- PON XXI Aceh-Sumut 2024, KM Kelud Jadi Hotel Terapung Gratis
- 10 Negara Menimba Ilmu Budidaya Nila dan Lele dari Indonesia
- Kekuatan Kapal Selam Kunci Amankan Perairan RI, Kasal: Wujudkan TNI AL Modern dan Berdaya Gentar
- HUT ke 79 TNI AL di Atas Kapal Perang Dipimpin Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto
- Tanjung Priok Bikin Presiden Zanzibar Kesengsem, Kerja Sama Maritim dengan Pelindo
- Pelindo Mengajar Menyasar SMAN 13 Jakarta, Drajat Sulistyo: SDM Bagus, Perusahaan Maju
- Kapal Nelayan Dimangsa Api, 4 Korban Dievakuasi KRI Layang 345, Seorang Tewas
- KRI Bima Suci Memukau Masyarakat di Shanghai Cina
- PON XXI 2024 di Aceh dan Sumut, Pelindo Pastikan Pelabuhan Malahayati Beri Layanan Penuh
- Pelindo Mengajar 2024, Dirut Arif Suhartono: Pendidikan Bukan Hanya Soal Akademis
Evaluasi Mudik 2024, Catatan ITW: Mestinya Pemerintah Tidak Gagap
Keterangan Gambar : Edison Siahaan, Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW). Foto: ist
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Mudik Lebaran 2024 diwarnai macet horor, terutama di jalur Merak-Bakauheni. Indonesia Traffic Watch (ITW) mengingatkan semestinya pemerintah tidak perlu gugup dan gagap saat musim mudik maupun arus balik Hari Raya Idul Fitri.
Mudik sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dilakukan sebagian besar masyarakat Indonesia. Warga pemudik juga sangat memahami kalau jumlah kendaraan yang sangat besar bergerak dalam waktu dan tujuan yang hampir bersamaan akan sulit menghindari terjadinya kemacetan.
Baca Lainnya :
- Ribuan Arus Balik Sepeda Motor, Ceria, Kembali ke Ibukota Naik Kapal Gratis0
- Patroli Udara TNI AL dan Pemda di Ketapang-Selat Bali, Arus Mudik Lancar0
- Kisruh, Pemudik Marah Tiket Ferizy Merak-Bakauheni Diumumkan Habis0
- Terjebak Macet 15 Jam Jakarta-Merak, Buka & Sahur Cuma Telur Rebus, Kurma, Banyakin Minum0
- Horor Macet Mudik Lebaran 2024, Jakarta-Merak Ditempuh 15 Jam0
Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan menilai, secara umum pemerintah dapat meminimalisir kendala yang ada maupun dampak yang ditimbulkan. ITW juga mengapresiasi Polri yang telah bekerja maksimal melakukan upaya-upaya lewat Operasi Ketupat guna mengurai kemacetan yang sejatinya sulit dihindari. Sehingga pelaksanaan mudik maupun balik pada Hari Raya Idul Fitri 2024 secara umum berjalan baik.
Di tengah upaya dan kerja keras Polri dalam mewujudkan Kamseltibcarlantas, mudik Lebaran 2024 diwarnai beberapa peristiwa seperti kecelakaan maut di KM 58 Tol Japek yang menelan 12 orang korban jiwa. Kemudian kecelakaan tunggal bus Rosalia Indah di KM 370 Tol Semarang-Batang yang menelan korban jiwa sebanyak 7 orang.
Kedua kasus tersebut membuat sebagian warga yang semestinya berbahagia merayakan Idul Fitri, harus bersedih dan menangis karena kehilangan keluarganya akibat kecelakaan tersebut.
Disusul kemacetan panjang yang terjadi di pelabuhan penyeberangan Merak- Bakauheni yang menghubungkan Pulau Jawa-Sumatera, sehingga sempat memicu terjadinya kegaduhan. Sebab, ketersediaan armada dan dermaga yang dikelola perusahaan milik negara PT ASDP Indonesia Ferry tidak mampu melayani pemudik yang jumlahnya meningkat signifikan. Padahal, musim mudik sudah menjadi tradisi tahunan.
"Semestinya pemerintah sudah menyiapkan sarana prasarana maksimal demi terwujudnya mudik dan balik yang lebih aman dan menyenangkan," kata Edison dalam siaran tertulis, Selasa (16/4/2024).
"Selain itu, pemerintah juga seharusnya sudah menyiapkan upaya -upaya yang menjadi solusi efektif dan permanen di setiap musim mudik dan balik. Sehingga tidak gugup dan gagap atas kondisi yang semakin dinamis," sambung Edison.
KURANG FOKUS
Edison mempertanyakan, mengapa kecelakaan di Km 58 tol Japek dan Km 370 tol Semarang- Batang serta kemacetan panjang di pelabuhan Merak terjadi ?
Jawabnya, pemerintah kurang fokus dan serius melakukan edukasi, pengawasan serta penindakan terhadap sesuatu yang potensi menimbulkan permasalahan maupun kecelakaan. Seperti kendaraan yang terlibat kecelakaan di Km 58 Tol Japek yang disebut sebagai travel 'gelap'. Padahal keberadaan dan kelayakan kendaraan yang bisa melaju di jalan raya berada dalam pengawasan Kemenhub.
ITW memberikan enam catatan yang perlu mendapat perhatian pemerintah untuk memenuhi kewajibannya dalam mewujudkan Kamseltibcarlantas, khususnya saat musim mudik dan balik pada tahun berikutnya. Enam catatan tersebut yakni:
1.Meningkatkan kualitas sinergi dan kordinasi seluruh stakeholder dari mulai perencanaan, penyelengaraan dan pendanaan serta pembentukan sistim yang berkelanjutan antara pemerintah pusat dan daerah.
2.Mengedepankan pembangunan infrastruktur transportasi publik yang terintegrasi ke seluruh pelosok Tanah Air (utamakan wilayah yang membutuhkan) dan terjangkau secara ekonomi. Setidaknya selaras dengan pembangunan sarana prasarana jalan seperti jalan Tol yang masif dilakukan. Sehingga tidak memicu masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi.
3.Melakukan rekayasa lalu lintas dengan menetapkan sistim satu arah di ruas jalan Tol saat puncak arus mudik, sedangkan kendaraan yang menuju Jakarta melewati ruas jalan alteri atau nasional. Sebaliknya saat puncak arus balik menerapkan satu arah di Jalan Tol, sedangkan kendaraan dari arah Jakarta menuju kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur hanya dapat melewati ruas jalan alteri atau jalan nasional. Tentu pemerintah harus serius untuk menyiapkan dan merawat kondisi ruas jalan nasional agar dapat digunakan dengan baik dan aman.
4. Pengelola jalan Tol memastikan kesiapan sarana prasarana seperti Rest Area dan alat untuk melakukan evakuasi seperti Helikopter saat terjadi kecelakaan maupun hambatan lainnya.
5.Pemerintah harus meningkatkan kualitas pelayanan dan pengawasan terhadap semua pihak yang ikut terlibat dibidang usaha lalu lintas dan angkutan jalan serta penindakan tegas semua bentuk-bentuk pelanggaran Lalu lintas.
6.Secara simultan dan konsisten melakukan edukasi tentang tertib dan keselamatan berlalu lintas sampai ke komunitas masyarakat terkecil, hingga dianggap menjadi kebutuhan yang wajib dilaksanakan oleh setiap warga masyarakat khususnya pengguna jalan raya.
Demikian 6 catatan ITW sebagai evaluasi pelaksanaan mudik Lebaran di masa mendatang. (Arry/Oryza)