- BUMN Learning Festival Roadshow Perdana di Medan, Sukses Digelar Pelindo
- Program Eduwisata Pelindo Regional 2 Dukung Kemandirian Produktifitas Pondok Pesantren Ruhama
- Tiga Tahun Merger, Aset Pelindo Naik 6 % Tembus Rp 123 T Semester I Tahun 2024
- Pelindo Hadirkan Marina Kelas Dunia di Pelabuhan Benoa, Menyediakan 180 Dermaga
- Ratusan Butir Peluru dan Magazen Ditemukan Satgas Lantamal X Mengapung di Laut
- Kurir Narkoba Diringkus, 600 Gram Ganja Disita Prajurit Yonmarhanlan X Jayapura
- Ini Pengurus Pusat Corps Alumsi AMC Hasil Munas III Palangkaraya
- Perdana, 50 Yachters 11 Negara Sandar di BMTH Pelindo
- Presiden Jokowi Dianugerahi Brevet Hiu Kencana di Kapal Perang KRI RJW-992
- Juara Tenis Meja Empat Purnawirawan TNI AL, Tekuk Tim Pemuda, Pantas Dapat Reward Ketum PPAL
Pemeriksaan Kecelakaan Laut Butuh Komitmen dan Profesional, Kemenhub Kukuhkan 39 Orang Pejabat
Keterangan Gambar : Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Jenderal Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai mengukuhkan sebanyak 39 orang Pejabat Pemeriksaan Kecelakaan Kapal Tahun 2023. Foto: Humas Hubla
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA : Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Jenderal Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai mengukuhkan sebanyak 39 orang Pejabat Pemeriksaan Kecelakaan Kapal Tahun 2023. Pengukuhan dilakukan oleh Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt. Antoni Arif Priadi bertempat di Jakarta (9/7).
Saat ini Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memiliki 260 UPT Kesyahbandaran yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Jika mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 6 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kecelakaan Kapal, pemeriksa merupakan tim yang terdiri dari minimal 3 (tiga) orang, jadi total kebutuhan merupakan 780 personel pemeriksa kecelakaan kapal, yang mana saat ini baru 78 personel yang dikukuhkan.
Dalam acara tersebut Capt. Antoni menyampaikan rasa bangga karena kembali mendapat penambahan sebanyak 39 personel yang membuat Pejabat Pemeriksa Kecelakaan Kapal Ditjen Hubla berjumlah total menjadi 117 personel.
Baca Lainnya :
- Kobarkan Semangat Cinta Tanah Air, Kemenhub Gelar Kampanye Keselamatan Pelayaran di Lampung0
- Jelang Gelaran Joint Exercise ISPS Code, Begini Langkah Kemenhub0
- Jalan Tol Cibitung-Cilincing Terapkan Sistem Refund di GT Semper, Pertama di Indonesia0
- Lindungi Transaksi ASDP Luncurkan Reservasi Tiket 0nline trip.ferizy.com0
- Awas Kecelakaan! Melintas Rel KA, Kecepatan Makin Tinggi dan Ganda0
“Saya berharap ke depan, Pejabat Pemeriksa Kecelakaan Kapal dapat membantu Syahbandar dalam proses pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal dan tentunya berperan aktif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kapal dan mereduksi jumlah kecelakaan kapal yang terjadi 3 tahun terakhir yang semakin meningkat”. Ujar Plt. Dirjen
Capt. Antoni menambahka, menurut laporan tercatat pada tahun 2020 terjadi 87 kecelakaan, tahun 2021 dengan 100 kecelakaan dan tahun 2022 dengan 108 kejadian kecelakaan. Meningkatnya angka kecelakaan kapal tidaklah menjadi suatu beban yang harus diemban oleh Ditjen Hubla saja, melainkan semua harus ikut andil dalam pencegahan terjadinya kecelakaan kapal, baik dari sektor pelaksana, penyedia jasa, pengguna jasa, operator dan Ditjen Hubla selaku regulator sehingga semua sektor dapat terlibat dalam road map to zero accident.
“Setiap langkah kecil sangat berarti dalam sebuah perubahan untuk menjadi lebih baik sehingga ke depan kita harus terus tingkatkan sinergi antar UPT dalam pelaksanaan pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal, contohnya pengiriman Pejabat Pemeriksa Kecelakaan Kapal untuk membantu pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal pada UPT yang belum memiliki pejabat pemeriksa kecelakaan kapal,” ujarnya.
Proses pengukuhan ini dilakukan sebagai upaya Ditjen Hubla mendapatkan Pejabat Pemeriksa Kecelakaan Kapal yang benar-benar menguasai tugas dengan sungguh-sungguh, berkomitmen, dan profesional sebagai tindak lanjut setelah dinyatakan lulus sertifikasi pemeriksa kecelakaan kapal pada tahun 2022 yang lalu. Sehingga seorang Pejabat Pemeriksa Kecelakaan Kapal mendapatkan legalitas dan dasar hukum ketika melaksanakan tugas dan kewenangan di lapangan.
“saya minta kepada Saudara-saudara yang dikukuhkan agar dapat memahami dengan sungguh-sungguh Peraturan Perundang-undangan beserta turunannya serta jadikan itu sebagai pedoman ketika Saudara-saudara melaksanakan tugas,” tutupnya.
Sebagai informasi, Pemeriksaan terhadap kecelakaan kapal sebagaimana pasal 220 ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran adalah kegiatan untuk mencari keterangan dan/atau bukti awal atas terjadinya kecelakaan kapal. (ARRY/Oryza)