Jumat Keramat KPK, Syahrul Yasin Limpo Ditahan dengan Sederet Tuduhan

By Indonesia Maritime News 15 Okt 2023, 08:41:23 WIB Hukum
Jumat Keramat KPK, Syahrul Yasin Limpo Ditahan dengan Sederet Tuduhan

Keterangan Gambar : Syahrul Yasin Limpo ditahan KPK. Foto: ist



Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Setelah 24 jam pasca ditangkap, mantan Menteri Pertanian Syahrul akhirnya ditahan KPK, Jumat (13/10/2023). Dia ditahan sehari setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Syahrul Yasin Limpo  menjadi tersangka kasus dugaan korupsi yakni pemerasan dalam jabatan, gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di lingkungan Kementerian Pertanian yang dia pimpin.

Baca Lainnya :

Sebelum ditangkap KPK pada Kamis (12/10) malam di sebuah apartemen di Jakarta Selatan, Syahrul Yasin Limpo (SYL) sempat pulang ke kampung halamannya di Makassar, Sulsel, selama satu hari. Dia menemui ibundanya yang sedang sakit.

Kembali ke Jakarta, Syahrul ditangkap pada Kamis malam di sebuah apartemen di kawasan Jakarta Selatan. Setelah 24 jam pasca penangkapan dan menjalani pemeriksaan marathon, Jumat malam politisi Partai Nasdem ini ditahan. Seperti sejumlah tersangka lainnya, Syahrul ditahan pada 'Jumat keramat'.

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (13/10/2023) mengatakan penahanan Syahrul Yasin Limpo dilakukan selama 20 hari ke depan.

"Untuk kebutuhan penyidikan lebih lanjut, tim penyidik menahan tersangka SYL (Syahrul Yasin Limpo) untuk 20 hari pertama,” kata Alexander.

TARIK UPETI

Syahrul dituduh memerintahkan dua anak buahnya untuk menarik upeti kepada bawahannya di unit eselon I dan II Kementan. Dua anak buahnya, yakni ekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian,  Muhammad Hatta sudah lebih dulu jadi tersangka.

KPM menyebutkan, uang yang dikumpulkan oleh anak buah Syahrul disetorkan setiap bulan secara rutin dengan kisaran besaran mulai 4.000 dollar Amerika Serikat (AS) sampai dengan 10.00 dollar AS.

Perbuatan ini diduga telah dilakukan sejak 2020 hingga 2023. Temuan awal KPK, jumlah uang yang ditarik Syahrul, Kasdi, dan Hatta mencapai Rp 13,9 miliar. Hasil penyidikan KPK, uang itu digunakan antara lain untuk pembayaran cicilan kartu kredit dan cicilan pembelian Alphard milik Syahrul.

Sementara itu Syahrul Yasin Limpo mengatakan ia akan mengikuti proses hukum yang berlaku. Ia juga menilai KPK sudah prosesional dalam menangani kasus ini.

"Saya akan mengikuti semua proses hukum yang ada, dan tentu saja akan mengedepankan juga hak-hak saya secara aturan yang ada. Saya berharap, biarkan saya berproses secara baik dalam peradilan," kata Syahrul sesaat sebelum ditahan.

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini juga berharap agar asas praduga tak bersalah tetap dijunjung tinggi. "Saya juga memiliki hak untuk membuktikan apa yang ada dan saya miliki. Mohon aku diberi kesempatan untuk itu," ucap dia.

Sepwrti diketahui, dalam kasus ini KPK mengamankan uang sekitar Rp 30 miliar di rumah dinas Syahrul di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. Selain itu ditemukan juga 12 pucuk senjata api.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 12 huruf e dan Pasal 12 B Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP.

Syahrul Yasin Limpo juga dijerat dengan Pasal 3 dan 4 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (Riz/Oryza)





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook