- Dongkrak Daya Saing Tuna di Pasar Global, Begini Langkah KKP
- Pelindo Regional 4 Catat Pertumbuhan Positif, Arus Kapal Meningkat, Ini Rinciannya
- Tekong Speed Boat Gagal Lempar Narkoba 770 Gram ke Laut Keburu Disergap TNI AL
- Sebatik Pulau Terluar, Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Segera Ditetapkan
- Forum Humas Regional 2: Kelola Krisis Jadi Peluang & Citra Positif Perusahaan di Era Medsos
- 6 Kapal Pelni Docking Biaya Sekitar Rp 24 M, Pelni Tepis Dana Tersedot Perawatan.
- Top! 2 Perusahaan Pelayaran Global Kesengsem Incar Makassar New Port
- Kasal Buka Rakornas Hidrografi, Ini Peran Sentral Pushidros TNI AL di Militer dan Nasional
- Genjot Kapabilitas Digital Influencer BUMN, Erick Thohir Gelar Workshop ke-6 di Makassar
- Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Kapolda Banten, Irjen Wishnu Hermawan Kapolda Sumut
Top! 2 Perusahaan Pelayaran Global Kesengsem Incar Makassar New Port
![Top! 2 Perusahaan Pelayaran Global Kesengsem Incar Makassar New Port](https://indonesiamaritimenews.com/asset/foto_berita/IMG_20240627_153800.gif)
Keterangan Gambar : PT Pelindo Terminal Petikemas kelola Makassar New Port. Foto: SPTP
Indonesiamaritimenews.com ( IMN), LSURABAYA: Pasca diresmikan Presiden Joko Widodo pada 22 Februari 2024, PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) selaku pengelola Makassar New Port (MNP) terus berupaya memperluas pasar baru. Pasar peti kemas yang dibidik khususnya angkutan peti kemas internasional atau ekspor impor.
Saat ini sudah ada perusahaan pelayaran global yang rutin menggunakan fasilitas MNP untuk kegiatan bongkar muat peti kemas yakni SITC yang singgah di MNP 1 minggu sekali dengan 1 kapal.
Baca Lainnya :
- Apresiasi Potensi Investasi, Konjen Tiongkok Kunjungi JIIPE Gresik0
- Genjot SDM Pemeriksa Kapal Asing di Pelabuhan, KKP Gandeng USAID0
- Wapres Lepas Ekspor Komoditas Pertanian Senilai Rp12 Triliun dari Dermaga TPK Koja0
- Wapres Berkunjung ke TPK Koja Pelepasan Ekspor Komoditas Pertanian0
- Jasindo Bidik Market Asuransi Pekerja Asing di Bawah 6 Bulan0
Terminal Head TPK New Makassar, I Nyoman Sutrisna mengatakan ada 2 perusahaan pelayaran global yang tertarik untuk berkegiatan di MNP. Kedua pelayaran tersebut adalah CMA-CGM dan Maersk Line yang melakukan kunjungan lapangan ke MNP beberapa waktu lalu.
“CMA-CGM dan Maersk Line menyatakan tertarik untuk berkegiatan di MNP, saat ini sedang penjajakan pasar untuk melihat potensi muatan ekspor impor yang bisa mereka bawa dari Makassar,” kata Nyoman, Rabu (26/6/2024).
SPTP optimistis kedua perusahaan pelayaran tersebut akan berkegiatan di MNP. Nyoman menyebut fasilitas yang dimiliki MNP sudah sangat mencukupi. Salah satunya memiliki kedalaman alur dan kolam pelabuhan hingga minus 16 meter LWS (Low Water Springs).
Dengan kedalaman tersebut memungkinkan kapal berukuran besar generasi post panamax yang biasa digunakan untuk direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri dapat masuk ke MNP. Selain itu juga ditunjang dengan 6 unit quay container crane dengan total panjang dermaga mencapai 1.600 meter.
“Luas terminal mencapai 52 hektar dengan kapasitas peti kemas mencapai 2,5 juta per tahun,” sambung Nyoman.
Nyoman menngungkapkan, di area Makassar PT Pelindo Terminal Petikemas mengelola 2 terminal, yakni Terminal Petikemas Makassar atau Terminal 1 dan Makassar New Port atau Terminal 2. Jumlah arus peti kemas di kedua terminal tersebut pada tahun 2023 lalu mencapai 700.000 TEUS. Untuk tahun 2024 ini pihaknya menargetkan arus peti kemas sebanyak 715.000 TEUS.
OPTIMISTIS
Ketua DPW Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Syaifuddin Syahrudi yang akrab dipanggil Ipho mengatakan optimistis bahwa sejumlah komoditas di Sulawesi Selatan dapat bertumbuh hingga bisa memenuhi kebutuhan ekspor. Ipho berharap keberadan MNP dapat menjadikan Sulawesi Selatan sebagai hub Indonesia Timur untuk distribusi logistik.
"Harapannya kedepan MNP menjadi hub di Indonesia Timur, tidak perlu lagi ke Jawa (Jakarta dan Surabaya),” kata dia.
Ipho mengatakan, untuk mendukung MNP sebagai hub, perlu ada sentra ekonomi dan industri yang lebih masif. Sebab, dengan analisa pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Sulawesi Selatan saat ini, sejumlah komoditi kebutuhan pokok masih mesti didatangkan dari Pulau Jawa. (Arry/Oryza)
![Iklan Detail Berita](https://indonesiamaritimenews.com/asset/foto_iklantengah/home.jpg)