- TNI AL Kembali Dipercaya Pimpin ADVANCE Maneuvering Exercise MTF di Laut Mediterania
- Tegaskan Anti Gratifikasi, IPC Terminal Petikemas Gelar Pelatihan SMAP ISO
- Ekspor Komoditas Lampung Meningkat, IPC TPK Panjang Pilihan Strategis Shipping Line
- Kasal Bertemu Sejumlah Pejabat Jepang, Perkuat Kerja Sama Bilateral
- KRI Belati-622, Kapal Cepat Rudal Buatan Anak Bangsa Perkuat TNI AL
- Program Pelindo Mengajar, Siswa SMA 14 Makassar Antusias Dapat Ilmu Soal Dunia Pelabuhan
- Pelindo Regional 4 Santuni 1.150 Anak Yatim
- Pelindo Sukseskan MotoGP Mandalika 2025 Pastikan Pelabuhan Lembar Lancar, Aman dan Efisien
- Dirpamobvit Baharkam Polri Cek Kesiapan Pengamanan Jelang MotoGP di Lombok Tengah
- Kemenhub dan Pemkab Subang Perkuat Pelabuhan Patimban
2 Hiu Paus Gorontalo Dipasang Tagging, Pergerakan Dipantau Satelit

Keterangan Gambar : Dua ekor hiu paus (Rhincodon typus) di perairan Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, dipasangi penanda satelit (satellite tagging). Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Dua ekor hiu paus (Rhincodon typus) di perairan Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, dipasangi penanda satelit (satellite tagging). Alat ini berfungsi memantau perilaku migrasi paus secara alamiah.
Pemasangan dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Cakrawala Indonesia (YKCI).
Baca Lainnya :
- Pelindo Regional 4 Gelar Sholat Idulfitri 1446 H di Area Pelabuhan Makassar0
- Ceees Motor Pak Tua Bocor, Masuk Pelabuhan Ciwandan Petugas Sigap Membantu,Pemudik pun Cus Meluncur0
- Mudik Gratis Bersama PELNI, Perantau Mudik ke Jawa Naik Kapal Rute Sampit-Semarang0
- Pelindo Regional 2 Sukses Beri Kenyamanan Pemudik, Drajat Sulistiyo Ungkap Kuncinya0
- Kepadatan di Pelabuhan Merak dan Ciwandan Terkendali, Menhub: Pengelolaan Arus Mudik Berjalan Baik0
Pemasangan tagging merupakan langkah penting untuk memahami perilaku migrasi hiu paus secara ilmiah. Data yang dikumpulkan dari penanda satelit akan menjadi dasar penyusunan strategi konservasi yang adaptif dan berbasis data.
Plt. Kepala BPSPL Makassar, A. M. Ishak mengatakan pemesangan tagging pada ikan paus tersebut adalah implementasi kerja sama KKP dan YKCI.
“Kegiatan ini juga merupakan implementasi dari rencana aksi Perjanjian Kerja Sama antara KKP dan YKCI terkait pengelolaan ruang laut, pesisir, pulau-pulau kecil, kawasan konservasi, serta keanekaragaman hayati perairan,” jelas Plt. Kepala BPSPL Makassar, A. M. Ishak dalam siaran resmi KKP, Rabu (30/4/2025).
Daya Tarik Wisata
Menurut Abdi Hasan dari YKCI, perairan Botubarani dikenal sebagai lokasi penting dengan kemunculan hiu paus yang konsisten, bahkan telah mendapat pengakuan internasional. "Saat ini sudah ada lima ekor hiu paus di Botubarani yang telah dipasangi penanda satelit. Ke depan, YKCI berencana menambah lima unit lagi sehingga total akan ada sepuluh individu yang dipantau,” ungkap Abdi.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan, Koswara, menyatakan bahwa kemunculan hiu paus di wilayah Gorontalo berpotensi menjadi daya tarik wisata yang berdampak positif bagi sosial ekonomi masyarakat pesisir. "Pengembangan wisata hiu paus harus mengutamakan aspek konservasi dan daya dukung lingkungan di lokasi kemunculannya," ujar Koswara.
Ia menambahkan, penggunaan teknologi penanda satelit memungkinkan pemantauan pergerakan dan perilaku hiu paus secara real-time, termasuk jalur migrasi dan interaksi dengan aktivitas manusia. Informasi ini penting untuk merumuskan kebijakan konservasi yang lebih tepat sasaran.
Koswara juga menekankan pentingnya pelibatan masyarakat dalam perlindungan hiu paus, serta mendorong pengembangan wisata bahari berbasis komunitas, seperti di Desa Botubarani yang memiliki potensi wisata hiu paus.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo melalui Satuan Unit Organisasi Pengelola (SUOP) Kawasan Konservasi Teluk Gorontalo, serta berbagai kelompok lokal seperti KOMPAK Orca-Botubarani, Pokdarwis Desa Botubarani, dan Pokmaswas setempat.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat. Hiu paus dilindungi karena populasinya yang terus menurun. (Arry/Oryza)
