- Sertijab Kadisharkap Panglima Kolinlamil Laksda TNI Rudhi Aviantara Tegaskan Kesiapan Armada
- Amanat Lengkap Presiden Prabowo di HUT ke-80 TNI
- Bangun Harapan Anak Negeri, ASDP Nyalakan Semangat Pendidikan
- Heli Bell 412 Puspenerbal Manuver Kekuatan Tempur di Laut
- Dihadiri Menteri Komdigi, Pengurus PWI Pusat 2025-2030 Dikukuhkan di Monumen Pers Solo
- Kurir Sabu Jaringan Internasional Dibekuk TNI AL di Pelabuhan Rakyat Sagulung
- TNI AL Kembali Dipercaya Pimpin ADVANCE Maneuvering Exercise MTF di Laut Mediterania
- Tegaskan Anti Gratifikasi, IPC Terminal Petikemas Gelar Pelatihan SMAP ISO
- Ekspor Komoditas Lampung Meningkat, IPC TPK Panjang Pilihan Strategis Shipping Line
- Kasal Bertemu Sejumlah Pejabat Jepang, Perkuat Kerja Sama Bilateral
Desakan Indonesia ke Dunia: Lindungi Ekosistem Karbon Biru!

Keterangan Gambar : Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Muhammad Yusuf pada event Ocean and Climate Change Dialogue on Coastal Ecosystem Restoration Including Blue Carbon di Bonn, Jerman.Foto: Humas KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Indonesia terus mendorong perlindungan ekosistem pesisir dan laut (ekosistem karbon biru) sebagai aksi mitigasi dan berkontribusi terhadap pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca nasional secara global.
Hal ini disuarakan oleh Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Muhammad Yusuf pada event Ocean and Climate Change Dialogue on Coastal Ecosystem Restoration Including Blue Carbon di Bonn, Jerman belum lama ini.
“Langkah utama untuk memastikan bahwa ekosistem dilindungi dengan baik dan dikelola secara berkelanjutan, adalah dengan mengalokasikan ruangnya dalam rencana tata ruang laut,” ungkap Yusuf dalam keterang tertulis Jumat (23/6/2023).
Baca Lainnya :
- Ikuti MTR-SEA di Thailand, TNI AL Komitmen Tegakkan Hukum di Laut0
- Kasal Tinjau Industri Kapal Perang Turki Berusia Hampir 100 Tahun0
- Pastikan Nilai Gizi, KKP Kawal Mutu Produk Perikanan Hulu-Hilir0
- Brunei Studi Banding Maritime Single Window di Indonesia0
- 550 Ekor Sapi Kurban Berangkat Naik Kapal Camara Nusantara dari NTT ke Jakarta0
Dijelaskan Yusuf, mangrove dan lamun merupakan ekosistem karbon biru terbesar di Indonesia. Tak hanya untuk penyerapan karbon, keduanya sangat bermanfaat mendukung keanekaragaman hayati pesisir dan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini Indonesia juga sedang melakukan pemetaan ulang ekosistem lamun serta mendorong makin banyaknya penelitian lamun sebagai dasar bagi penghitungan persediaan Gas Rumah Kaca.
“Indonesia percaya bahwa pengurangan emisi Gas Rumah Kaca dari lamun bisa berkontribusi pada target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia berikutnya,” lanjut Yusuf.
POTENSI LAIN
Sementara berkaitan dengan fisheries and food security, Indonesia telah mengidentifikasi potensi aksi mitigasi sektor kelautan selain karbon biru, seperti pada perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan.
Selain itu, melalui KKP, Indonesia juga telah memiliki kebijakan dan strategi ekonomi biru yang sejalan dan terintegrasi dengan upaya aksi iklim laut, yakni penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan pengembangan perikanan budidaya di laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan.
“Indonesia mendorong para pihak untuk berpikir secara global dan bertindak secara lokal serta menerjemahkan aksi iklim laut secara sederhana sehingga dapat dilakukan juga di tingkat lokal,” tandas Yusuf.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya menciptakan laut yang sehat, aman, tangguh dan produktif bagi kesejahteraan bangsa melalui diplomasi maritim serta kerja sama dengan berbagai negara untuk mewujudkan strategi pembangunan ekonomi biru (blue economy) yang menitikberatkan pada pertimbangan ekologi dan ekonomi pada aktivitas yang menetap di ruang laut. (Ari/Oryza)
