- Pelindo Group Gandeng FKS Multi Agro Berdayakan Ekonomi Masyarakat Sekitar Pelabuhan
- Nataru 2024-2025, Pelindo Pastikan Layanan Penumpang di 63 Terminal Lancar
- Indonesia-Inggris Kuatkan Kerja Sama Kelautan dan Perikanan
- Berantas Pencurian Ikan di Kawasan Asia Tenggara, Indonesia Gandeng 10 Negara
- Satgas MTF Konga XXVIII-P UNIFIL 2024 Tunaikan Tugas PBB Ke Lebanon, Ini Pesan Kasal
- PTP Nonpetikemas Peduli Masyarakat, 200 Bocah Sunatan Massal, Pulang Bawa Santunan
- Nataru 2024-2025, Pelindo Siaga Kondisi Darurat di Pelabuhan Makassar
- Lestarikan Ekosistem, IPC TPK Lepas 5.150 Benih Ikan Patin di Sungai Musi
- Pelindo Regional 2 Gelar Sunatan Massal, Peserta Dibukakan Rekening Menabung
- Aktif Perangi Narkoba, Lantamal XIII Tarakan Raih Penghargaan dari BNN
KTT G20 Berakhir, Singgung Perang di Ukraina, Deklarasi Disepakati Lewat Perdebatan Alot
Keterangan Gambar : Perdana Menteri India, Narendra Bodi menerima palu estafet sebagai penyelenggrara KTT G20 tahun depan. Foto: Setpres
Indonesiamaritimenews.com ( (IMN),BALI: Deklarasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 atau KTT G20 telah disahkan setelah draf yang diusulkan dalam Presidensi disepakati mayoritas anggota. Perhelatan internasional tersebut resmi ditutup, Rabu (16/11/2022).
Presiden Joko Widodo secara resmi menutup rangkaian acara KTT G20 dengan ditandai mengetuk palu.
"Dengan ini saya nyatakan KTT G20 di Bali Indonesia ditutup. Terima kasih, dan palu kepemimpinan saya serahkan kepada India," ucap Jokowi.
Baca Lainnya :
- Sebelum Pulang ke Amerika, Joe Biden dan Peserta KTT G20 Nyangkul di Tahura Mangrove Bali0
- Gala Dinner KTT G20 Bali, Presiden Amerika Joe Biden Tidak Hadir0
- Menlu Rusia Pulang Duluan Tinggalkan KTT G20 di Bali, Ada Apa ?0
- Celah Pungli di Pelabuhan KIP Ditekan, Aplikasi Digital Diterapkan 0
- KTT G20 di Bali, Ini Pidato Lengkap Presiden Jokowi0
Tok tok tok, palu diketuk parapemimpin negara-negara anggota G20 bertepuk tangan. Palu kemudian diserahkan kepada Perdana Menteri (PM) India? Narendra Modi, sebagai tanda KTT G20 selanjutnya akan diselenggarakan di India pada tahun 2023 mendatang.
Usai penutupan KTT G20, Jokowi menggelar konferensi pers. "Hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan Deklarasi G20 Presidensi Indonesia di Bali. Ini adalah deklarasi pertama yang diwujudkan sejak Februari 2022," kata Jokowi dalam konferensi pers di The Apurva, Bali.
Dijelaskan Jokowi, Presidensi G20 Indonesia menghargai fleksibilitas negara-negara anggota sehingga deklarasi dapat disepakati dan disahkan. Sebab sebelumnya, KTT G20 berlangsung saat kondisi geopolitik dunia memanas.
Presiden Jokowi memberi penghargaan ke seluruh working group dan engagement group atas working group, atas sumbangan dan presidensinya bagi G20 Indonesia.
Dijelaskan Jokowi, dalam deklarasi tersebut, terdapat poin-poin yang disepakati yang mencakup tiga isu strategis. Tiga isu strategis itu meliputi transisi energi, arsitektur kesehatan, dan transformasi digital.
Isi deklarasi KTT G20 itu di antaranya menyebutkan G20 menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas risiko ketahanan pangan global yang ditimbulkan oleh meningkatnya ketegangan. Forum juga menekankan perlunya independensi bank sentral guna memastikan mereka terus berupaya mengekang inflasi yang melonjak.
PERDEBATAN ALOT
Ada catatan penting dari KTT ini, bahwa sempat ada perdebatan sampai tengah malam, karena para pemimpin negara mepermasalahkan satu paragraf dalam draf 14 halaman yang diusulkan dalam konferensi. Terjadi perdebatan cukup alot untuk menyepakati Leaders' Declaration Bali.
Paragraf yang sangat diperdebatkan hanya satu, yaitu penyikapan terhadap perang di Ukraina. "Sampai tengah malam bicara mengenai ini dan akhirnya Deklarasi Bali dicapai melalui konsensus," ungkap Jokowi.
Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerapuhan yang ada dalam ekonomi global.
SEKTOR PANGAN
Sementara itu, negara-negara anggota juga setuju untuk tidak melarang atau membatasi ekspor produk pangan dan pupuk. Hal ini sebagai tindak lanjut atas keprihatinan negara-negara G20 terhadap krisis pangan yang terjadi akibat gejolak geopolitik.
"Kami menegaskan kembali perlunya memperbarui pertanian global, aturan perdagangan, dan memfasilitasi perdagangan produk pertanian dan makanan. Serta, pentingnya tidak memberlakukan larangan atau pembatasan ekspor pangan dan pupuk dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan WTO."
KTT G20 juga berkomitmen untuk memastikan pasokan pangan yang berkelanjutan, menjaga akses terhadap sumber makanan lokal, serta memastikan ketersediaan pupuk. Upaya ini dilakukan terutama untuk mendukung negara yang menghadapi kerentanan ekonomi. (Arry/Oryza)