- Meningkat 26,47% dari Tahun Lalu Realisasi Anggaran Kemenhub Per Mei 2023 Capai Rp10,44 T
- Lindungi Hak Pelaut Meninggal di Singapura, Kemenhub Fasilitasi Pengurusan dan Pencairan Asuransi
- Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kepala Staf Kolinlamil Ikut Menanam Pohon
- Keren! Subholding Pelindo Solusi Logistik Raih Penghargaan CSR Award 2023
- Tolak RUU Kesehatan, Puluhan Ribu Nakes Mulai Dokter Hingga Perawat Geruduk Gedung DPR
- TNI AL Turun Tangan, 17 Pekerja Migran Ilegal Gagal Diselundupkan ke Malaysia
- MNEK 2023 Diikuti 36 Negara Dibuka Panglima TNI, Dimeriahkan Atraksi Pesawat Tempur
- Hijaukan Area Pelabuhan, Pelindo Terminal Petikemas Tanam 55 Ribu Mangrove
- 2 Hari Terombang-ambing di Laut, Ayah dan Anak Diselamatkan KRI Malahayati-362
- Manfaatkan Forum WOAH di Prancis, Begini Cara Indonesia Promosi Perikanan
Biaya Logistik Indonesia Mahal, Berada Peringkat 61 di Bawah Vetnam, ini Solusi Aplikasi TITIP

Keterangan Gambar : Dari kiri RanggaMaharga Wright Patners, Fernando Budiargo Founding Team, Azis Muttaqien Wakil Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok KADIN, Ziv Ragowsky Wright Patners . Foto: Property of Indonesiamaritimenews.com
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Industri logistik Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara di ASEAN. Salah satu penyebabnya, sistem manual, pengurusan dokumen yang mendongkrak biaya tinggi.
Berdasarkan Logistics Performance Index (2023) yang diterbitkan oleh Bank Dunia, Indonesia masih berada di peringkat 61, di bawah negara tetangga seperti Malaysia di 26, Thailand di 34, dan Vietnam di 43.
Hal ini menunjukkan masih banyak yang perlu ditingkatkan dari industri logistik Indonesia untuk mengejar ketertinggalan.
Baca Lainnya :
Beberapa masalah yang saat ini hadir di dunia logistik adalah adanya mismatch antara supply and demand kebutuhan logistik. Ketidaksesuaian ini mengakibatkan tingkat utilisasi moda transportasi yang dimiliki pemilik kapal tidak optimal.
Hal ini dibarengi dengan proses dokumentasi yang belum sepenuhnya efisien adalah beberapa penyebab tingginya biaya logistik di Indonesia.
Salah satu founding partner dari Wright Partners, Ziv Ragowsky bersama Rangga Maharga menjelaskan: biaya logistik di Indonesia adalah salah satu yang paling mahal di dunia sebesar 23.5% dari PDB.
Kondisi ini masih tertinggal dari negara tetangga seperti Thailand di angka 14% dan Vietnam 18%. Kehadiran TITIP diharapkan akan dapat mendorong peningkatan kapabilitas logistik Indonesia sehingga dapat berjalan dengan lebih efisien dan mendorong biaya logistik lebih rendah.
Terlebih lagi untuk sektor logistik komoditas yang melibatkan pengiriman dari lokasi remote yang saat ini masih belum banyak tersentuh oleh digitalisasi dan startup teknologi di Indonesia.
Salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan ini adalah melalui penerapan teknologi yangditujukan untuk menjawab tantangan ini. Inovasi inilah yang ingin dihadirkan oleh TITIP melalui solusi teknologi end-to-end untuk menjawab kebutuhan dari pemilik kargo dan pemilik kapal, serta mendorong proses operasi logistik maritim yang lebih efisien serta lebih transparan.
TEKNOLOGI LOGISTIK
Menurut Business Development Manager TITIP, Fernando Budiargo, di platform TITIP, pengguna akan dapat mengiklankan kargo/kapal mereka dan mencari kargo/kapal sesuaikebutuhan.
"Pengguna juga akan melakukan transaksi logistik end-to-end secara digital mulai dari pemesanan, penyusunan kontrak, pelacakan hingga pelunasan transaksi,” kata Fernando.
“TITIP menghadirkan serangkaian teknologi logistik seperti matchmaking algorithm, digitalcontracting, real-time monitoring melalui geolocation, dan digital documentation yang8 telahterintegrasi dalam satu platform yang dapat diakses dengan mudah oleh pengguna," terang Fernando Budiargo di sela-sela grand launching TITIP yang berlangsung di event SEA Indonesia JI Expo Kemayoran, Senin (15/5/2023).
Fernando Budiargo menambahkan, dengan menggunakan TITIP, pengguna akan mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh. Antara lain, peningkatan skala bisnis melaluiperluasan jaringan usaha serta meningkatkan kapasitas operasi melalui pencarian kapal tambahan dari jaringan pengguna TITIP yang terverifikasi.
Azis Muttaqien Wakil Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok KADIN ( Kamar Dagang dan Industri Indonesia) mendukung kehadiran TITIP yang memberikan solusi Logistik Indonesia. Kehadiran Teknologi TITIP diharapkan meningkatkan dan melancarkan Logistik Indonesia serta lebih efisien.(Oryza/MAR)
