- Cuaca Ekstrem, ASDP Ingatkan Pengguna Transportasi Laut Utamakan Keselamatan
- Kapal Asing Diduga Palsukan Dokumen Diamankan KRI Bung Tomo-357
- KKP Hibahkan 2 Kapal Asing Bekas Illegal Fishing ke Pemkab Deli Serdang
- Penyematan Nations Medal Satgas TNI KONGA di Lebanon, Kasal: Komitmen Teguh Kami Bangun Perdamaian
- Latihan Gabungan SAR Instansi Maritim, Siaga Hadapi Hondisi Darurat
- 2 Kapal Pengangkut Nikel Dibekuk KRI Bung Hatta-370, Ini Penyebabnya
- Kolinlamil Bentuk Klub Panahan SWAT, Genjot Kemampuan Atlet Raih Prestasi Gemilang
- Duaar! Dentuman Meriam KRI Teluk Ambonia-503 Memecah Keheningan Laut Jawa
- Libur Nataru 2025/2026, ASDP Perkuat Integrasi Jalur Sumatera-Jawa-Bali
- 1,5 Kg Sabu Malaysia Nyaris Diselundupkan, Digagalkan TNI AL di Tanjung Balai Asahan
Pertemuan FAO PSMA Lahirkan Bali Strategy, Panduan Berantas IUU Fishing

Keterangan Gambar : Chairperson Pertemuan FAO PSMA, Nilanto Perbowo menjelaskan hasil pertemuan FAO PSMA di Bali. Foto: dok. KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN)JAKARTA: Pertemuan ke-empat FAO Agreement on Port State Measures (PSMA) di Bali pada 8 - 12 Mei 2023 menghasilkan dokumen Bali Strategy. Hal ini sebagai upaya efektif memberantas praktik illegal unreported unregulated (IUU) fishing, melalui peran pelabuhan perikanan.
Chairperson Pertemuan FAO PSMA, Nilanto Perbowo mengatakan yang dibutuhkan semua negara adalah panduan.
“Apa sih yang diatur dalam Bali Strategy? Yang dibutuhkan semua negara itu adalah panduan apa yang harus dilakukan untuk melakukan PSM secara efisien dan efektif. Bisa dibayangkan kalau ini tidak diadopsi semuanya ngambang dan PSM tidak terlaksana dengan baik,” ujar Nilanto Perbowo, dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).
Baca Lainnya :
- Pertemuan Maritime Transport di Belgia, Indonesia Pertahankan Azas Cabotage0
- Kapal Tabrak Karang Tenggelam di Pulau Harapan, 8 Penumpang Selamat0
- BRIN Sebut 28 Desember Ada Badai Dahsyat, BMKG Bilang Hanya Hujan, Kok Beda ?0
- PNPB Kelautan dan Perikanan Mencapai Rp1,79 Triliun, Menteri KKP: Terbesar Sejak 19990
- Waspada Tinggi Gelombang 4 Hingga 6 Meter Sampai 2 Januari 2023, Ini Lokasinya0
Bali Strategy berperan sebagai alat untuk menyediakan panduan kepada negara anggota dalam memperkuat implementasi dari persetujuan pada tingkat nasional, regional, dan global. Strategi ini untuk memperkuat kebijakan, hukum, kerangka kerja, institusi dan mekanisme operasional.
Selain itu, juga untuk koordinasi di tingkat nasional dan regional, kerja sama dan pertukaran informasi, akses masuk dan penggunaan pelabuhan, inspeksi dan tindaklanjutnya, peran negara bendera, serta hubungan dengan hukum internasional dan instrumen internasional lainnya.
Nilanto mengungkapkan pemilihan kata Bali Strategy telah disepakati oleh para peserta sidang yang jumlahnya mencapai 295 peserta. Para peserta terdiri dari negara anggota PSMA, negara anggota FAO atau badan pangan dan pertanian PBB, dan organisasi internasional serta mitra observer dari berbagai negara.
ADOPSI DUA DOKUMEN
Selain Bali Strategy, Pertemuan PSMA di Bali juga menghasilkan dokumen Terms of Reference for the Techinal Group on Information Exchange dan Questionnaires for the review and assessment of the the Effectiveness of the PSMA.
Melalui dua dokumen tersebut, negara pihak maupun non-pihak diminta membuka informasi terkait kapal yang meminta izin sandar di pelabuhan negara peserta. Selanjutnya mereview pelaksanaan PSMA di negara masing-masing.
Proses sidang awalnya berlangsung alot karena tiap peserta memiliki kepentingan masing-masing, meski akhirnya sepakat mengadopsi dua dokumen itu sebagai komitmen memberantas praktik IUU fishing secara global.
“PSMA di Bali juga menyetujui pelaksanaan Operationalization of the Global Information Exchange System (GIES) sebagai sarana sharing data dan informasi pelaksanaan PSMA,” papar Nilanto.
TAMBAH PELABUHAN
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kepelabuhan Perikanan sebagai Head of Delegation RI, Tri Aris Wibowo mengungkapkan pihaknya terus berupaya menambah jumlah pelabuhan untuk pelaksanaan PSMA di Indonesia.
Saat ini terdapat empat pelabuhan yang telah ditetapkan yakni Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, PPS Bitung, PPS Bungus dan Pelabuhan Umum Benoa.
“Saat ini pelabuhan kita cuma empat, harusnya lebih banyak lagi. Untuk itu kita juga akan memperkuat koordinasi dengan kementerian lainnya dalam penggunaan pelabuhan untuk pelaksanaan PSMA. Di Thailand itu ada puluhan pelabuhan yang digunakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Internasional, Edy Putra Irawadi mengapresiasi pelaksanaan PSMA di Bali. Ia.menilai PSMA ini mampu mempertegas posisi Indonesia sebagai negara yang berkomitmen memerangi praktik illegal fishing. PSMA di Bali digelar oleh FAO bersama Kementerian Kelautan Perikanan (KKP).
Edy menambahkan, Indonesia melalui KKP juga mampu membuktikan keseriusan dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan secara berkelanjutan melalui program-program Ekonomi Biru yang sudah dirancang. Isu-isu di sektor kelautan dan perikanan diakuinya mendapat perhatian sangat besar dari dunia internasional lantaran memiliki peranan penting dari sisi ekonomi hingga ketahanan pangan.
“Saya bisa mengklaim bahwa Indonesia sukses besar dalam pelaksanaan PSMA di Bali. Baik dalam arti pencapaian semua target dokumen yang dihasilkan 100 persen goal. Kemudian kita berhasil mempromosikan peradaban yang peduli terhadap ekologi dan ekosistem sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan melalui penangkapan ikan terukur,” ujar Edy.
Sebagai informasi, PSMA merupakan ketentuan-ketentuan yang dibuat Pemerintah terhadap kapal perikanan berbendera asing yang akan masuk atau menggunakan fasilitas pelabuhan perikanan atau pelabuhan lain yang ditunjuk dalam rangka mencegah, menghalangi, dan memberantas penangkapan ikan secara ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU Fishing). Indonesia meratifikasi perjanjian internasional PSMA sejak tahun 2016. (RIZ/Oryza)











