Catatan Akhir Tahun 2023: Angkat Topi, Upaya Pelindo, Standarisasi Pelayanan & Tekan Port Stay
Muara Semua Kebijakan, Improsisasi dan Inovasi  Korporasi Adalah  Pendapatan Capai Deviden Rp 7,2 T

By Indonesia Maritime News 30 Des 2023, 19:51:50 WIB Pelabuhan
Catatan Akhir Tahun 2023: Angkat Topi, Upaya Pelindo, Standarisasi  Pelayanan & Tekan Port Stay

Keterangan Gambar : M.Arifin Mukeandar. Foto: property of indonesiamaritimenews.com


By: M.Arifin Mukeandar
 IndonesiaMaritimeNews.com (IMN): Catatan Akhir Tahun 2023  kali ini meruak kinerja PT Pelabuhan Indonesia pasca merger yang menggaungkan transformasi  di semua lini anak dan cucu perusahaan.

Merger membuat perusahaan Plat Merah ini tampak ramping.Kendati   anak dan cucu perusahaan membuat dia ramai,  centil dan menggemaskan ditambah transformasi yang mereka lakukan membuat Pelindo tampak lincah. 

Semua awak Pelindo dipecut, agar berinovasi dan berimprovisasi, meluaskan market, meningkatkan pelayanan dan menetapkan budgeting dan merealisasikan laba dan  meningkatkan deviden Pelindo.Semua realisasi itu menjadi data kinerja korporasi.

Baca Lainnya :

Apa yang mereka lakukan meraih pencapaian itu Indonesiamaritimenews.com memberikan catatan dan mendiskusikannya kepada Dirut PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Arif Suhartono dengan berbagai pertanyaan. Apa isinya silahkan Anda simak!

Pasca Penggabungan berapa perusahaan ditangani Pelindo, banyak orang bertanya bagaimana mana strukturnya sampai Anak dan cucu perusahaan. Lalu bagaimana mengendalikannya?

Menurut Arif perusahaan yang berada dalam kelolaan Pelindo dapat dikelompokkan dalam empat subholding yang mewakili empat klaster bisnis utama, dan satu klaster bisnis pendukung. Empat subholding tersebut yaitu:

 
Arif Suhartono Dirut PT. Pelabuhan Indonesia.Foto: Humas Pelindo

1)  Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) untuk klaster bisnis petikemas, yang berpusat di Surabaya. SPTP mengelola 7 anak perusahaan, diantaranya PT Prima Terminal Petikemas, PT IPC Terminal Peti Kemas, PT Terminal Teluk Lamong, PT Terminal Petikemas Surabaya, dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia.

2)Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) untuk klaster bisnis non-petikemas, yang berpusat di Medan. SPMT mengelola tiga anak perusahaan yaitu PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tbk., PT Pelabuhan Tanjung Priok dan PT Terminal Curah Utama.

3)  Subholding Pelindo Solusi Logistik (SPSL) untuk klaster logistik dan pengembangan Hinterland, yang berpusat di Jakarta. SPSL mengelola  lima anak perusahaan yaitu; PT Prima Pengembangan Kawasan, PT Prima Indonesia Logistik, PT Multi terminal Indonesia, PT Menara Maritim Indonesia dan  PT Akses Pelabuhan Indonesia.

4)  Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) untuk klaster Marine, Equipment and Port Services, yang berpusat di Makassar. SPJM mengelola delapan anak perusahaan, antara lain PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia, Tbk., PT Equipport Inti Indonesia, dan PT Pelindo Marine Service.

Selain itu ada kluster non portfolio terdapat sejumlah perusahaan, seperti: PT Jakarta International Container Terminal, KSO Terminal Petikemas Koja, PT Pelindo Daya Sejahtera, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, dan PT Pendidikan Maritim & Logistik Indonesia.

Pengelolaan Pelindo Group dilakukan dengan   pembagian tanggungjawab dalam empat bagian yakni:

Pertama, Kantor Pusat sebagai Strategic Architect & Concession Owner yang menentukan kebijakan strategis korporasi serta melakukan monitoring portfolio dan pelaksanaan bisnis Perusahaan.

Kedua, Regional, sebagai Regional Coordinator yang bertanggungjawab dalam pengelolaan operasional, komersial dan kinerja cabang serta menjadi koordinator kegiatan bisnis cabang, anak dan cucu perusahaan di wilayahnya.

