Kijing Didorong Melangkah ke Pasar Dunia, & Untuk Meningkatkan Pemasukan Negara

By Indonesia Maritime News 01 Okt 2022, 10:13:25 WIB Pelabuhan
Kijing Didorong Melangkah ke Pasar Dunia, & Untuk Meningkatkan Pemasukan Negara

Keterangan Gambar : PT Pelindo Regional 2 Pontianak mengoperasikan Terminal Kijing dan berupaya membawa terminal ini melangkah ke pasar dunia berujung pada peningkatan pemasukan untuk negara. Foto: Humas Pelindo Regional 2


Indonesiamaritimenews.com (IMN),PONTIANAK: PT Pelindo Regional 2 Pontianak mengoperasikan Terminal Kijing dan berupaya membawa terminal ini melangkah ke pasar dunia  berujung pada peningkatan pemasukan untuk negara.

Kijing  terletak di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah yang berjarak lebih kurang 80 KM sebelah utara kota Pontianak.Pengoperasian tersebut merupakan jawaban terhadap utilisasi pelabuhan yang meningkat, biaya pengerukan yang tinggi, keterbatasan lahan untuk pengembangan, alur pelayaran yang sempit dan kapasitas dermaga serta terminal yang terbatas di Pelabuhan Dwikora, kota Pontianak. Selain itu memiliki nilai penting dalam mendorong perekonomian di Kalimantan Barat, khususnya untuk produk industri perkebunan serta produk turunannya dari pabrik pengolahan di sekitar Mempawah yang kemudian diekspor ke mancanegara. 

Hal ini dibuktikan melalui kegiatan bongkar muat cargo dari Terminal Kijing sebanyak 1,127 juta ton, sejak tanggal 30 Agustus 2020 dengan ijin operasi sementara sampai dengan Agustus 2022 yang terdiri dari ekspor crude palm oil atau CPO dengan beberapa produk turunannya.

Baca Lainnya :

Terminal Kijing merupakan Proyek Strategis Nasional yang dibangun berdasarkan Perpres No. 43/2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Kalimantan Barat dan telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada tanggal 9 Agustus 2022. Dengan fasilitas off-shore, dermaga sepanjang 1 kilometer yang ditumpu lahan sebesar 6,83 hektar dapat menjadi tempat sandar kapal dengan ukuran DWT 15.000 ton, serta kedalaman alur 12 meter LWS dan kedalaman kolam 15 meter LWS akan menjadikan Terminal ini efektif dan efisien dalam melayani bongkar muat ekspor dan impor. 
Untuk CPO dalam 2 (dua) bulan terakhir sejak Juli sampai dengan September 2022 dari hasil produksi pengolahan pabrik Palm Oil Refinery telah mencapai + 500 ribu ton dan sebagian besar dikirimkan ke berbagai negara tujuan ekspor di antaranya: Singapore, China, India, Malaysia dan Korea Selatan. 

“Pada awal Oktober 2022 ini, Terminal Kijing mulai melakukan handling komoditi methanol, campuran atau bahan pembantu untuk menghasilkan  Fatty Acid Methyl Ester /FAME  sebagai bahan pengolahan biodiesel Plant sebanyak 78.000 ton/bulan,” jelas Hambar Wiyadi, General Manager Pelindo Regional 2 Pontianak. 

Saat ini Terminal Kijing telah melayani kebutuhan untuk Produksi Palm Oil Refinery 2.500 ton/hari dan produksi Kernel Crushing Plant dengan kapasitas produksi 360 ton/hari untuk menghasilkan CPKO (Crude Palm Kernel Oil) dan Palm Kernel Expeller.
Untuk awal Oktober 2022 ini, tambahan cargo hasil beroperasinya Biodiesel Plant dengan kapasitas 1.300 X 2 ton/hari dan November 2022 akan beroperasi lagi 1 (satu) Palm Oil Refinery Plant kapasitas 2.500 ton/hari. 
“Sehingga saat ini 4 (empat) pabrik ini telah beroperasi semua, tentunya Terminal Kijing akan melayani tidak kurang 8.000 ton/hari hasil produksi Palm Oil Refinery dan potensi throughput mencapai 5,7 Juta ton/tahun cargo curah cair dan 200 ribu ton/tahun dan cargo curah kering” pungkas Hambar.

“Demand pasar CPO dan turunan akan berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, hingga keamanan dari barang yang akan diekspor. Sehingga, pengelolaan terminal jadi nilai utama penunjang produktivitas,” tegas Hambar. 

Optimalisasi peningkatan produktivitas melalui kelancaran arus perputaran dalam ekosistem pelabuhan akan menjadi bagian penting untuk memenuhi segala kebutuhan serta percepatan kegiatan hasil produksi dari pabrik-pabrik pengolahan yang berada di daerah Kabupaten Mempawah dan sekitarnya guna memenuhi kebutuhan ekspor produk-produknya ke mancanegara.

Terminal yang didedikasikan untuk menjadi hub besar ke depannya ini pun diharapkan dapat menjadi terminal transit terhadap komoditi andalan di Indonesia, termasuk kegiatan ekspor yang tidak hanya produk hasil perkebunan, namun termasuk juga hasil industri lainnya ke pasar global. Hal tersebut merupakan semangat manajemen yang mampu memperkuat positioning PT Pelabuhan Indonesia (Persero) pasca merger untuk mendukung pertumbuhan dan hilirisasi industri berbasis CPO dan bauksit yang berada daerah Kalimantan.  Sehingga dapat memberikan multiplier effect dan menciptakan community development yang dapat meningkatkan perekonomian daerah dan nasional melalui peningkatan pajak dan pendapatan negara.
Pengoperasion Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak ini memiliki peran dalam membangkitkan optimisme perusahaan industri dan pelaku usaha lainnya terkait pemulihan ekonomi nasional. Hal ini akan membuat daya saing Kalimantan Barat makin besar, serta memantapkan rantai ekosistem industri pelabuhan di Indonesia sehingga makin terkoneksi dan mendukung hilirisasi industri.

Manajemen Pelindo mengajak seluruh pelaku industri baik pabrikan/pengolahan, sampai ke industri bahan baku untuk dapat menjadikan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak sebagai mitra strategis dalam aktivitas bongkar muat barang untuk ekspor-impor sehingga Terminal Kijing ini dapat menjadi pusat perdagangan internasional.

Keberadaan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak bakal mendongkrak daya saing para pelaku industri di tanah air yang pada akhirnya akan dampak kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional.
 
Pengoperasian itu juga merupakan jawaban terhadap utilisasi pelabuhan yang meningkat, biaya pengerukan yang tinggi, keterbatasan lahan untuk pengembangan, alur pelayaran yang sempit dan kapasitas dermaga serta terminal yang terbatas di Pelabuhan Dwikora, kota Pontianak ( Arry/ Oriza)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook