dengan mencegah pencemaran laut oleh sampah plastik yang sering kali menjadi ancaman utama bagi ekosistem perairan.
Menurut data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga Juli 2024 jumlah sampah nasional mencapai 31,9 juta ton, di mana 11,3 juta ton tidak terkelola. Sampah plastik menjadi salah satu kontributor utama, sebagaimana dilaporkan Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) pada 2023, yang menemukan lebih dari 25.000 sampah plastik di sungai-sungai utama Indonesia.
Melihat tantangan ini, ASDP terus meningkatkan edukasi kepada karyawan, mitra kerja, dan masyarakat pengguna jasa tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. “Kami ingin menjadi bagian dari solusi. Program ini tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah,” tambah Shelvy.
ASDP berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program inovatif yang mendukung pencapaian Indonesia bebas sampah plastik pada 2030. Dengan kolaborasi yang lebih luas dan partisipasi aktif masyarakat, ASDP optimis dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi lingkungan dan keberlanjutan bangsa.
“Kami berharap langkah ini menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bergerak bersama menciptakan masa depan yang bersih, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang,” tutup Shelvy. (Arry/OryZa)
