- Penyelundupan 360 Ribu Ekor BBL Digagalkan Tim F1QR, Negara Nyaris Rugi Rp54 Milyar
- Bakar Semangat Nasionalisme, Tunanetra Dilatih Menyelam dan Jiwa Maritim
- Hari Bumi 2025, Yuk... Bersih-bersih Pantai dan Tanam Mangrove Bersama TNI AL
- Menhub di Depan DPR: Angkutan Lebaran 2025 Lancar, Total Pergerakan 54,89% dari Penduduk
- Penyelundupan Sarang Burung Walet Senilai Rp216 Juta ke Singapura Digagalkan
- Jangan Saling Tunjuk, Kolaborasi Stakeholders Kunci Pelabuhan Tanjung Priok Kondusif
- NTT Dipilih Jadi Lokasi Modeling Garam, Ini Alasan KKP
- Genjot Ekspor Perikanan, KKP Gandeng Pemda dan BUMN
- KKP: Perempuan Berperan Penting dalam Pembangunan Pesisir & Pulau-Pulau Kecil
- Ketahuan Maling Ikan di Perairan Sebatik, Kapal Malaysia Dibekuk KKP
Satset Naik KA, 694.960 Penumpang Angkutan Lebaran 2025 Manfaatkan Face Recognition

Keterangan Gambar : PT Kereta Api Indonesia (KAI) menerapkan sistem face recognition pada penumpang kereta di 21 stasiun seluruh Daops. Foto: KAI
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat sebanyak 694.960 penumpang memanfaatkan layanan face recognition (FR) selama periode Angkutan Lebaran 2025 sejak 21 Maret hingga 8 April 2025 pukul 11.00 WIB.
Inovasi ini menjadi solusi efektif dalam mengurai antrean panjang serta mempercepat proses boarding di tengah tingginya mobilitas masyarakat.
Baca Lainnya :
- Libur Lebaran 2025 Penumpang Kereta Tembus Angka 4 Juta Lebih, Ini 10 Stasiun Terpadat0
- Arus Balik Lebaran 2025, ASDP Pastikan Kelancaran Trafik Penyeberangan Sumatera-Jawa-Bali0
- Arus Balik Lebaran 2025, Ratusan Pemudik Gratis TNI AL Naik Kapal Perang Rute Surabaya-Jakarta 0
- Buruan Daftar! Kuota Tiket Gratis Kapal Laut Arus Balik Lebaran 2025 Masih Tersedia0
- Arus Balik Lebaran 2025, ASDP Terapkan Diskon Layanan Ekspres Penyeberangan Bakauheni-Merak0
Dalam siaran persnya KAI menyebutkan melalui pemanfaatan teknologi face recognition tersebut berhasil menghemat penggunaan 1.655 rol kertas tiket. Jumlah tersebut setara dengan efisiensi biaya sebesar Rp24.820.000 selama angkutan Lebaran sejak 21 Maret 2025. Hal ini menunjukkan kontribusi nyata KAI dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba mengatakan penerapan face recognition menjadi bagian dari transformasi digital KAI yang juga memperhatikan aspek lingkungan.
"Sistem ini menggantikan tiket berbahan kertas dalam proses boarding, sehingga dapat secara langsung mengurangi limbah kertas dan mempercepat waktu pelayanan di stasiun,” jelas Anne Purba, Selasa (8/4/2025).
Sejak pertama kali diluncurkan pada 28 September 2022, sistem boarding berbasis face recognition telah digunakan oleh 12.765.680 pelanggan. Sepanjang periode tersebut, KAI berhasil menghemat penggunaan 30.394 rol kertas tiket, setara dengan penghematan pembelian senilai Rp455.917.143.
“Face recognition mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat. Pada 2023, pengguna layanan ini tercatat sebanyak 2.922.780 penumpang, kemudian melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi 7.141.649 penumpang pada 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap teknologi yang disediakan KAI,” tambah Anne.
