HUT TPK Koja Ke-26 Undang Pedagang Kecil Buka Lapak dan UMKM Binaan

By Indonesia Maritime News 29 Feb 2024, 21:55:11 WIB Pelabuhan
HUT TPK Koja Ke-26 Undang Pedagang Kecil Buka Lapak dan UMKM Binaan

Keterangan Gambar : Zainsl 35 tahun Pedagang sate sedang mempersiapkan hidangan dagangannya Foto: property of indonesiamaritimenewa.com



Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Perayaan Hari Ulang Tahun  Terminal Peti Kemas Koja (TPK) ke-26 pada Kamis (29/2) lalu berlangsung meriah. Kemeriahan itu bukan saja karena hiburan live music dan suasana tamu yang hadir, namun juga  kuliner yang disajikan.

Para tamu yang hadir dimanjakan dengan berbagai hidangan yang didatangkan langsung dengan lapak dan gerobak dan pedagangnya serta UMKM binaan TPK Koja.

Baca Lainnya :

Mereka berjajar memenuhi tenda di pelataran kantor TPK Koja. Ada gerobak sate padang, bakso, mie ayam, dawet, siomay, serta makanan dan minum lainnya.

Mereka adalah pedagang gerobak di kakilima  yg telah lolos seleksi untuk membuka lapak.

Zainal Abidin, 35 tahun, termasuk yang beruntung terpilih untuk memajang gerobak satenya di acara itu.
"Sehari-hari saya mangkal di kaki lima di depan kantor TPK Koja," katanya.

Pelanggannya, selain masyarakat umum, juga karyawan TPK Koja. Jadi, soal cita rasa sate Mas Zainal Abidin, tak diragukan lagi. Karena itulah dia lolos seleksi.
"Alhamdulillah rejeki anak dan istri di kampung," katanya bersyukur.

Untuk acara itu Zainal mendapat order 150 porsi sate padang dengan harga per porsi Rp20 ribu. Untuk itu dia menyiapkan 1500 tusuk sate dan 150 ketupat.

Uniknya, meskipun menjual sate padang, Zainal Abidin bukan orang awak. Dia kelahiran Bumi Ayu, Jawa Tengah.
Belajar memasak sate Padang di mana?

"Saya pernah bekerja delapan tahun bersama pedagang sate Padang asli dari Minangkabau," katanya.

Selama delapan tahun itulah dia banyak menyerap ilmu mengolah sate Padang. Ketika bosnya menyatakan berhenti berjualan, Zainal pun berinisiatif melanjutkan usaha itu dan mangkal di depan kantor TPK Koja. Dalam sehari dia bisa menghabiskan sekitar  500 tusuk sate.

Bagi Zainal, berjualan sate
Padang adalah pilihan terbaik ketimbang menjadi buruh tani di kampungnya.

"Upah buruh tani hanya dua puluh lima ribu rupiah per hari.  Tak cukup buat hidup," aku ayah dua anak itu.
Namun Zainal belum bisa membawa keluarganya ke Jakarta karena biaya hidup dan sewa tempat tinggal yang tinggi.

"Saya  mudik nengok anak istri kalau dananya sudah mencukupi," katanya sumringah.

Bagi Zainal Abidin, mendapat undangan untuk berjualan di acara HUT TPK Koja kali ini adalah yang ketiga kalinya.
Dia mengapresiasi manajemen TPK Koja yang melibatkan pedagang kecil seperti dirinya. Dia berharap perhatian ini akan terua berlanjut di masa-masa mendatang.

Dia pun terus berdoa dan berharap semoga TPK Koja terus maju dan berkembang.Seperti yel yel yang didengarnya,  saat membakar sate dan mengibas-ngibasnya.  Para karyawan berteriak, TPK Koja, jaya jaya jaya ..sambil mengepal tangan menghujam ke atas meruak udara. (Herman Syahara/*)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook