- Speedboat Srikandi Express Tenggelam, 4 ABK Dievakuasi Prajurit Lanal TBĶ
- Utamakan Korban Bencana Sumatera, PELNI Bebaskan Biaya Angkut Rp1,2 M Pengiriman Barang Bantuan
- Tutup Tahun 2025, TNI AL Menggelar Aksi Kemanusiaan di Bireun Aceh
- Stop Impor Garam, KKP Optimistis 2027 Indonesia Bisa Swasembada
- Program Budidaya Tematik, KKP-KDKMP Siap Suplai Ikan Menu MBG
- Layanan TNI AL untuk Masyarakat Terdampak Bencana, Cek Kesehatan dan Bagikan Obat-obatan
- Selain Udang, KKP Siap Penuhi Permintaan Produk Perikanan Bebas Cesium-137
- Libur Nataru Layanan Pelabuhan Perikanan Tetap Optimal, Nelayan Diingatkan Cuaca Ekstrem
- Percepat Layanan Sertifikasi Bebas Cesium-137, KKP Tambah Scanner Radioaktif Baru
- Libur Nataru 2025/2026 Arus Penumpang Capai 962.777 orang, Pelindo: Layanan Pelabuhan Tetap Optimal
Stop Impor Garam, KKP Optimistis 2027 Indonesia Bisa Swasembada

Keterangan Gambar : Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Perikanan KKP merilis capaian kerja sepanjang tahun 2025. Foto: property of indonesiamaritimenews.com
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis target swasembada garam pada 2027 dapat tercapai. Ekstensifikasi dan intensifikasi gencar dilakukan KKP guna menggenjot produksi garam.
Pengembangan garam adalah salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto. KKP sendiri ditarget untuk bisa mencapai swasembada garam pada 2027. Hal ini diperkuat dengan Perpres nomor 17 tahun 2025 tentang percepatan pembangunan pergaraman nasional.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara menjelaskan kementerian mempunyai tugas merealisasikan program prioritas Presiden Prabowo yaitu swasembada garam. Seperti diketahui, Indonesia sampai saat ini masih mengimpor garam untuk kebutuhan industri. Impor dilakukan karena kebutuhan garam industri belum bisa dipenuhi oleh produksi lokal.
Baca Lainnya :
- Program Budidaya Tematik, KKP-KDKMP Siap Suplai Ikan Menu MBG0
- Selain Udang, KKP Siap Penuhi Permintaan Produk Perikanan Bebas Cesium-1370
- Libur Nataru Layanan Pelabuhan Perikanan Tetap Optimal, Nelayan Diingatkan Cuaca Ekstrem0
- Percepat Layanan Sertifikasi Bebas Cesium-137, KKP Tambah Scanner Radioaktif Baru0
- Perkuat Sentra Industri Garam, KKP Tanam Mangrove 600 Hektare di Rote Ndao0
Berbagai program dan strategi dijalankan KKP untuk mengejar target tersebut. Program yang dilakukan yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi. Program intensifikasi dilakukan dengan meningkatkan produksi garam dari para petambak.
"Dari program intensifikasi dari para petambak, diharapkan bisa naik 30 persen. Kalau petambak garam eksisting ini (memproduksi) 2 juta (garam), maka diharapkan bisa ada penambahan dari petambak garam eksisting sekitar 30 persen," jelas Koswara dalam acara rilis akhir tahun Capaian Kinerja Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal
Pengelolaan Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Selasa (30/12/2015).
Sedangkan ekstensifikasi yang saat ini tengah berjalan, yaitu membangun kawasan Sentra Industri Garam Nasional di Rote, Nusa Tenggara Timur dengan luasan mencapai 10.000 hektare. Kawasan ini diproyeksikan mampu menghasilkan 2 juta ton garam per tahun.
Koswara optimistis target swasembada garam bisa tercapai. "Optimisme tetap harus ada, karena di situlah harapan kita bisa mendorong motivasi untuk membangun. Kalaupun ada kendala ya itu harus kita selesaikan. Ada pandangan yang mengkhawatirkan ataupun meragukan itu juga wajar. Karena memang waktunya, ini sempit 2027-2029 harus close semua (impor)," jelas Koswara.
Ia menambahkan, bila target produksi garam dalam negeri belum terpenuhi tak menutup kemungkinan keran impor tetap dibuka. "Di dalam Perpres Nomor 17 mekanismenya sudah ada. Kalau misalnya pada kondisi-kondisi tertentu swasembada garam ini belum terpenuhi ada kondisi yang disebut dengan keadaan tertentu, itu masih memungkinkan dilakukannya impor," kata Koswara.
Peningkatan Produksi
KKP terus berupaya meningkatkan produksi garam melalui berbagai strategi. Direktur Sumber Daya Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Frista Yorhanita pada acara yang sama menjelaskan tahun 2025 ini produksi garam nasional, baik dari tambak rakyat maupun pelaku usaha mencapai sekitar 1 juta ton.
Angka tersebut menurut Frista menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini akibat dari faktor cuaca, khususnya tingginya intensitas hujan yang mempengaruhi proses pembentukan garam. Penurunan produksi garam tahun ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya mencapai target swasembada garam pada 2027.
Produksi nasional saat ini masih sekitar 2 juta ton per tahun, sementara kebutuhan mencapai 4,5 hingga 5 juta ton. "Karena itu kita masih melakukan impor sekitar 2,6 sampai 3 juta ton per tahun, terutama untuk kebutuhan industri,” kata Frista.
KKP telah menjalankan dua program yakni intensifikasi atau peningkatan produktivitas lahan yang sudah ada, serta ekstensifikasi atau pengembangan lahan baru. Program intensifikasi dilakukan di Indramayu, Cirebon, Pati dan Sabu Raijua melalui revitalisasi tambak, perbaikan saluran air, serta pembangunan gudang penyimpanan.
Sementara program ekstensifikasi dilakukan di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Adapun pembangunan tambak baru luasnya mencapai 800 hektare. Targetnya mulai berproduksi pada 2026 dengan capaian
sekitar 200 ton per hektare. Total produksi garam dari Rote Ndao pada 2026 diperkirakan mencapai 160 ribu ton per tahun.
KKP juga memberikan bantuan pembangunan gudang rakyat berkapasitas 100 ton, serta gudang garam berkapasitas 2.000 hingga 7.000 ton di 4 kabupaten lokasi program intensifikasi. Program lainnya, perbaikan saluran air untuk mengatasi keterbatasan kualitas air laut di Pantura Jawa yang sering terkendala sedimentasi.
Selain itu juga bantuan geomembran guna mempercepat proses evaporasi, serta mulai mengembangkan inovasi teknologi tepat guna seperti sea water reverse osmosis (SWRO).
Teknologi tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas sekaligus kualitas garam hingga kadar NaCl di atas 97 persen agar dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. (Da/Mar)