Ketiga, Subholding sebagai Business Owner yang menentukan kebijakan layanan Pelabuhan sesuai lini bisnisnya yang selaras dengan kebijakan strategi korporasi, penerima kuasa dan tugas operasional dari Pelindo dan Revenue Generator.

Keempat, Anak Perusahaan sebagai Business Operator yang bertugas menjalankan keseharian aktivitas operasional yang dikoordinasikan atau ditugaskan oleh Subholding.
Pelindo Pasca penggabungan menciptakan organisasi yang lebih clean dan efisien dengan implementasi program Pemurnian Bisnis.

Proses pemurnian bisnis ini dengan pengelompokan Business Operator sesuai dengan klaster bisnis. Tujuan  akhirnya menciptakan model bisnis yang lebih efisien dan ramping.

Aksi korporasi Pelindo itu dilakukan dengan penggabungan, pemekaran, transfer bisnis, pengambilalihan usaha, restrukturisasi keuangan dan bisnis, serta penambahan atau pelepasan kepemilikan saham.

Penggabungan Pelindo  identik dengan transformasi.Publik mencari tau apa saja yang Pelindo lakukan tentang itu?

Kendati secara umum, transformasi BUMN dapat mencakup berbagai aspek seperti restrukturisasi organisasi, peningkatan efisiensi operasional, perluasan bisnis ke sektor yang lebih beragam, investasi dalam teknologi dan inovasi, serta peningkatan tata kelola perusahaan.


Kapal  lagi bongkar muat dan truk bawa kontainer logistik. Foto: Property of  indonesiamaritimenews.com

"Transformasi bertujuan untuk membuat BUMN lebih kompetitif, responsif terhadap perubahan pasar, dan berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara," jelas Arif.

Pada sektor pelabuhan, Kementerian BUMN melakukan transformasi melalui Penggabungan BUMN Pelabuhan yang sebelumnya Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo yang disahkan pada 1 Oktober 2021 melalui Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2021.

Proses penggabungan ini memiliki kompleksitas yang cukup tinggi dan koordinasi yang sangat intensif lintas Kementerian/Lembaga selama proses pre-penggabungan sampai dengan pasca penggabungan. 

Penggabungan Pelindo yang direalisasikan pada tanggal 1 Oktober 2021 diresmikan Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Oktober 2021 dengan visi  menjadi “Pemimpin Ekosistem Maritim Terintegrasi dan Berkelas Dunia”.

Penggabungan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan standarisasi pelayanan pelabuhan.Itu sangat penting, guna mendukung penurunan biaya logistik & mendorong pertumbuhan, layanan logistik terintegrasi.

Publik lantas menunggu realisasi missi penggabungan Pelindo yang indah dan mulia karena disana berkaitan kemampuan daya beli masyarakat dan kemampuan bersaing karena adanya biaya logistic yang rendah.

Selain itu, dapat meningkatkan kontribusi sektoral bagi perekonomian Indonesia, dan meningkatkan skala usaha dan penciptaan nilai BUMN Layanan Pelabuhan.
Penggabungan sejalan dengan visi, Pelindo berfokus merealisasikan 4 pillar diantaranya:

a.   Transformasi Pelabuhan Kelas Dunia yang direalisasikan melalui inisiatif standarisasi operasi pelabuhan, digitalisasi dan sistemisasi operasi kepelabuhanan, pengembangan infrastruktur dan peralatan pelabuhan, dan lainnya.

b.   Penguatan Ekosistem Logistik yang direalisasikan melalui inisiatif kerjasama dengan pelaku logistik BUMN & Swasta serta kerjasama dengan Kawasan Industri/Logistik.

c.   Efisiensi Supply Chain Maritim yang direalisasikan melalui inisiatif kerjasama pengoperasian TUKS dengan BUMN & Swasta, pengembangan potensi pelabuhan melalui kemitraan strategis, dan optimalisasi konsep hub and spoke.

d.   Peningkatan Value Perusahaan yang direalisasikan melalui klasterisasi model bisnis, optimalisasi financing cost, Pengadaan terpusat, optimalisasi asset, dan lainnya.

Pelindo lalu meningkatan pelayanan dan  kelancaran arus barang sebagai rantai pasok logistik dengan beberapa program. Itu karena Pelabuhan sebagai Pintu ekonomi sebuah negara berperan strategis melalui efisiensi port stay dan cargo stay.

Peningkatan performa pelabuhan akan berkontribusi pada penurunan port stay suatu barang di pelabuhan sehingga dapat memberikan efisiensi biaya operasional bagi customer, dalam hal ini shipping line¸ dan pada akhirnya menciptakan SLA (Service Level Agreement) yang lebih baik.

Pelindo  melakukan  transformasi dan standarisasi operasiona.Inisiatif ini  membuat Pelindo  berhasil menurunkan port stay dan cargo stay.

Beberapa catatan mengembirakan, Pelindo melakukan standarisasi layanan operasional peti kemas  seperti :

Pelabuhan Sorong, berhasil meningkatkan produktivitas peralatan dari 10 Box/Ship/Hour menjadi rata-rata 24 Box/Ship/Hour sehingga menurunkan port stay dan cargo stay dari 72 jam atau 3 hari menjadi rata-rata 24 jam atau 1 hari. 

Pelabuhan Jayapura kini jumlah bongkar muat naik  menjadi 32 Box/Ship/Hour dari 26 Box/Ship/Hour. TPK Belawan mengalami peningkatan hingga rata-rata mencapai 45 Box/Ship/Hour dari b yang telah dilakukan transformasi sehingga waktu kapal lebih banyak di laut dan pelayaran mendapatkan penghematan  biaya.
Kondisi geografis Indonesia yang didominasi oleh lautan menjadikan konektivitas laut sebagai key success factor pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Itu artinya, pelabuhan dan industri memiliki ketergantungan satu sama lain. Sebab, kargo pelabuhan berasal dari dan ke kawasan industri serta sebaliknya kawasan industri membutuhkan alat angkut yang paling efisien menuju pelabuhan.

Oleh karena itu, Pelabuhan memiliki peran strategis sebagai stimulator untuk mendorong pertumbuhan industri di hinterland.

Pelabuhan hadir tidak hanya sebagai gateway, namun berperan agar bagaimana dapat meningkatkan volume melalui stimulasi aktivitas ekonomi di wilayah industri.

Pelindo pun kemudian menjalankan beberapa program khususnya untuk menciptakan dan meningkatkan konektivitas antara Pelabuhan dan Kawasan Industri.

Beberapa catatan yang dilakukan Pelindo sebagai stimulus diantanya melalui pembangunan serta beroperasinya Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) sejak Oktober 2022 yang menghubungkan Kawasan Industri di Timur Jakarta dengan Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

Pelindo, saat ini sedang merealisasikan rencana konektivitas Kawasan Industri dan Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok melalui jalan khusus New Priok Eastern Access (NPEA).

Berkaitan Stimulasi, pelabuhan juga memiliki peranan penting dalam pertumbuhan industri daerah sekitar pelabuhan dan menginisasi Well Connected Port-Industry Ecosystem melalui pembangunan Pelabuhan dan Kawasan.

Sebagai contoh, Pelabuhan Kijing yang didukung 2000-3000 hektar lahan  yang didedikasikan sebagai area industrial, untuk menciptakan efek domino pertumbuhan industri di kawasan dan mendorong program hilirisasi komoditas CPO dan Bauksit/Alumina. Pembangunan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik dengan total lahan 3000 hektar, serta Terminal Kuala Tanjung yang terintegrasi secara multimoda dengan Pelabuhan Belawan, dan Kawasan Industri Sei Mangkei.

Termasuk pengembangan Pelabuhan BMTH yang diharapkan dapat menciptakan multiplier effect guna mendukung pengembangan ekonomi wisata di kawasan Bali.

Transformasi Pelindo juga tercatat menerapkan program digital dan elektronik meningkatkan performa opersional. Pelindo melakukan digitalisasi layanan operasional untuk beberapa layanan melalui implementasi system layanan operasional.

“Sejumlah implementasi digitalisasi layanan pelabuhan juga telah dilakukan dengan  mendorong sistemisasi layanan operasional, peningkatan akurasi proses, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas melalui penerapan Terminal Operating System (TOS) “Nusantara” dan “Palapa” pada layanan petikemas,sistem operasi pelabuhan multi terminal terintegrasi yang disebut PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose), Yard Operating System dan Behandle Operating System pada kluster logistik.Implementasi sistem layanan kapal, “Phinisi” yang juga menjadi program dari Stranas PK yang telah diimplementasikan pada lebih dari 30 pelabuhan. Seluruh program digitalisasi ini juga mendukung perpendekan port stay dan cargo stay di Pelabuhan,”papar Arif.

Lantas bagaimana motto Pelindo, first come first served yang dulu sering didegungkan,   di  era transformasi ini apakah  masih  berlaku?

Melalui transformasi digital, jawab  Arif,  sistem layanan kapal Pelindo sudah dapat dilakukan melalui aplikasi seperti Phinisi untuk layanan kapal untuk bongkar muat petikemas dan P-TOSM untuk sistem operasi pelabuhan multi terminal terintegrasi.

Masing-masing aplikasi tersebut sudah memiliki mekanisme penjadwalkan kapal yang terintgerasi dan transparan. Terkait pelayanan kapal dengan prinsip first come first served dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan tingkat urgensinya.

Salah satu pertimbangannya adalah komoditas muatan yang dibawa, misalnya kapal yang membawa penumpang akan diprioritaskan. Contoh lainnya, kapal dengan muatan bahan pokok juga menjadi prioritas.

Pencapaian kinerja Pelindo terus menjadi perhatan public,yang menarik perhatian dan unik.

Pada akhirnya,jelas Arif, seluruh inisiatif dan transformasi yang telah berjalan di Pelindo berdampak pada penguatan kinerja perusahaan.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan dividen yang dikontribusikan kepada negara di mana tahun 2022 (audited) naik sebesar 53% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 7,2 Triliun. Selain itu, Pelindo berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp3,9 triliun sepanjang 2022 (audited), tumbuh 23 persen dibandingkan 2021 lalu (year on year/yoy).

Atas pencapaian tersebut Pelindo mendapatkan apresiasi dari beberapa lembaga di antaranya penghargaan dari Stranas PK sebagai BUMN yang berkomitmen dan berkontribusi nyata dalam pelaksanaan aksi pemberantasan korupsi dan penghargaan TOP BUMN Awards 2023, yaitu The Best State Owned Enterprises, dari Bisnis Indonesia.



Dirut PT Pelabuhan Indonesia Arif Suhartono saat menerima apresiasi dari Komjen Pol.Tomsi Tohir, Irjen Kemendagri  mewakili  Tim Nasional Stranas PK.

Peningkatan Throughtput dan Pendapatan Pelindo  akhirnya menjawab keingintahuan public bahwa  transformasi dengan bebagai kebijakan, inovasi dan improvisasi memberikan nilai tambah dan peningkatan pendapatan.

Itu tergambar dan menjadi catatan, kinerja arus peti kemas triwulan III tahun 2023 tercatat sebesar 12,9 Juta TEUS, tumbuh 1,2% dibanding periode yang sama di tahun 2022. Sedangkan kinerja arus barang mencapai 125 Juta Ton, meningkat 8% dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Gambaran ini menunjukan Pertumbuhan kinerja operasional berbanding lurus  pada peningkatan  pemasukan keuangan.

"Pendapatan Triwulan III mencapai Rp 22.5 triliun atau meningkat 4% Year on Year (YoY). Kontribusi yang paling menonjol berasal dari pendapatan peti kemas," ungkap Arif Suhartono yan menyudahi diskusi  dengan menyampaikan kata kunci, Pelindo terus berupaya memperpendek port stay dan cargo stay,didorong melalui peningkatan kualitas layanan pelabuhan agar terciptanya rantai logistik yang lebih efisien.

Apa yang disampaikan Arif sebagai top management Pelindo menyenangkan public setidak-tidaknya shipping line karena dapat menekan biaya di Pelabuhan.Pernyataan dan pencapaian kinerja Itu  menjadi catatan publik sebagai sebuah prestasi di tahun 2023.

Seiring perjalanan  waktu, yang tak dapat ditahan, kita melambaikan tangan, sayonara  tahun 2023. Ditandai pada hitungan jam, kapal  yang sudah melakukan  bongkar muat akan meninggal Pelabuhan Tanjung Priok tepat di tengah malam dengan alunan trompet kapal yang khas.

Selamat tinggal tahun 2023  selamat datang tahun 2024 bersama lembaran kinerja baru.

Semua pencapaian kesuksesan menjadi renungan, betapa kemampuan manusia yang terbatas dengan bantuan Allah tuhan maha Esa, kerja keras awak Pelindo bisa mencatat kinerja melampaui target.

Kerja keras awak Pelindo  itu dilalui melalui berbagai upaya sebagai ikhtiar. Angkat topi dan laik mendxapat apresiasi atas pencapaian kinerja Pelindo tahun 2023.

Semua keberhasilan itu diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan agar menjadi renungan memberikan motivasi kerja  berikutnya mengalir dalam denyut dan napas  menjadi rasa syukur  dan meminta pertolongan untuk kinerja berikutnya pada Allah Tuhan Maha Kuasa.(M.Arifin Mukendar)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook