- KKP Stop Aktivitas Reklamasi dan Pemanfaatan Ruang Laut 3 Perusahaan di Sultra
- KRI Bung Hatta-370 dan KRI Panah-626 Amankan Kapal Tanker Terobos Masuk Imdonesia
- Pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih di Bantul, KKP Bekali Warga Literasi Keuangan
- Buruan Pesan, Libur Nataru 2025-2026 Tiket Kapal PELNI Semua Rute Didiskon
- Nataru 2025-2026 Lintasan Telaga Punggur-Tanjung Uban Diprediksi Naik 15%, Ini Kesiapan ASDP
- PWI dan Kemenkop Siap Bersinergi Bangkitkan Ekonomi Rakyat Lewat Koperasi
- Presiden Resmikan 2 Jembatan, 2 Underpass, 1 Flyover: Perkuat Konektivitas Jalur Logistik
- Forum APFITA 2025, KKP Gaungkan Program Strategis Perikanan Berbasis Teknologi
- Prajurit TNI AL Siap Tempur, Siaga Tanggulangi Kejahatan di Lautan
- Perkuat Keselamatan Pelayaran, Kemenhub Kukuhkan 72 Orang Marine Inspector
National Marpolex 2025, Ratusan Personel dan 26 Kapal Siaga Hadapi Pencemaran Laut

Keterangan Gambar : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub melaksanakan Apel Gelar Pasukan National Marine Pollution Exercise (Marpolex) 2025 dan latihan penanggulangan pencemaran laut di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (18/11/2025). Foto: Ditjen Hubla
Indonesiamaritimenews.com (IMN), BATAM: Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan Apel Gelar Pasukan National Marine Pollution Exercise (Marpolex) 2025, Selasa (18/11/2025) di Batam, Kepulauan Riau. Latihan penanggulangan pencemaran laut melibatkan ratusan personel gabungan dan 26 kapal.
Marpolex 2025 ini digelar sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi insiden tumpahan minyak di laut, yang pada tahun ini secara spesifik berfokus pada jalu perairan Batam dan Kepulauan Riau.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang diwakili Direktur Kesatuan Pengawasan Laut dan Pelayaran (KPLP), Capt. Hendri Ginting, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas instansi untuk memastikan respons darurat yang efektif dan terkoordinasi.
Baca Lainnya :
- Gerakan Bersih-bersih Pantai Cisolok, Lanal Bandung dan DKP Jabar Rawat Lingkungan Laut0
- KKP Selaraskan Tata Ruang Pertahanan dalam Tata Ruang Laut Nasional0
- Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Pengelolaan Harta Karun Warisan Maritim Bawah Laut0
- Jadi Obvitnas, Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung Perkuat Pengamanan Kawasan0
- Pelindo Terminal Petikemas Bantu Pengembangan Budidaya Lobster di Ambon0
“Sinergi antarlembaga merupakan kunci keberhasilan respons keadaan darurat. Apel ini memastikan kesiapan personel, peralatan, dan efektivitas komando serta komunikasi dalam operasi penanggulangan,” tegasnya.
Tahun ini merupakan latihan skala nasional ke-16 yang bertujuan menguji dan mengevaluasi kemampuan serta prosedur penanggulangan tumpahan minyak di laut. Sebanyak 28 unsur termasuk ambulance yang berasal dari 17 institusi terlibat secara aktif, dengan total personel berjumlah kurang lebih 750 orang.
Ratusan personel yang diterjunkan antara lain Ditjen Perhubungan Laut, Komando Daerah Angkatan Laut IV, Polairud Polda Kepri, Basarnas, Damkar, Bakamla, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK), SKK Migas dan PT Bintang 99 Persada.
Sementara itu, 26 kapal ikut serta dalam latihan ini, di antaranya KN Trisula, KN Sarotama, KN Rantos, KN Catamaran 508, RIB Basarnas, KAL Mapur, dan Patkamla Lobam.
Dukungan Pemerintah Daerah
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Kepulauan Riau yang berlaku sebagai Inspektur Apel Marpolex 2025, Nyanyang Haris Pratamura, menyatakan dukungan penuh Pemerintah Daerah terhadap kegiatan latihan penanggulangan tumpahan minyak ini.
Ia mengungkapkan, Batam berada di jalur Selat Malaka dan Selat Singapura, yang menjadi salah satu jalur pelayaran tersibuk dunia sehingga berisiko tinggi terhadap insiden pencemaran lintas batas.
“Menjaga ruang laut dan keamanan maritim merupakan fokus utama bagi Provinsi Kepulauan Riau. Kami mendukung penuh peningkatan kesiapsiagaan nasional, karena setiap insiden di laut berdampak pada masyarakat dan ekonomi daerah,” ujarnya.
Wagub Nyanyang menuturkan, biasanya dalam kurun waktu bulan September sampai Februari terdapat potensi ancaman tumpahan minyak.
"Namun dalam dua tahun terakhir tidak ada insiden besar terkait pencemaran laut di Kepri berkat koordinasi erat Pemda dengan Ditjen Perhubungan Laut untuk menjaga maritim kita bersama," ucapnya.
Dalam kurun waktu bulan September sampai Februari terdapat potensi ancaman tumpahan minyak. "Namun dalam dua tahun terakhir tidak ada insiden besar terkait pencemaran laut di Kepri berkat koordinasi erat Pemda dengan Ditjen Perhubungan Laut untuk menjaga maritim kita bersama," ucapnya.
Wujud Komitmen Internasional
Sebagai anggota International Maritime Organization (IMO), Indonesia berkewajiban menjaga kesiapsiagaan nasional dalam penanggulangan pencemaran laut.
Direktur KPLP, Capt Hendri Ginting mengatakan, Indonesia juga wajib melaporkan setiap pelaksanaan latihan dan insiden pencemaran laut kepada IMO.
Hal ini, lanjutnya, dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi global dalam menjaga keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan laut.
“Keaktifan Indonesia dalam latihan kesiapsiagaan ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara maritim yang bertanggung jawab, berkomitmen pada standar internasional, dan siap menjaga keselamatan pelayaran global,” tutup Capt. Hendri Ginting. (Arry/Mar)











