- Alhamdulillah... Prajurit KRI Tanjung Kambani-971 Khataman Al-Quran di Atas Kapal
- Misi Diplomasi ke Pasific Selatan Selesai, Satgas Port Visit 2024 Kembali ke Indonesia
- Rakornis Kenavigasian 2024, Ini yang Dibahas Kemenhub
- Keselamatan Pelayaran Jadi Prioritas, Kemenhub Bagikan E-Pas Kecil dan Life Jacket ke Nelayan
- KKP: Hingga Oktober 2024, Produksi Perikanan dan Rumput Laut 18,26 Ton, Penerimaan Meningkat
- Omah Sinau, Desa Energi Berdikari Binaan PTK Kelola 31,5 Ton Sampah, Jadi Pusat Edukasi
- Kerahkan Kapal Perang, TNI AL Himpun Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Erick Thohir Angkat Heru Widodo Jadi Dirut ASDP, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi Baru
- Ikan Paus Sperma 17 Meter Mati Terdampar di Pantai Sumba Timur NTT Dimusnahkan
- Food Safety Jadi Isu Global, KKP Gandeng Norwegia Tingkatkan Mutu Produk Perikanan
Manajemen TPK Koja Kedepankan Dialog Penyelesaian Jaspro
Keterangan Gambar : General Manager KSO TPK KOJA Indra Hidayat Sani.Foto: Property of Indonesiamaritimenews.com
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA:Manajemen Terminal Peti Kemas Koja mengedepankan dialog untuk menyelesaikan Jasaproduksi (Jaspro) 2022 walau terdapat perbedaan menyangkut penentuan hitungan bonus.
Silang pendapat terjadi karena Manajemen beranggapan Perjanjian Bersama yang dibuat tahun 2020 masih berlaku dan tak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Bersama(PKB). Sementara itu, Serikat Pekerja (SP) menganggap Perjanjian Bersama (PB)sudah tidak berlaku lagi karena klausul dalam perjanjian tersebut hanya untuk Jaspro tahun 2020 dan tahun 2021.
Di sisi lain, manajemen TPK Koja menjelaskan bahwa Perjanjian Bersama (PB) yangmerupakan satu kesatuan dengan Perjanjian PSAK 73 terhitung tahun 2020, bukan karena hal lain.Dan Pihak manajemen TPK Koja sendiri mengaku sudah membayarkan bonus atau jasa produksi 2022 yang menjadi hak pekerja.
Hal ini mengacu pada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tahun 2020-2022 dan Perjanjian Bersama(PB) yang telah disepakati bersama antara Serikat Pekerja(SP)KSO TPK Koja dengan Manajemen di tahun 2020.
Baca Lainnya :
- Keren, Kowal TNI AL Sabet Emas Kejuaraan Wushu Sanda0
- One Way Arus Balik Tol Trans Jawa Dihentikan, Aturan Lalu Lintas Kembali Normal0
- Puncak Arus Balik Gelombang Kedua, Pemilir dari Sumatera Padati Pelabuhan Bakauheni0
- H+7 Lebaran, Lonjakan Arus Balik Tembus Angka 977 Ribu Pemilir0
- Terminal Kijing Menggeliat Bulog Bongkar 6 Ribu Ton Beras Vietnam0
Berdasarkan PB tahun 2020, menurut manajemen, perhitungan besaran bonus jaspro mengikuti ketentuan sebelum penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 (sewa) yang mulai berlaku pada tahun 2020. PB ini satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan PKB periode tahun 2020-2022 tentang definisipelaksanaan Pasal 53 ayat (4) PKB terkait pembayaran jasa produksi tahun 2020 dan2021.
“Permintaan SP Koja terkait dengan besaran jaspro tahun 2022 yang mereka tuntut itu tidak sesuai dengan laba operasional riil KSO TPK Koja, karena hal ini semata-mata adanya akibat dari dampak penerapan PSAK 73 (sewa). Oleh karenanya,perhitungan jaspro tahun 2022 tetap menggunakan mekanisme perhitungan seperti sebelum penerapan PSAK 73, seperti layaknya pada perhitungan jaspro tahun 2020dan 2021 yang telah diterima semua pekerja KSO TPK Koja,”ungkap GeneralManajer KSO TPK Koja Indra Hidayat Sani dalam penjelasanya , diterima redaksi, Rabu, (3/5/2023) di Jakarta.
