- BUMN Learning Festival Roadshow Perdana di Medan, Sukses Digelar Pelindo
- Program Eduwisata Pelindo Regional 2 Dukung Kemandirian Produktifitas Pondok Pesantren Ruhama
- Tiga Tahun Merger, Aset Pelindo Naik 6 % Tembus Rp 123 T Semester I Tahun 2024
- Pelindo Hadirkan Marina Kelas Dunia di Pelabuhan Benoa, Menyediakan 180 Dermaga
- Ratusan Butir Peluru dan Magazen Ditemukan Satgas Lantamal X Mengapung di Laut
- Kurir Narkoba Diringkus, 600 Gram Ganja Disita Prajurit Yonmarhanlan X Jayapura
- Ini Pengurus Pusat Corps Alumsi AMC Hasil Munas III Palangkaraya
- Perdana, 50 Yachters 11 Negara Sandar di BMTH Pelindo
- Presiden Jokowi Dianugerahi Brevet Hiu Kencana di Kapal Perang KRI RJW-992
- Juara Tenis Meja Empat Purnawirawan TNI AL, Tekuk Tim Pemuda, Pantas Dapat Reward Ketum PPAL
KKP dan Pemprov Turun Tangan, Harga Ikan di Aceh Kembali Stabil
Keterangan Gambar : Ikan hasil tangkapan nelayan di Aceh sedang melimpah. Kementerian Perikanan dan Pemprov Aceh turun tangan menstabilkan harga yang sebelumnya sempat jatuh. Foto: Ditjen PDSPKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemprov Aceh berhasil menstabilkan harga ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh. Kini, harga ikan di lokasi tersebut berangsur membaik.
Harga ikan layang misalnya, dari semula Rp5000 per kg menjadi Rp8000 - Rp10.000 per kg. Begitu juga harga ikan deko naik dari Rp3.000 per kg menjadi Rp7.000 per kg. Seperti diketahui, ikan hasil tangkapan nelayan di Aceh saat ini sedang melimpah.
Baca Lainnya :
- PRAMARIN Banten Gandeng Asuransi Swasta Beri Perlindungan Sosial Nelayan0
- Segera Dikukuhkan, Pramarin Banten Memajukan Maritim di Tanah Air0
- KKP Dorong Budidaya Ikan Sistem Bioflok di Pondok Pesantren0
- Penyelundupan Puluhan Pekerja Ilegal Digagalkan TNI AL di Perairan Pertamina Tanjung Uban0
- KKP Gandeng BNN Cegah Gempuran Narkoba di Pulau Kecil Perbatasan0
"Kami terus pantau harga ikan di sini. Setelah mendengar harganya jatuh, atas perintah Bapak Menteri kami langsung lakukan sejumlah langkah taktis bersama dengan Pemprov dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan," terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/5/2024).
Budi meninjau langsung lokasi di PPS Lampulo. Adapun sejumlah langkah yang dilakukan untuk menstabilkan harga ikan di antaranya mencari Unit Pengolah Ikan (UPI) ikan beku di luar Aceh untuk menyerap tangkapan nelayan di PPS Lampulo. Tak hanya itu, produsen tepung ikan juga digandeng untuk turut memaksimalkan tangkapan nelayan yang tak layak konsumsi guna dijadikan bahan baku. Termasuk berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk memantau sekaligus mengawal pergerakan harga ikan.
"Kami tidak berdiam diri, karena pesan Bapak Menteri jelas bahwa kita harus berpihak ke nelayan. Jangan sampai hasil tangkapan mereka dihargai kurang proporsional," tegas Budi.
Berdasarkan informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DI Aceh, pasca Lebaran sekitar 60 kapal berangkat menangkap dan kembali pada saat yg hampir bersamaan. Jumlah ini melebihi kondisi normal yang biasanya 10 - 15 kapal.
Budi memastikan terkait viralnya pembuangan ikan yang rusak di kapal, tidak dilakukan oleh nelayan. Sebaliknya, hal tersebut merupakan tindakan petugas untuk membersihkan ikan yang telah membusuk sekaligus menghindari bau serta penyebaran penyakit.
Selama ke PPS Lampulo, Budi berdialog dengan dinas, nelayan dan pedagang. Hasilnya, Dinas Kelautan dan Perikanan berencana melakukan percontohan penerapan freezer di kapal. Rencana ini .mendapatkan sambutan baik pemilik kapal untuk dijadikan percontohan sebagai upaya peningkatan kualitas hasil tangkapan.
"Alhamdulillah sejumlah langkah dan komunikasi antar pihak tadi berhasil mengerek harga ikan. Kami optimis setelah ini harga ikan kembali stabil," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan peningkatan angka konsumsi ikan erat kaitannya dengan pemenuhan gizi masyarakat. Termasuk juga membantu kesejahteraan pelaku utama perikanan, seperti nelayan dan pembudidaya.
“Ini sebagai satu pesan untuk peningkatan gizi, supaya gizi masyarakat meningkat dengan mengonsumsi ikan. Karena ikan ini bisa kita produksi di dalam negeri sendiri,” kata Menteri Trenggono. (Arry/Oryza)