KKP Menggadang-gadang Susu Ikan Minuman Protein Tinggi, Bisa Dibikin Cilok

By Indonesia Maritime News 13 Sep 2024, 14:02:20 WIB Maritim
KKP Menggadang-gadang Susu Ikan Minuman Protein Tinggi, Bisa  Dibikin Cilok

Keterangan Gambar : Dirjen PDSPKP, Budi Sulistiyo saat meninjau proses pengolahan Hidrolisat Protein Ikan yang akan digunakan sebagai bahan baku susu ikan di Kabupaten Indramayu. Foto: KKP




Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Susu ikan kini digadang-gadang KKP  sebagai minuman protein tinggi yang dapat meningkatkan gizi masyarakat selain susu sapi dan bisa dibikin cilok.

Baca Lainnya :

Susu ikan salah satu produk turunan dari Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang diolah dan disajikan menyerupai susu. Produk ini merupakan salah satu hasil hilirisasi perikanan yang saat ini terus digalakkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo mengatakan nama susu ikan adalah branding dari inovasi produk turunan HPI agar mudah dikenal dan dikonsumsi masyarakat.

"Jadi bukan dalam arti susu yang sebenarnya, melainkan susu analog hasil dari HPI," terang Budi melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Adapun HPI, adalah ekstrak protein ikan hasil penelitian tim biotechnologi Libang KKP tahun 2017 dengan memanfaatkan ikan rendah ekonomi seperti petek, selar, tamban, dan belok. Industri ini akan menjadi faktor penting pemicu meningkatkan kesejahteraan nelayan.

"Waktu itu, kami menggandeng pelaku usaha hingga dapat diakselerasi skala industri sebagai solusi swasembada protein memanfaatkan produk laut nusantara" ungkap Budi.

PENINGKATAN ASUPAN PROTEIN

Sebagai bagian dari hilirisasi perikanan, HPI hadir untuk menjawab tantangan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang ada kendala makan ikan. Budi mengatakan, keberadaan HPI sekaligus menjadi upaya peningkatkan asupan protein harian masyarakat yang saat ini baru berada di angka 62,3 gram/kapita/hari. Angka ini masih di bawah rata-rata di negara Asean, bahkan jauh dibanding negara maju yang telah melampaui 100 gram/kapita/hari.

"HPI hadir sekaligus jadi upaya meningkatkan asupan protein masyarakat mendukung program Makan Bergizi Gratis sebagai langkah strategis mewujudkan generasi emas Indonesia dengan semangat merdeka protein 100 gram seperti negara-negara maju," tutur Budi.

HPI yang menjadi bahan baku utama susu ikan memiliki karakteristik multifungsi dan praktis, sehingga dapat mendorong terciptanya inovasi produk pangan lokal unggulan lainnya melalui fortifikasi bahan makanan dan minuman. KKP juga beberapa kali memamerkan penggunaan HPI pada jajanan seperti cookies, cilok, kue sus, roti gambang dan aneka jenang  yang semuanya tinggi protein.

"Jadi tidak hanya jadi minuman berprotein atau yang kita kenal dengan susu ikan, tapi HPI bisa digunakan sebagai bahan tambahan pangan ke beragam makanan sehari-hari," tuturnya.

Ia memastikan saat ini pabrik HPI sudah ada di Indramayu dengan kapasitas 30 ton/bulan susu ikan. Pabrik tersebut sudah berjalan sejak tahun 2021. KKP akan berkoordinasi erat dengan Bappenas juga mendorong replikasi di berbagai daerah pesisir di Indonesia sebagai program hilirisasi perikanan dan upaya penurunan angka stunting.

"Tahun ini KKP dalam proses membangun percontohan pabrik pengolahan HPI di Pekalongan," tutupnya.

HPI adalah harapan untuk mendukung kebutuhan terwujudnya kemandirian protein nasional sekaligus mengangkat kesejahteraan nelayan.

Sebagai informasi, susu ikan diluncurkan KKP dan Kementerian Koperasi-UMKM di Indramayu pada tahun 2023. Peluncuran dilakukan menjelang momen kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menegaskan HPI akan menjadi faktor penting dalam mendorong hilirisasi perikanan. Menurutnya, Susu Ikan akan menjadi  pengungkit  daya saing produk perikanan, baik di pasar dalam negeri maupun global. 

Dikatakan Trenggoni, produk ini merupakan inovasi yang menggabungkan antara manfaat protein ikan untuk kesehatan dengan diversifikasi produk olahan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk, sejalan dengan program prioritas. (Arry/Oryza)





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook