Aset Potensi throughput 18.000 TEUs, SPSL Garap Depo Petikemas Pelabuhan Panjang

By Indonesia Maritime News 28 Jul 2023, 19:59:00 WIB Logistik
Aset Potensi  throughput 18.000 TEUs, SPSL Garap Depo Petikemas Pelabuhan Panjang

Keterangan Gambar : : PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) melakukan optimalisasi pemanfaatan aset Depo Petikemas di Pelabuhan Panjang, Lampung


Indonediamaritimenews.com (IMN),JAKARTA:  PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) melakukan optimalisasi pemanfaatan aset Depo Petikemas di Pelabuhan Panjang, Lampung yang berpotensi throughput  18 ribu TEUs/ year.

SPSL, subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo, brupaya mengeksplorasi  potensi bisnis perusahaan di tahun kedua pasca penggabungan (merger).

Pelaksanaan optimalisasi pemanfaatan aset ini, SPSL melalui Anak Perusahaan  PT Prima Indonesia Logistik, menjalin kerjasama dengan PT Intercon Terminal Indonesia. Kerjasama ini dalam pengelolaan Depo Petikemas di Pelabuhan Panjang, pelabuhan yang berada pada titik persilangan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa yang terhubung oleh Selat Sunda. 

Baca Lainnya :

Direktur Utama SPSL, Joko Noerhudha mengatakan depo petikemas yang digarap ini sebelumnya merupakan aset idle dengan luas total 15.900 m2,  berupa lapangan paving block seluas 8.817 m2. Sisanya seluas 7.083 m2 dalam proses pematangan lahan serta clearing area.

"Optimalisasi aset ini merupakan salah satu langkah SPSL untuk mendukung kegiatan logistik yang lebih efektif dan efisien. Hal ini juga sejalan dengan staging dalam roadmap SPSL tahun 2023-2024 yakni fase ekspansi ekosistem,” jelas Joko Noerhudha dalam keterangan yang diterima indonesiamaritimenews.com Jumat (28/7/2023).

Kolaborasi pengelolaan Depo Petikemas seluas 8.817 m2 ini berpotensi menghasilkan throughput sekitar 18.000 TEUs/year. Dalam kolaborasi ini, SPSL Group memberikan layanan berupa lift on / lift off, penumpukan, cleaning petikemas, repairing petikemas, dan trucking (haulage) dari dan ke Terminal Petikemas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2023 mencapai US$21,72 miliar. Angka ini naik sebesar 12,61 persen dibanding ekspor April 2023, dan naik sebesar 0,96 persen dibandingkan dengan Mei tahun 2022.

Sedangkan, nilai impor Indonesia pada bulan Mei 2023 mencapai US$21,28 miliar atau naik 38,65 persen dibandingkan bulan April 2023 atau naik 14,35 persen dibandingkan Mei 2022.

Menurut Joko Noerhudha, kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan potensi kegiatan ekspor serta terciptanya efisiensi rantai pasok produk-produk nasional khususnya di wilayah Panjang kota Bandar Lampung.

"Ke depan dapat menciptakan integrasi ekosistem dan efisiensi rantai logistik sehingga secara bertahap guna menurunkan biaya logistik dan meningkatkan pertumbuhan perdagangan maupun perekonomian nasional,” tandas Joko Noerhudha. (Fat/Oryza)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook