- Omah Sinau, Desa Energi Berdikari Binaan PTK Kelola 31,5 Ton Sampah, Jadi Pusat Edukasi
- Kerahkan Kapal Perang, TNI AL Himpun Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- Erick Thohir Angkat Heru Widodo Jadi Dirut ASDP, Ini Jajaran Komisaris dan Direksi Baru
- Ikan Paus Sperma 17 Meter Mati Terdampar di Pantai Sumba Timur NTT Dimusnahkan
- Food Safety Jadi Isu Global, KKP Gandeng Norwegia Tingkatkan Mutu Produk Perikanan
- Bantu Pengungsi Letusan Gunung Lewotobi, KKP Kirim 1,8 Ton Ikan, Makanan dan Pakaian
- Bangun Depot Ketiga di Surabaya, CMA CGM Perluas Jangkauan di Indonesia
- Pelindo Gandeng Jamdatun Kejaksaan Agung, Bisnis Integritas Tinggi
- Jelang Penghujung Tahun 2024, Terminal Petikemas Surabaya Kembali Sabet Penghargaan
- Dipimpin Kasal, Athan Negara Sahabat Olahraga Menembak Eksekutif
Indonesia Ketua ASEAN, Presiden Jokowi: Akan Terus Berkontribusi Bagi Perdamaian
Keterangan Gambar : Foto: BPMI Setpres
Indonesiamaritimenews.com ( IMN)JAKARTA: Presiden Joko Widodo meyakini bahwa ASEAN masih memiliki peran yang penting dan relevan bagi rakyat, baik di kawasan maupun di dunia.
“Saya meyakini bahwa ASEAN masih penting dan relevan bagi rakyat, bagi kawasan, dan bagi dunia,” ujar Presiden Jokowi, dalam sambutannya saat membuka secara resmi kick-off keketuaan ASEAN Indonesia 2023 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (29/1/2023).
Presiden juga menyebut bahwa saat ini Indonesia menjadi ketua ASEAN di tengah situasi global sulit. Menurutnya, saat ini dunia masih mengalami berbagai krisis, mulai dari krisis ekonomi, krisis energi, krisis pangan, hingga perang yang masih terjadi.
Baca Lainnya :
- Waspada! Potensi Gelombang Ekstrem 9 Meter Masih Mengancam, Ini Lokasinya0
- Kereta Cepat Jakarta-Bandung Hampir Selesai, Ini Kata Menhub 0
- Ajarkan Peduli Alam Sejak Dini, TNI AL Ajak Murid TK Tanam Mangrove0
- Bus Persis Solo Ditimpuk di Tangerang, Gibran: Mohon Izin Pak Kapolri...0
- Balap Perahu Cepat Internasional di Danau Toba, ASDP Siapkan Layanan Terbaik0
Meski demikian, melalui pengalaman presidensi G20 yang dimiliki Indonesia, keketuaan Indonesia akan berkomitmen untuk terus meningkatkan kontribusi ASEAN. Kontribusi tersebut baik dalam bidang perdamaian maupun pertumbuhan ekonomi.
“Bahwa ASEAN akan terus berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik. Bahwa ASEAN akan terus dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan ASEAN Matters, Epicentrum of Growth,” ucap Presiden.
Jokowi juga menegaskan, Indonesia akan terus fokus umendorong implementasi Lima Poin Kesepakatan para pemimpin ASEAN atau Five Point Consensus dalam membantu penyelesaian isu Myanmar. “Ya kita konsisten agar Five Point Consensus itu betul-betul bisa diiplementasikan, bisa dijalankan, konsisten ke sana,” tegas Presiden Jokowi.
PERAN SENTRAL
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa tema keketuaan ASEAN 2023 memiliki dua elemen besar. Elemen pertama adalah “ASEAN Matters”, bagaimana Indonesia dengan keketuaannya tetap menjadikan ASEAN itu relevan dan penting, tidak saja bagi rakyat Indonesia, tetapi juga bagi rakyat ASEAN dan di luar ASEAN.
Kedua, Indonesia ingin ASEAN tetap memerankan peran sentral sehingga dapat menjadi motor dan dapat berkontribusi bagi stabilitas dan perdamaian kawasan, termasuk Indo-Pasifik. “Oleh karena itu, Bapak Presiden mengatakan bahwa kita ingin menjadikan ASEAN memegang peran yang sangat penting, menjadi lokomotif untuk menggerakkan agar Indo-Pasifik tetap menjadi kawasan yang damai dan stabil. Itu yang ASEAN Matters,” jelas Menlu.
Selanjutnya terkait “Epicentrum of Growth”, Menlu menyebut bahwa sejarah ASEAN selalu terkait dengan masalah ekonomi. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi ASEAN selalu lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi dunia dari tahun ke tahun. Untuk proyeksi 2023 misalnya, proyeksi pertumbuhan ASEAN oleh Asian Development Bank (ADB) itu 4,7 persen, sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari Bank Dunia adalah 1,7 persen.
“Ini Bapak Presiden menginginkan agar hal ini, ini aset, ini akan terus kita tingkatkan agar Asia Tenggara, ASEAN dapat menjadi epicentrum of growth atau pusat pertumbuhan ekonomi. Caranya apa? Ada beberapa kerja sama yang akan diperkuat, antara lain di bidang kesehatan tentunya karena pandemi belum tuntas, kemudian yang kedua di bidang energi, yang ketiga di bidang pangan, dan yang keempat adalah penguatan untuk kerja sama keuangan,” paparnya. (Arry/Oryza)