Indra Hidayat Sani menjelaskan persoalan jaspro muncul ketika PSAK 73 (sewa) mulai diterapkan pada laporan keuangan KSO TPK Koja sejak tahun 2020, khususnyaterkait pencatatan sewa. Sesuai PSAK 73 tersebut, perusahaan harus mengakui ataumencatatkan biaya sewa menjadi dua (2) tempat beban biaya yang terpisah, yaitu dibeban usaha sebagai biaya penyusutan dan beban di luar usaha sebagai beban bunga.
Akibat penerapan ketentuan PSAK 73 ini, lanjut Indra, keuntungan operasional meningkat sangat tajam. Namun kenaikan itu sama sekali tidak mencerminkan adanya peningkatankinerja dan kondisi riil keuntungan operasional perusahaan. Keuntungan bersih KSO TPK Koja justru mengalami penurunan yang sangat signifikan.
“Sejak tahun 2015 hingga saat ini Kinerja KSO TPK Koja tidak mengalami perubahan yang berarti. Malah, pada tahun 2022 KSO TPK Koja tidak memenuhi target kinerja yang ditetapkan. Oleh karena itu jika jaspro dihitung sesuai permintaan SP Koja,maka KSO TPK Koja dirugikan, karena kinerja perusahaan tidak berubah, hanyasemata-mata karena standar akuntansinya saja yang berubah,” imbuh Indra Hidayat Sani.
Manajemen TPK Koja beranggapan dengan penerapan PSAK73 tersebut perhitungan keuntungan operasional perusahaan harus tetap memperhitungkan biaya sewa triwulanan serta jumlah biaya sewa fasilitas join in gate.Dengan demikian, mekanisme perhitungannya sama dengan sebelum diberlakukannya penerapan PSAK 73. Manajemen beranggapan mekanisme dalamPerjanjian Bersama tahun 2020 itu memberikan keadilan bagi semua pihak,baik pekerja maupun manajemen.
Indra Hidayat Sani menilai sikap SP TPK Koja yang hanya mendasarkan perhitungan bonus Jaspro tahun kerja 2022 pada PKB 2020-2022 tidak konsisten. Selain kesepakatan yang tercantum dalam Perjanjian Bersama 2020 sudah berjalan untuk tahun kerja 2020 dan 2021, kinerja perusahaan pun juga sedang menurun.
“Makanya kami heran jika untuk tahun 2022, SP memaksa manajemen untuk menuntut besaran bonus Jaspro hanya berdasarkan PKB. Sementara dasar terbitnya Perjanjian Bersama tahun 2020 yaitu penerapan PSAK 73 hingga saat ini masih tetap diberlakukan dalam laporan keuangan perusahaan,” kata Indra Hidayat Sani.
Untuk mencari titik temu terkait perhitungan bonus Jaspro tahun kerja 2022, manajemen KSO TPK Koja telah mengirimkan 4 kali surat permintaan perundingankepada pihak SP Koja, yakni pada 14 Desember dan 26 Desember 2022, 18 Januari2023 dan 8 Februari 2023.
Surat tersebut berkaitan permintaan pembahasan kembali PKB dan Perjanjian Bersama untuk menentukan rumus perhitungan bonus Jaspro 2022.
Berkaitan hal itu Manajemen KSO TPK Koja berinisiatif melibatkan Suku Dinas TenagaKerja, Tansmigrasi dan Energi Jakarta Utara untuk memediasi antara manajemendengan pihak SP TPK Koja.
Menurut Indra, saat ini manajemen KSO TPK Koja tetap berfokus untuk melindungi dan memastikan keberlangsungan bisnis perusahaan dalam jangka panjang dengan tetap memberikan hak-hak pekerja sesuai ketentuan yang adil.
Manajemen TPK Koja memastikan bahwa proses layanan bongkar muat barang diterminal KSO TPK Koja akan tetap berjalan normal, sehingga kebutuhan dankepentingan semua mitra pengguna jasa akan terlayani dengan baik.
“Kami berharap mediasi dengan pihak SP dapat segera tuntas, berjalan dengan fair dan adil. Komitmen kami adalah memastikan kinerja KSO TPK Koja akan terus meningkat untuk mendukung aktivitas ekonomi Indonesia,” kata Indra Hidayat Sani menyudahi keterangannya. ( ARRY/Oryza)