- Kemenhub Fasilitasi Penyerahan Asuransi dan Pemulangan Jenazah Pelaut Indonesia
- Dorong Konektivitas Logistik di KTI, Pelindo Diapresiasi Pemprov Sulsel
- Transparansi Layanan Kepelabuhanan, UPP Tanjung Redeb Perkuat Implementasi Inaportnet
- Pelindo Terminal Petikemas Bantu Pengembangan Budidaya Lobster di Ambon
- Tingkatkan Layanan ke Nelayan, KKP Tambah Personel Syahbandar di Pelabuhan Perikanan
- Presiden Prabowo Tinjau Kapal Perang Terbesar Australia HMAS Canberra Didampingi PM Albanese
- Mau Ekspor Rajungan ke Amerika Serikat Tidak Sembarangan, KKP Terbitkan Juknis
- Lestarikan Ekosistem Laut, IPC TPK Tanam Terumbu Karang Sejak 2017
- Hari Pahlawan, Prajurit KRI Tanjung Kambani-971 Kirim Doa dan Khataman Alquran
- Kasal Pimpin Upacara Hari Pahlawan di Atas KRI Brawijaya-320, Tabur Bunga di Teluk Jakarta
Miris... Petani Enggano Buang Pisang ke Laut, Imbas Tak Ada Kapal Berlayar ke Bengkulu

Keterangan Gambar : Petani Pulau Enggano membuang pisang ke laut lantaran tak ada kapal yang membawa hasil pertanian mereka menuju Bengkulu. Foto: video amatir warga
Indonesiamaritimenews.com (IMN), BENGKULU: Kekecewaan petani di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, memuncak lantaran tak ada kapal yang membawa hasil pertanian mereka. Sejumlah petani pun membuang pisang hasil kebun mereka ke laut.
Aksi yang dilakukan pada Sabtu (3/5/2025) itu imbas dari langkanya transportasi laut karena pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Akibatnya masyarakat pulau Enggano menjadi terisolasi dan sulit beraktivitas.
Baca Lainnya :
- Kapal Kayu Bawa 200 Bal Rokok dari Vietnam Disergap Bakamla di Perairan Kepri0
- Kampung Jemuran, yang Tersisa dari Banjir di Bogor0
- BKSAP DPR RI Kunjungi Satgas MTF TNI Konga di Beirut, Fadli Zon: Saya Bangga 0
- Jenderal Doni Monardo Kecam Penusukan Kolonel Purn Sugeng Waras0
- Ini Pernyataan Presiden FIFA Soal Tragedi Sepak Bola di Stadion Kanjuruhan Malang0
Video aksi buang pisang ke laut oleh para petani menjadi viral du dunia maya. Tampak satu unit mobil bak terbuka berisi tumpukan pisang terparkir di dermaga Pelabuhan Kahyapu, Enggano. Kemudian beberapa orang mulai melemparkan bertandan-tandan pisang ke laut, dengan narasi 'dampak tidak ada kapal ke Bengkulu'.
Informasi yang dihimpun indonesiamaritimenews.com aksi para petani tersebut dilakukan lantaran persoalan transportasi dari Pulau Enggano ke Bengkulu tak kunjung diatasi pemerintah.
Penduduk Pulau Enggano yang berjumlah sekitar 4.000 jiwa seakan terisolasi karena selain mereka tidak bisa memasarkan hasil bumi, bahan kebutuhan hidup seperti sembako, juga langka karena ketiadaan transportasi laut.
Para petani semula mengandalkan kapal nelayan untuk mengatasi kesulitan alat transportasi. Namun hal ini tidak mampu mengatasi persoalan lantaran jumlah kapal nelayan terbatas. Akibatnya aktivitas dan mobilisasi warga Pulau Enggano terganggu. Hasil bumi pun menumpuk tidak bisa dijual, dan berimbas pada perekonomian masyarakat.
Mengatasi persoalan transportasi laut di Pulau Enggano, pihak ASDP beberapa waktu lalu mengerahkan kapal untuk membantu warga. Diberitakan indonesiamaritimenews.com sebelumnya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengoperasikan KMP Pulo Tello untuk melayani rute Pulau Enggano ke Bengkulu.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin
ASDP menyebut, uji coba keluar alur yang dilakukan sebagai respons atas penyempitan dan pendangkalan pelabuhan sejak akhir Maret 2025. Hal ini membuktikan kesiapan perusahaan mengatasi tantangan operasional demi menjaga konektivitas antarpulau.
KMP Pulo Tello sempat terhenti operasionalnya dari Kamis (27/3/2025) sampai Senin (14/4) karena kondisi alur yang sempat tertutup pasir. Sebagai langkah proaktif dan berdasarkan hasil keputusan, ASDP melakukan uji coba operasional pada Senin (14/4) pukul 06.00 WIB dengan bantuan dua tugboat milik PT Pelindo Bengkulu.
Kondisi masyarakat Pulau Enggano harus menjadi perhatian pemerintah karena berdampak besar pada ekonomi masyarakat setempat. (Bow/Oryza)











