- Keselamatan Pelayaran Jadi Prioritas, Kemenhub Bagikan E-Pas Kecil dan Life Jacket ke Nelayan
- KKP: Hingga Oktober 2024, Produksi Perikanan dan Rumput Laut 18,26 Ton, Penerimaan Meningkat
- Omah Sinau, Desa Energi Berdikari Binaan PTK Kelola 31,5 Ton Sampah, Jadi Pusat Edukasi
- Kerahkan Kapal Perang, TNI AL Himpun Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Erick Thohir Angkat Heru Widodo Jadi Dirut ASDP, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi Baru
- Ikan Paus Sperma 17 Meter Mati Terdampar di Pantai Sumba Timur NTT Dimusnahkan
- Food Safety Jadi Isu Global, KKP Gandeng Norwegia Tingkatkan Mutu Produk Perikanan
- Bantu Pengungsi Letusan Gunung Lewotobi, KKP Kirim 1,8 Ton Ikan, Makanan dan Pakaian
- Bangun Depot Ketiga di Surabaya, CMA CGM Perluas Jangkauan di Indonesia
- Pelindo Gandeng Jamdatun Kejaksaan Agung, Bisnis Integritas Tinggi
Mantap! Sisik Ikan Boyolali Tembus Pasar Ekspor Jepang dan India
Keterangan Gambar : Hasil produk sampingan berupa sisik ikan di Boyolali tembus ekspor ke Jepang dan India. Foto: dok. KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKART: Hasil sampingan produk perikanan berupa sisik ikan yang diolah oleh unit pengolah ikan (UPI) di Boyolali, Jawa Tengah berhasil menembus pasar ekspor Jepang dan India. Melalui pemanfaatan berbasis zero waste, sisik ikan disulap menjadi produk bernilai tambah tinggi.
Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Ishartini mengatakan ikan merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan seluruhnya (zero waste). "Tidak hanya dagingnya saja yang dapat dimanfaatkan, tetapi kulit, tulang, sirip, dan seluruh bagian ikan dapat diolah dan dimanfaatkan,“ ujar Ishartini dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (24/2/2023).
Menurut Ishartini, UPI PT. Marine Biogel Indonesia di Kabupaten Boyolali adalah salah satu contoh industri yang memanfaatkan limbah ikan (waste). Yaitu sisik yang hampir tidak memiliki nilai/harga menjadi sesuatu yang bernilai. Dengan proses dan perlakuan tertentu, sisik-sisik tersebut siap dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan kolagen.
Baca Lainnya :
- Hari Peduli Sampah Nasional, BNI Beri Edukasi Pengelolaan Bank Sampah0
- Siapkan Penerapan Ekosistem Logistik Nasional, Ini Strategi KKP0
- Pertemuan Kasal dengan Commander of UAE Navy di Abu Dhabi, Ini yang Dibahas0
- Populasi Menurun, Ikan Hiu Berjalan Menyandang Status Perlindungan Penuh0
- Olah Raga Bersama, Purnawirawan TNI AL Pelihara Silaturahmi Sekaligus Jaga Kebugaran0
Diungkapkannya, kolagen memiliki manfaat antara lain untuk mencegah penggumpalan darah, menyembuhkan luka lebih cepat, menjaga kesehatan sistem syaraf tubuh, dan lain sebagainya.
"Dengan kandungan protein yang tinggi dibutuhkan dalam jumlah yang besar bagi industri makanan, kosmetik, obat-obatan, dan lain sebagainya," sambung Ishartini.
PENUHI KEBUTUHAN
Mengingat adanya peluang tersebut, Ishartini mengajak pelaku industri perikanan budidaya maupun UMKM dalam negeri untuk bisa memenuhi kebutuhan sisik tersebut. Terlebih sejak beroperasi pada tahun 2021, PT. Marine Biogel Indonesia telah menyerap 35 tenaga kerja dengan komposisi 15 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Sebanyak 22 orang berstatus tenaga kerja tetap dan sisanya 13 orang sebagai tenaga kerja harian.
Dengan proses produksi yang sederhana, PT. Biogel dapat menampung tenaga kerja yang tidak memiliki ketrampilan khusus. Mereka cukup dibekali dengan pelatihan quality control serta dididampingi kepala produksi yang memiliki sertifikat mutu untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
"Produk akhir yang diproduksi telah mampu menembus pasar ekspor dengan tujuan utama Jepang dan India dengan omset yang dihasilkan mencapai Rp25 – 50 miliar/tahun," jelasnya.
Ditjen PDSPKP, telah memfasilitasi industri melalui penyediaan informasi pasar serta perluasan akses pasar dalam dan luar negeri. Ishartini menegaskan jajarannya juga terus berupaya mengedukasi pelaku usaha terkait pemenuhan persyaratan pasar, penguatan ketertelusuran, hingga mengedukasi pentingnya diversifikasi produk dan nilai tambah.
"Tidak lupa juga kita lakukan promosi dan branding produk serta peningkatan pasokan bahan baku untuk industri pengolahan ikan nasional, dan lain sebagainya," tuturnya.
APRESIASI DPR
Sementara Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin saat mengunjungi UPI tersebut beberapa waktu lalu memberikan apresiasi adanya hilirisasi produk perikanan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Menurutnya, sisik ikan yang sering dianggap sebagai limbah atau waste bisa dijadikan sesuatu yang bernilai tambah tinggi sekaligus bisa diekspor.
"Inikan suatu hal yang luar biasa, saya berbicara dengan Ibu Dirjen dari PDSPKP kalau sisik ikan dari Indonesia semua dikumpulkan masing-masing kabupaten ada pengepulnya kan menjadi cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan baku," ujar Sudin.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan bahwa program ekonomi biru mampu memacu pertumbuhan industri hilirisasi dalam sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. (Riz/Oryza)