- Pesona Singkil-Aceh, ASDP Ajak Naik Ferry Jelajahi Gerbang Destinasi Wisata
- 4 Orang Termasuk Kades Kohod Tersangka Kasus Pagar Laut Tangerang
- Badan Bahasa dan DISPUSIP Jakarta Dukung Festival Literasi Kreatif Nasional
- 14 Bulan Jalankan Misi PBB di Lebanon, Satgas MTF TNI AL Tiba di Indonesia, Kasal: Kepercayaan Dunia
- Mitigasi Wilayah Rawan Tsunami, KKP Tanam Ribuan Pohon Vegetasi di Daerah Pesisir
- Bidik Ekspor Perikanan ke Uni Eropa, Ini Strategi KKP
- Peserta MNEK 2025 Lepas 500 Tukik, Penyelam Mancanegara dan TNI AL Tanam Terumbu Karang
- Terdampak Pagar Laut Tangerang, Istri Nelayan Diedukasi Jadi Pelaku Usaha Pengolahan Ikan
- International Fleet Review MNEK 2025, Kasal dan Delegasi 38 Negara Cek Formasi Kapal Perang di Selat
- Armada Perang dari 38 Negara Kumpul di Bali, Multilateral Naval Exercise Komodo 2025 Dimulai
Hadapi Ancaman Keamanan Maritim, Personel RSO Harus Dibekali Langkah Mitigasi

Keterangan Gambar : Temu Teknis Recognized Security Organization (RSO) resmi ditutup oleh Ditjen Perhubungan Laut, Jon Kenedi. Foto: Kemenhub
Indonesiamaritimenews.com (IMN), BATAM: Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut, Jon Kenedi, resmi menutup kegiatan Temu Teknis Recognized Security Organization (RSO) di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun Anggaran 2024 yang telah diselenggarakan pada 14 Mei sampai 17 Mei 2024 di Batam.
Jon Kenedi menyampaikan bahwa Temu Teknis RSO merupakan salah satu sarana berdiskusi, bertukar pikiran dan sharing pengalaman terkait perkembangan implementasi ISPS Code di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Baca Lainnya :
- Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal, Perusahaan Jasa Harus Pahami Aturan0
- Cyber Security, Tantangan Pengamanan Operasional Pelabuhan0
- Dermaga Multipurpose Pelabuhan Tanjung Wangi Disiapkan untuk Kapal Petikemas 0
- Tangkapan Ikan di Aceh Melimpah, Ini Langkah KKP Tampung Hasil Nelayan0
- Selat Lombok Diusulkan Masuk PSSA, Begini Upaya Indonesia di Forum IMO0
Hal ini berdasarkan perkembangan perekonomian dan perdagangan di Indonesia, yang erat kaitannya dengan ancaman keamanan dan fasilitas pelabuhan yang dimasuki kapal asing maupun kapal–kapal berbendera Indonesia yang akan berlayar ke luar negeri.
“Saat ini perkembangan terbaru yang harus menjadi perhatian bersama dalam pengamanan kapal dan juga fasilitas pelabuhan adalah penanganan cyber security” kata Jon Kenedi.
Terkait dengan hal tersebut, melalui Temu Teknis RSO yang berlangsung kurang lebih selama 3 hari, seluruh peserta telah berdiskusi dan mendengarkan paparan dari berbagai narasumber, baik yang berasal dari kalangan eksternal, maupun internal lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
“Tentunya telah banyak kritik maupun masukan dari peserta yang perlu kita tindak-lanjuti bersama terkait perkembangan ancaman keamanan maritime dan berbagai regulasi pemerintah dalam menjamin keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan di wilayah perairan Indonesia” kata Jon Kenedi.
Jon Kenedi berharap hasil dari pertemuan ini para RSO seluruh Indonesia dapat mengembangkan langkah-langkah baru terkait mitigasi ancaman dan mengedukasi seluruh personel yang terlibat dalam pengamanan kapal dan juga fasilitas pelabuhan terutama terkait penanganan cyber security di wilayah perairan Indonesia.
Ia juga mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari perwakilan para RSO seluruh Indonesia terkait kegiatan satu tahun terakhir, dan telah berdiskusi bersama terkait teknis dan regulasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan ISPS Code di Indonesia.
“Semoga ini dapat menjadi bahan evaluasi dan pembenahan bagi semua pihak untuk mengedepankan proses implementasi ISPS Code yang berkelanjutan, sehingga terciptanya SDM yang responsive sesuai dengan slogan KPLP”.
Direktur KPLP, Jon Kenedi juga memberikan penghargaan kepada 3 Perusahaan RSO, yaitu PT. Yapanindo Konsultan, PT. Don & Profesional, serta PT. Kerabat Arto Segoro atas peran aktifnya dalam pelaporan aktivitas Recognized Security Organization (RSO). (Arry/Oryza)
