Breaking News
- Yuk ...Tahajud! Ini Tata Cara Shalat Tahajud Lengkap dengan Niat dan Doanya
- 2 Kapal Ikan Terbakar di Dermaga Masami, TNI AL Kerahkan Prajurit Patkamla
- ASDP : Layanan Penyeberangan di Merak-Bakauheni Kembali Normal, Pengguna Jasa Diminta Tetap Waspada
- Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi, Pelabuhan Merak-Bakauheni Ditutup
- Penyelundupan Pekerja Ilegal WNI dan WN Bangladesh Digagalkan Tim F1QR Lanal Dumai
- Kemenhub Luncurkan Pelayanan e-SID di KBRI Singapura, Ini Manfaatnya Bagi Pelaut
- Helo Milenial... Yuk Makan Ikan, Penuhi Protein Tubuhmu
- Presiden Prabowo Tebar Benih Ikan Nila, KKP Siapkan Panen Siklus Kedua BINS
- Hari Antikorupsi Sedunia 2024, PTP Nonpetikemas Dukung Tugas KPK
- Pelindo Siap Layani PLTU Binjeita di Perairan Wajib Pandu Labuan Uki
BCL Jaga Kesehatan Laut dan Tebar Sumber Kehidupan
Keterangan Gambar : Kementerian Kelautan dan Perikanan menggelar BCL di Indonesia bagian timur. Foto. KK)
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA : Kampanye pentingnya menjaga kesehatan laut sebagai sumber kehidupan maupun penopang pertumbuhan ekonomi, digaungkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Kali ini kegiatan Bulan Cinta Laut (BCL) mengampanyekan pentingnya menjaga kesehatan laut sebagai sumber kehidupan menyasar sejumlah wilayah pesisir di timur Indonesia yang ada di Maluku Utara dan Papua. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan bersih pantai dan laut dimulai dari Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, tepatnya di Pantai Kastela. Kegiatan dimulai pada Selasa (8/3/2022) melibatkan pemda dan berbagai lapisan masyarakat tersebut . Sebanyak 2,6 ton sampah dikumpulkan dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan BCL juga dilangsungkan di pantai SKPT Morotai, pulau kecil terluar dengan peserta puluhan pelajar dan sejumlah nelayan.
"Melalui gerakan kita bisa sampaikan kepada dunia, bahwa sampah dan kebersihan laut bukan hanya tanggung jawab masyarakat Morotai atau indonesia, tapi juga dunia," ujar Menteri Trenggono.
Sebagai pulau kecil terluar, sampah-sampah di Pulau Morotai tidak hanya berasal dari aktivitas masyarakat setempat, tapi juga sampah yang berbawa arus laut. Sehingga Menteri Trenggono berharap, kegiatan BCL dapat mendorong masyarakat setempat untuk rutin melakukan bersih-bersih pantai.
Dia juga meminta masyarakat yang tinggal pulau-pulau padat penduduk maupun di perkotaan untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam mengelola sampah yang dihasilkan.
"Satu hal dari kegiatan ini, yang perlu kita gerakkan menjadi kedisplinan kita semua. Pelajar, masyarakat, nelayan, kita semua, harus mencintai laut. Kalau laut kotor, akan mempengaruhi tangkapannya juga," kata Menteri Trenggono.
Kegiatan BCL menjadi salah satu wujud komitmen KKP dalam penanganan sampah plastik di laut dengan target pengurangan sampah plastik 70% hingga tahun 2025 sesuai mandat Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018. Saat ini, kebocoran sampah plastik ke lautan mengalami penurunan sebesar 15,3% dari periode tahun 2018 sampai dengan 2020.
PENGELOLAAN SAMPAH
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo mengungkapkan, kepedulian terhadap pengelolaan sampah terus ditingkatkan oleh pihaknya. Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup Indonesia berdasarkan BPS khususnya untuk pengelolaan sampah berada di angka 0,72, dari rentang 0–1.
"Artinya tingkat ketidakpedulian kita terhadap pengelolaan sampah tergolong tinggi. Inilah yang menjadi pemicu dan pemacu kebocoran sampah hingga masuk ke laut,” ujar Victor.
Victor menambahkan, sampah yang tidak dikelola dengan baik menjadi ancaman bagi laut dan akan berdampak kepada kehidupan manusia. Sampah plastik misalnya, jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan proses pelapukan menjadi berukuran kecil dan sangat kecil, mikro dan nano plastik yang akan merusak ekosistem pesisir dan termakan oleh biota laut. Hal ini menyebabkan produktivitas perairan laut akan menurun dan masuk ke rantai makanan sehingga berpotensi menimbulkan masalah pada kesehatan manusia.
Karenanya, KKP yang juga tergabung dalam Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sebagai koordinator terus menggandeng berbagai pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan laut.
“Untuk mendukung pelestarian lingkungan pesisir dan laut, pemerintah tidak bisa melakukan sendiri, perlu kerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dunia usaha, keterlibatan lembaga pendanaan serta masyarakat termasuk generasi muda. Kolaborasi dan kebersamaan dalam penanggulangan sampah di laut harus terus ditumbuhkan agar menjadi kebiasaan dan budaya,” pungkasnya.
Kegiatan Bulan Cinta Laut selanjutnya akan digelar di Raja Ampat, Papua Barat dan Bali. Kegiatan yang kick off pada akhir Januari lalu ini juga akan diikuti oleh pelajar hingga berbagai lapisan masyarakat. ( Fat/Oriz)
Write a Facebook Comment