Tahun ini selama periode 1 Januari hingga 7 April 2025, sebanyak 2.685.469 pelanggan telah menggunakan sistem ini. Dengan jumlah tersebut, KAI kembali menghemat 6.394 rol kertas tiket atau senilai Rp95.909.607. Hal ini sejalan dengan semangat efisiensi dan ramah lingkungan perusahaan.
“Sistem face recognition menjadi bentuk nyata komitmen KAI terhadap transformasi layanan berbasis digital dan ramah lingkungan. Inovasi ini hadir untuk menciptakan pengalaman perjalanan yang praktis, aman, serta mendukung keberlanjutan,” tukas Anne.
21 Stasiun KA
Saat ini, layanan face recognition telah tersedia di 21 stasiun di berbagai wilayah operasional KAI. Di Daop 1 Jakarta, tersedia di Stasiun Gambir, Pasar Senen, dan Bekasi. Di Daop 2 Bandung di Stasiun Bandung dan Kiaracondong, serta Daop 3 Cirebon di Stasiun Cirebon.
Fasilitas ini juga hadir di Daop 4 Semarang, mencakup Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Pekalongan, dan Tegal. Di Daop 5 Purwokerto terdapat di Stasiun Purwokerto dan Kutoarjo, serta di Daop 6 Yogyakarta pada Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, dan Solo Balapan.
Adapun di Daop 7 Madiun, layanan ini tersedia di Stasiun Madiun. Di wilayah timur, Daop 8 Surabaya mencakup Stasiun Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, dan Malang, sedangkan Daop 9 Jember di Stasiun Jember, dan Divre I Sumatera Utara di Stasiun Medan.
Seluruh stasiun keberangkatan dengan volume penumpang tertinggi selama Angkutan Lebaran 2025 juga telah dilengkapi dengan layanan face recognition. Dengan begitu, para penumpang dapat naik kereta secara “satset” tanpa antre panjang, bahkan di masa puncak arus mudik dan balik.
Berikut daftar 10 stasiun keberangkatan terpadat sepanjang masa angkutan Lebaran 2025:
1. Pasarsenen: 379.783 penumpang
2. Gambir: 264.102 penumpang
3. Yogyakarta: 181.141 penumpang
4. Surabaya Gubeng: 139.516 penumpang
5. Semarang Tawang Bank Jateng: 138.740 penumpang
6. Semarang Poncol: 127.134 penumpang
7. Surabaya Pasarturi: 126.753 penumpang
8. Purwokerto: 122.815 penumpang
9. Bekasi: 119.961 penumpang
10. Bandung: 111.440 penumpang
Seluruh stasiun tersebut telah didukung dengan sistem boarding face recognition, yang secara signifikan membantu mengurai antrean serta menambah efisiensi waktu, khususnya saat jam sibuk dan hari padat keberangkatan.
“Hingga 8 April 2025 pukul 07.00 WIB, KAI mencatat bahwa 4.439.535 tiket telah terjual, atau setara dengan 96,69% dari total kapasitas tempat duduk yang disediakan. Dari jumlah tersebut, 3.727.998 tiket KA Jarak Jauh telah terjual dengan okupansi mencapai 108,25%, dan 711.537 tiket KA Lokal dengan okupansi 62,00%,” jelas Anne.
Sementara itu, dalam periode 21 Maret hingga 7 April 2025 pukul 24.00 WIB, total 3.899.662 penumpang telah dilayani oleh KAI melalui KA Jarak Jauh dan KA Lokal. Capaian ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap layanan transportasi kereta api yang aman, nyaman, dan efisien.
“Kami akan terus memperluas jangkauan teknologi face recognition ke lebih banyak stasiun sebagai bagian dari komitmen menghadirkan layanan digital modern. Bagi KAI, efisiensi operasional dan keberlanjutan lingkungan harus berjalan beriringan,” tandas Anne. (Arry/Oryza)
