- Ini Keunggulan TTL Kembali Raih Predikat Operator Terminal Petikemas Terbaik di ILA 2024
- 14 ABK KM Sabar Subur Tenggelam di Perairan Karimun Jawa, TNI AL dan Tim SAR Sigap Menolong
- Perkuat Indonesia Diporos Maritim Dunia, Kemenhub Dorong Sosialisasi UNCLOS 1982
- Wujudkan Ekonomi Biru, KKP Gandeng BKKBN, Bank Mandiri dan Polri
- 16 Kontainer Produk Perikanan Diekspor ke Mancanegara, Menteri Trenggono: Produk Indonesia Primadona
- Ini Pencapaian Pelindo Regional 2 Mencatatkan Dua Kinerja Positif, Jelang Tutup Tahun 2024
- Sailing Camp TNI AL 2024, Bakar Semangat Pemuda Membangun Negara Maritim
- 500 Pemuda Indonesia Ikuti Sailing Camp di Pulau Payung, Naik KRI Semarang-594
- Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono Terima Perhargaan Kasal Wakili 68 Pati TNI AL Masa Purna Bakti
- Catat! IMO Tetapkan Gili Matra dan Nusa Penida Kawasan Laut Sensitif
HUT TPK Koja Ke-26 Undang Pedagang Kecil Buka Lapak dan UMKM Binaan
Keterangan Gambar : Zainsl 35 tahun Pedagang sate sedang mempersiapkan hidangan dagangannya Foto: property of indonesiamaritimenewa.com
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Perayaan Hari Ulang Tahun Terminal Peti Kemas Koja (TPK) ke-26 pada Kamis (29/2) lalu berlangsung meriah. Kemeriahan itu bukan saja karena hiburan live music dan suasana tamu yang hadir, namun juga kuliner yang disajikan.
Para tamu yang hadir dimanjakan dengan berbagai hidangan yang didatangkan langsung dengan lapak dan gerobak dan pedagangnya serta UMKM binaan TPK Koja.
Baca Lainnya :
- Bali Ocean Days, KKP Gaungkan Ekonomi Biru0
- Rakernas PIM 2023, Bunda Indah: Generasi Masa Depan di Tangan Perempuan Tangguh0
- 1.628 Usaha Menengah Kecil Difasilitasi Pendampingan Kembangkan Bisnis, Dirjen KKP: Supaya Naik Kela0
- Olahan Gurita Bengkulu Punya Potensi Nilai Ekonomi, KKP Tingkatkan Skill Pengrajin0
- Gernas Bangga Buatan Indonesia dan BBWI Bakal Dongkrak UMKM Daerah0
Mereka berjajar memenuhi tenda di pelataran kantor TPK Koja. Ada gerobak sate padang, bakso, mie ayam, dawet, siomay, serta makanan dan minum lainnya.
Mereka adalah pedagang gerobak di kakilima yg telah lolos seleksi untuk membuka lapak.
Zainal Abidin, 35 tahun, termasuk yang beruntung terpilih untuk memajang gerobak satenya di acara itu.
"Sehari-hari saya mangkal di kaki lima di depan kantor TPK Koja," katanya.
Pelanggannya, selain masyarakat umum, juga karyawan TPK Koja. Jadi, soal cita rasa sate Mas Zainal Abidin, tak diragukan lagi. Karena itulah dia lolos seleksi.
"Alhamdulillah rejeki anak dan istri di kampung," katanya bersyukur.
Untuk acara itu Zainal mendapat order 150 porsi sate padang dengan harga per porsi Rp20 ribu. Untuk itu dia menyiapkan 1500 tusuk sate dan 150 ketupat.
Uniknya, meskipun menjual sate padang, Zainal Abidin bukan orang awak. Dia kelahiran Bumi Ayu, Jawa Tengah.
Belajar memasak sate Padang di mana?
"Saya pernah bekerja delapan tahun bersama pedagang sate Padang asli dari Minangkabau," katanya.
Selama delapan tahun itulah dia banyak menyerap ilmu mengolah sate Padang. Ketika bosnya menyatakan berhenti berjualan, Zainal pun berinisiatif melanjutkan usaha itu dan mangkal di depan kantor TPK Koja. Dalam sehari dia bisa menghabiskan sekitar 500 tusuk sate.
Bagi Zainal, berjualan sate
Padang adalah pilihan terbaik ketimbang menjadi buruh tani di kampungnya.
"Upah buruh tani hanya dua puluh lima ribu rupiah per hari. Tak cukup buat hidup," aku ayah dua anak itu.
Namun Zainal belum bisa membawa keluarganya ke Jakarta karena biaya hidup dan sewa tempat tinggal yang tinggi.
"Saya mudik nengok anak istri kalau dananya sudah mencukupi," katanya sumringah.
Bagi Zainal Abidin, mendapat undangan untuk berjualan di acara HUT TPK Koja kali ini adalah yang ketiga kalinya.
Dia mengapresiasi manajemen TPK Koja yang melibatkan pedagang kecil seperti dirinya. Dia berharap perhatian ini akan terua berlanjut di masa-masa mendatang.
Dia pun terus berdoa dan berharap semoga TPK Koja terus maju dan berkembang.Seperti yel yel yang didengarnya, saat membakar sate dan mengibas-ngibasnya. Para karyawan berteriak, TPK Koja, jaya jaya jaya ..sambil mengepal tangan menghujam ke atas meruak udara. (Herman Syahara/*)